PEMBAHASAN
A. BUDAYA ORGANISASI
Mulyadi (2010) budaya merupakan pandangan hidup yang dapat berupa
nilai- nilai, norma, kebiasaan, hasil karya, pengalaman dan tradisi yang
mengakar di suatu masyarakat dan mempengaruhi sikap serta perilaku setiap orang
atau masyarakat ssstersebut.
Aan
komariah (2004) budaya sebagai norma dan perilaku-perilaku yang disepakati oleh
sekelompok orang untuk bertahan hidup dan berada bersama yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normative yang mencakup pola-pola berpikir, merasakan,
dan bertindak.
Asmendri
(2012) organisasi adalah aktivitas dalam membagi bagi jenis pekerjaan,
menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan seluruh
perintah dan tanggung jawab kepada para pelaksana.
Muhamat
Fazis (2014) organisasi merupakan perkumpulan atau perhimpunan yang terdiri
dari dua orang atau lebih punya komitmen yang bersama dan ikatan formal
mencapai tujuan organisasi, dan terdapat hubungan antar anggota dan kelompok
dan antara pemimpin dan anggota yang dipimpin atau bawahan.
Muyadi
(2010) budaya organisasi serangkaian sikap,
nilai, persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu, suatu sistem dari
makna bersama.
Nanang Fattah (2012) budaya
organisasi merupakan pola nilai-nilai, kepercayaan, asumsi-asumsi, sikap-sikap,
dan kebiasaan seseorang atau kelompok manusai yang memengaruhi perilaku kerja
dan cara bekerja dalam organisasi.
Didin kurniadin(2009) budaya
organisasi merupakan sebuah system nilai, kepercayaan, dan kebiasaan-kebiasaan
dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi sehingga menghasilkan
norma-norma perilaku organisasi.
B. BUDAYA SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu
organisasi, memili budaya tersendiri yang dibentuk dan dipengaruhi oleh
nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan pendidikan, dan
perilaku orang yang berada didalamnya.
Sebagai suatu organisasi,
sekolah menunjukan kekhasan sesuai dengan core
bisnis yang dijalankan, yaitu pembelajara. Budaya sekolah semestinya
menunjukan kepabilitasan yang sesui dengan tuntutan pembelajaran, menumbuh
kembangkan peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Organisasi sekolah yang baik
menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan
penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuan secara merata dengan baik sesuai
dengan kemampuan, fungsi dan wewenang yang telah ditentukan melalui struktur
organisasi, orang akan mengetahui tugas dan wewenang kepala sekolah, tugas
guru, dan karyawan sekolah.
Demikian juga apakah disuatu
sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) seperti bagian UKS , bagian
perpustakaan, kepramukaansehingga akan memperlancar jalanya roda pendidikan
disuatu sekolah.
Dengan organisasi yang baik
dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang otoriter suasana kerja akan
menjadi lebih demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak
yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogik) dibidang
osis karena itu dalam pembentukan organisasi maka fungsi dan peranan osis tidak
boleh dilupakan.
Aan Komariah (2004) budaya
sekolah sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi melalui
nilai yang dianutnya, sikap yang
dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkanyadan tindakan yang ditunjukan
oleh personel sekolah yang membentuk suatu kesatuan khusus dari system sekolah.
C. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Fungsi budaya organisasi (Didin Kurniadin (2009)
1.
Memberikan identitas organisasi kepada anggotanya
2.
Memudahkan komitmen kolektif
3.
Mempromosikan stabilitas system social
4.
Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaanya.
D. PENGELOLAAN ORGANISASI
Pengelolaan organisasi Aan Komariah (2004)
1.
Apabila hubungan organisasi berada pada internal focus maka pengelolaan kultur didasarkan atas equity and humasn relation
2.
Ketika organisasi berada pada tahap hubungan external focus maka pengelolaan budaya harus diarahkan pada competitive performance
3.
Ketika hubungan organisasi beradapada tahap organization environment boundary focus maka pengelolaan budaya mendasarkan
diri pada inovasi dan fleksibilitas.
4.
Pada tahap hubungan inter-unit
focus, dasar pengelolaan dari budaya diarahkan pada corporate integration.
Dalam pengelolaan budaya organisasi menunjukan cara
yang berbeda-beda, pengelolaan budaya tidak saja diarahkan pada penciptaan
budaya produktif,tetapi juga memperhatikan dan berupaya merekayasa dan mengubah
budaya negative dalam upaya mencapai evektifitas organisasi. Dalam pengubahan
budaya merupakan tugas bersama dibawah kendali pemimpin organisasi.
Pengubahan budaya organisasi diarahkan pada pencapaian evektifitas
organisasi yang tinggi. Apabila budaya dirasakan menghambat gerak anggota
karena terdapat beberapa tata cara yang tidak relevan dengan tuntutan kerja
sama, pimpinan perlu responsive menata manajemen guna mencapai efektifitas yang
tinggi.
Aan komariah (2004) budaya
organisasi merupakan suatu kekuatan yang tidak terlihat tetai dapat memengaruhi
pikiran, perasaan, an tindakan orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi.
Budaya sekolah efektif
merupakan nilai-nilai, kepercayaan, dan tindakan sebagai hasil kesepakatan
bersama yang melahirkan komitmen seluruh personal untuk melaksanakanya secara
konsekuen dan konsisten.
E. BUDAYA SEKOLAH EFEKTIF
Sekolah efektif adalah
sekolah yang mempertunjukan standat tinggi pada prestasi akademis dan mempunyai
suatu kultur yang berorientasi tujuan, ditandai dengan adanya rumusan visi yang
ditetapkan dan dipromosikan bersama antara anggota school-administration, fakultas dan para siswa.
Budaya sekolah yang
diharapkan tumbuh pada sekolah efektif adalah yang mampu memberikan
karakteristik utama pada perlakuan sekolah terhadap peserta didik agar dapat
mencintai pelajaran sehingga mereka memiliki dorongan intrinsic untuk terus
belajar.
Budaya sekolah dipandang
sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk dari hasil saling memengaruhi
antara tiga factor, yaitu sikap dan kepercayaan orangyang berada disekolah dan
lingkunganluar sekolah, norma-norma budaya sekolah, dan hubungan antara
individu didalam sekolah.
Budaya sekolah efektif
menggambarkan ketiga factor tersebut berjalan secara sinergi sehingga diperoleh
program-program yang rasional diimplementasikan berdasarkan nilai-nilai
kemanusiaan, profesionalisme, dan pemberdayaan.
Efektifitas sekolah dapat
dinilai dari adanya upaya penciptaan budaya sekolah yang produktif, yaitu
budaya yang mendukung terhadap tumbuhnya pemberdayaan dan kemandirian personal
dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok.
Disamping itu, sekolah yang
berbudaya adalah sekolah yang senantiasa menumbuhkan kebanggaan kepada stakeholders, pada siswa tumbuh cinta
diri positif terhadapsekolah dan sangat membanggakan almaamternya. Budaya ini
harus ditumbuhkan agar terus melekat pada setiap personal yang berada
didalamnya., budaya tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi melalui
upaya manajemen dan pemimpin.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
budaya organisasi
merupakan pola nilai-nilai, kepercayaan, asumsi-asumsi, sikap-sikap, dan
kebiasaan seseorang atau kelompok manusai yang memengaruhi perilaku kerja dan
cara bekerja dalam organisasi.
Dalam pengelolaan budaya organisasi menunjukan cara yang berbeda-beda,
pengelolaan budaya tidak saja diarahkan pada penciptaan budaya produktif,tetapi
juga memperhatikan dan berupaya merekayasa dan mengubah budaya negative dalam
upaya mencapai evektifitas organisasi. Dalam pengubahan budaya merupakan tugas
bersama dibawah kendali pemimpin organisasi.
Efektifitas
sekolah dapat dinilai dari adanya upaya penciptaan budaya sekolah yang
produktif, yaitu budaya yang mendukung terhadap tumbuhnya pemberdayaan dan
kemandirian personal dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok.
Disamping itu,
sekolah yang berbudaya adalah sekolah yang senantiasa menumbuhkan kebanggaan
kepada stakeholders, pada siswa
tumbuh cinta diri positif terhadapsekolah dan sangat membanggakan almaamternya.
Budaya ini harus ditumbuhkan agar terus melekat pada setiap personal yang
berada didalamnya., budaya tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi
melalui upaya manajemen dan pemimpin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Asmendri, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah, STAIN Batusangkar
Press, 2012
Fazis Muhamat, Manajemen Organisasi, STAIN
Batusangkar Press, 2014
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, UIN-Maliki Press, 2010
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bumi Aksara,
Jakarta,2010
Kurniadin Didin, Manajemen Pendidikan,
Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2012
Komariah Aan, Visionary Leadership, Bumi Aksara, Jakarta, 2004
No comments:
Post a Comment