PEMBAHASAN
Pembiayaan
Sarana Prasarana
A.
Konsep dan Ruang Lingkup Tentang Sarana Prasarana Pendidikan
1.
Pengertian Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana prasana
merupakan bagian intekral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran disuatu
pendidikan mempunyai fungsi dan peran dalam pencapaian kegiatan pembelajaran
sesuai kurikulum satuan pendidikan.agar sarana prasarana tepat guna dan berdaya
guna (efektif dan efisien), diperlukan suatu analisis kebutuhan yang tepat
dalam perencanaan pemenuhannya.secara etimologis (bahasa) prasarana berarti
alat tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya
lokasi/tempat,bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang dan lain –lain.sedangkan
sarana berarti merupakan alat langsung
untuk meencapai tujuan pendidikan.misalnya,ruang, buku, perpustakaan, laboratorium.
Dengan demikian
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa adminitrasi sarana dan prasarana
pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai suatu pendidikan itu
sendiri. Menurut Dede Hamdani (Dalam Indra Bastian, 2015:293) pembiayaan
pendidikan adalah” sebuah kompleksitas, yang di dalamnya akan terdapat saling
keterkaitan pada setiap komponen, yang memiliki rentang yang bersifat makro
(satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional), yang meliputi sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya, efektivitas dan
efesiensi dalam penggunaan dana, akuntabilitas hasil penggunaannya yang di ukur
dari perubahan yang terjadi pada semua tataran, khususnya sekolah, dan
permasalah-permasalahan yang terkait dengan pembiayaan pendidikan”.
Menurut Mulyasa
(2005:167), pembiayaan pendidikan adalah pengelolaan atau segala proses
keuangan di sekolah atau madrasah (lembaga pendidikan) guna memaksimalkan
pencapaian tujuan kegiatan sekolah.Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah upaya mengumpulkan dana untuk
membiayai operasional dan pengembangan pendidikan, untuk meningkatkan kualitas
sdm, sehingga mampu bekerjasama dilingkup lokal, regional, nasional, maupun
internasional.
2.
Pengunaan Alat Sarana Prasarana Pendidikan Yang Tepat
Prasarana
pendididkan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang proses pendidikan disekolah.dalam pendidikan misalnya lokasi atau
tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya.sedangkan
sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan,dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah seperti ruang,
buku, perpustakaan, labolatorium dan sebagainya.
a. Alat pelajaran
Merupakan alat
– alat yang digunakan untuk rekam merekam bahan pelajaran atau alat pelaksanaan
kegiatan belajar yang disebut dengan kegiatan merekam berupa menulis, mencatat,
melukis, alat pelajaran digunakan guru untuk penulis pembelajaran termasuk juga
kapur atau spidol dan penghapus papan tulis.
b.
Alat peraga
Merupakan alat
yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan, menjadi terlihat)seperti: manusia
mempunyai raga (jasmani, fisik ) karena manusia terlihat.dengan kata lain,
bagian raga dari makhluk manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat,
(bagian dari tubuh manusia juga bisa dilihat, tentu saja jika dibedah). Jadi,
intinya meragakan adalah menjadikan sesuatu yang tak terlihat menjadi terlihat.
3.
Konsep dan Ruang Lingkup Pembiayaan dalam Pendidikan
UUSPN No. 20
tahun 2003 menyatakan pendidikan adalah usaha sad ar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirirnya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari sekian
sumber daya pendidikan yang dianggap penting adalah uang. Uang dipandang ibarat
darah dalam tubuh manusia yang mati hidupnya ditentukan oleh sirkulasi darah
dalam tubuh. Oleh karena itu, uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien
agar membantutu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi yang
akan menghasilkan manusia- manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangunan. Pendidikan di
pandang sebagai sector public yang dapat melayani masyarakat dengan berbagai
pengajaran, bimbingan dan latihan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Manajemen
pembiayaan dalam lembaga pendidikan berbeda dengan manejemen pembiayaan
perusahaan yang berorientasi profit atau laba.
Secara
sederhana managemen keuangan adalalah dapat diartikan sebagai suatu proses
melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang
lain,dengan mempertimbangkan aspek afektivitas dan efisensi yang berkaitan
dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktivitas dengan beberapa tujuan
yang dimu;ai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan
pengawasan.manajemen keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam lembaga
pendidikan karena berhubungan langsung dan saling berkaitan dengan komponen –
komponen lain seperti manajemen kurikulum, manajemen sarana prasarana, majemen
siswa, manajemen tenaga kependidikan, dan sebagainya.
Pembiyaan
sarana prasarana itu adalah semua komponen yang secara langsung dan tidak
langsung akan dapat menunjang jalan nya proses jalannya pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.Sumber
daya manusia tidak semata- mata dianggap sebagai faktor produksi melainkan
penggerak sistem produksi secara menyeluruh ( Nanang fatah, 2000:17 ).
Investasi di bidang sumber daya manusia sangat penting bagi laju pembangunan
suatu Negara. Investasi tersebut di konkritkan dengan menyelenggarakan
pendidikan baik formal maupun nonformal.
Di Indonesia anggaran pendidikan dan
sasaran pendidikan tidak tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
Anggaran pendidikan di Indonesia saat ini baru 1,3% GNP. Jumlah yang sangat
kecil dibandingkan dengan Negara lain seperti Malaysia yang mencapai 5,2%,
Thailand 4,4%, dan Vietnam 2,7%. Anggaran tersebut berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pendidikan apabila anggaran tersebut digunakan secara
efektif dan efesien. Satuan pendidikan beserta seluruh personelnya harus diberi
kepercayaan dan tanggung jawab yang leluasa untuk menggunakan dana pendidikan
sesuai dengan kondisi lingkungan masing- masing.
4.
Sumber Keuangan Sekolah
a
Orang Tua
Kontribusi
orang tua semakin penting pada saat pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk
membiayai kebutuhan sekolah yang memadai, seperti yang biasa dialami oleh
negara berkembang.Namun demikian dinegara yang pemerintahannya mampu pun
terkadang orang tua masih ingin menyumbang, misalnya alat transportasi,
komputer, dan biaya untuk kunjungan belajaar karena mereka menghendaki anak
mereka memperoleh pendidikan yang terbaik.
b.
Pemerintah Pusat
Pemerintah
Pusat membantu sekolah secara financial dalam beberapa cara seperti:
1) Memberikan dana
hibah untuk sekolah
2) Membayar gaji
para guru
3) Membiayai
proyek bangunan dan rehabilitasi sekolah untuk daerah tertentu
a)
Pemerintah Daerah
Dana ini
berasal dari pendapatan yang dikumpulkan daerah berupa pajak yang dikumpulkan
didaerah.
b)
Masyarakat
Kelompok
masyarakat Pemerintah Daerah biasanya merupakan sumber keuangan uang bagi
sekolah. Mereka digerakkan oleh pemimpin masyarakat setempat untuk tugas
terentu. Pemimpin masyarakat setempat mengarahkan warganya untuk membangun
pelaksanaan: Proyek pembangunan sekolah., Memberikan hibah tanah untuk
kepentingan sekolah
c)
Fasilitas Sekolah
Fasilitas
sekolah dapat menghasilkan uang yang besar jumlahnya, misalnya dengan jalan:
Menyewakan aula, Menyewakan tempat bermain(lapangan olahraga), Membuka jasa
photo copy.
d)
Siswa
Siswa dapat
menjadikan sumber keuangan yang baik. Hal ini tergantung pada kondisi sekolah
dan kemampuan manajerial pimpinan sekolah dan stafnya. Cara yang dapat ditempuh
untuk memanfaatkan siswa seperti, Kegiatan pengumpulan dana seperti pergelaran
seni, tari-tarian, drama, pertandingan, pameran atau bazar dan pencarian
donatur untuk amal.
e)
Pemilik Sekolah Atau Yayasan
Sebagian
sekolah dibangun oleh badan-badan keagamaan atau yayasan usaha sosial yang
bukan pemerintah. Pembangunan dan pembukaan sekolah tersebut biasanya
mengandung tujuan khusus, biasanya menyangkut kesejahteraan moral dan spiritual
anak-anak. Badan atau yayasan seperti ini memberikan bantuan pada sekolah
dengan berbagai cara misalnya: melalui penyedian tanah dan bangunan, peralatan
serta tenaga.
Untuk terselenggaranya suatu
pendidikan, diperlukan pembiayaan yang bersumber baik dari pemerintah, orang
tua, murid, masyarakat, maupun institusi- institusi lainnya seperti organisasi
regional maupun internasiaonal. Upaya- upaya yang dilakukan untuk menggali dana
ke semua pihak sumber pembiayaan pendidikan antara lain:
a.
pemerintah
pusat dan daerah : mengusahakan agar alokasi untuk sector pendidikan
diperbesar, pemanfaatan dana secara efektif dan efisien, dan mengusahakan adanya
alokasi bagi sector pendidikan yang di ambil dari pajak umum
b.
orang
tua peserta didik : menyadarkan orang tua agar mau dan tertib membayar spp dan
pendanaan lainnya yang diijinkan pemerintah
c.
masyarakat
: mengajak dunia usaha untuk tersedia sebagi fasilitator praktik peserta didik,
menghmbau dunia usaha agar bersedia memberikan dana yang lebih beser untuk
dunia pendidikan
d.
pihak
lain (institusi) : mengusahakan bentuk kerja sama yang tidak saling mengikat
namun menguntungkan serta mempertimbangkan bentuk- bentuk pinjaman agar tidak
memberatkan di kemudian hari
e.
dana
hasil usaha sendiri yang halal : seperti penyewaan alat, koperasi, kopma.
5.
Kategori Biaya Pendidikan
Dalam kaitannya dengan biaya pendidikan, Thomas (dalam
mulyasa, 2010)
mengungkapkan kategori biaya
pendiidkan yaitu:
a.
Biaya Langsung Dan Tidak Langsung
Direct cost (biaya langsung) yaitu biaya yang langsung berproses dalam produksi
pendidikan di mana biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Biaya langsung akan berpengaruh terhadap output pendidikan. Biaya langsung
terdiri atas biaya pembangunan dan biaya rutin.
Indirect cost (biaya tidak langsung) adalah
pengeluaran yang tidak secara langsung mendukung proses pendidikan
tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di
sekolah, meliputi biaya hidup, transportasi, biaya jajan, biaya kesehatan,
dan biaya-biaya lainnya.
b.
Biaya Masyarakat Dan Biaya Pribadi
Biaya
masyarakat dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah biaya yang
harus dibayar oleh masyarakat untuk pendidikan, baik melalui sekolah maupun
melalui pajak yang dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai
pendidikan. Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk
membiayai sekolah anaknya dalam bentuk uang sekolah, uang kuliah, pembelian
buku, dan dana hidup siswa.
Anggaran dasar pengeluaran merupakan
jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Berdasarkan sifatnya, pengeluaran dokelompokkan menjadi dua,
antara lain :
1) Pengeluaran yang bersifat rutin,
misalanya pengeluaran pelaksanaan pelajaran, pengeluaran tata usaha sekolah,
pemeliharaan sarana/prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai, administrasi,
pembinaan teknis edukatif, pendataan.
2) Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/
pembanguna.contoh pengeluaran tidak rutin : pembangunan gedung, pengadaan
kendaraan dinas, dan lain sebagainya.
Untuk menyusun suatu perencanaan
pembiayaan atau yang biasa disebut dengan rencana anggaran, hal- hal yang harus
diperhatiakan :
1) Mengidentifikasi kegiatan- kegiatan yang
akan dilakukan selama periode anggaran
2)
Mengidentifikasikan
sumber- sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang
3)
Semua
sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada dasarnya merupakan pernyataan
financial.
4)
Memformulirkan
anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan diperginakan oleh
instansi tertentu.
5)
Menyusun
usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pehak yang berwenang
6)
Melakukan
revisi usulan anggaran
7)
Persetujuan
revisi anggaran
8)
Pengesahan
anggaran
Hal – hal yang berpengaruh terhadap
pembiayaan pendidikan antara lain: pertama, faktor ekternal, terdiri atas
berkembangnya demokrasi pendidikan, kebijakan dan kebijaksanaan pemerintah,
tuntutan akan pendidikan, dan adanya inflansi. Kedua, faktor internal, terdiri
atas tujuan pendidikan, pendekatan yang digunakan, materi yang disajikan, serta
tingkat dan jenis pendidikan. Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah asas–
asas dalam anggaran, terdiri dari :
1)
Asas
platfond, bahwa anggaran belanja yang diminta tidak melebihi jumlah tertinggi yang
telah ditentukan
2)
Asas
pengeluaran berdasarkan mata anggaran
3)
Asas
tidak langsung, yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerimaan uang tidak boleh
digunakan secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran.
c.
Pendekatan Biaya Satuan Pendidikan
Menurut Baharuddin (2010), ada beberapa pendekatan dalam biaya satuan
pendidikan yaitu:
1)
Pendekatan Makro
Pendekatan
makro, mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan
yang diterima dari berbagai sumber dana, kemudian dibagi jumlah peserta didik.
2)
Pendekatan Mikro
Pendekatan
mikro, mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran
perkomponen pendidik yang digunakan oleh peserta didik.
B.
Fungsi Pembiayaan Pendidikan
Menurut
Baharuddi (2010), fungsi pembiayaan pendidikan yaitu:
1.
Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efesien,
dalam artian, dana yang diperoleh, dapat digunakan untuk pencapaian tujuan
tertentu yang diinginkan.
2.
Memungkinkan ketercapaian
kelangsungan hidup lembaga pendidikan
3.
Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, atau penyimpangan
penggunaan dana dari rencana semula.
4.
Mengambarkan target-target yang akan dicapai sekolah atau madrasah
(puslitbang, 2005:133-134).
C.
Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan
Menurut
Asbullah(Dalam
Mulyasa), paling tidak
ada 3 persoalan pokok manajemen pembiayaan pendidikan yaitu:
1.
Financing, menyangkut dari mana sumber biaya diperoleh
2.
Budgeting, menyangkut bagaimana dana pendidikan dialokasikan
3.
Accountability, bagaimana anggaran diperoleh digunakan dan
dipertanggungjawabkan.
Dalam melaksanakan anggaran pendidikan,
hal yang perlu dilakukan adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan
mencakup dua hal yaitu : pengurusan yang menyangkut kewenangan yang menentukan
kebijakan menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak lanjutnya, yakni
menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Ada beberapa komoponen yang perlu
dibiayai dengan menggunakan uang dari dana belajar. Komponen- komponen tersebut
meliputi :
1.
Honorarium
untuk pemimpin/penanggung jawab edukatif
2.
Honorarium
untuk sumber belajar
3.
Honorarium
untuk pemimpin umum lembaga diklusemas
4.
Honorarium
untuk piƱata usaha dan pembantu – pembantu
5.
Biaya
perlengkapan dan peralatan
6.
Biaya
pemeliharaan prasarana dan sarana
7.
Biaya
sewa/kontrak
8.
Dana
untuk pengembangan usaha lembaga diklusemas
9.
Biaya-
biaya lain untuk pengembangan dan biaya tak terduga
Selain itu terdapat usaha- usaha yan
bersifat pengabdian terhadap masyarakat yang membutuhkan dana, kegiatan itu
antara lain :
1.
Pemberian
keringana uang kursus bagi warga belajar yang kurang mampu
2.
Usaha-
usaha untuk meningkatkan kemampuan mengajar tenega sumber belajar
3.
Kegiatan-
kegiatan yang bersifat pengabdian bagi kepentingan masyarakat sekitar
4.
Kesediaan
mengelola kerja usaha atau megang diklusemas
D. Pengawasan
pelaksanaan pembiayaan pendidikan
Kegiatan pengawasan
pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan yang berkenaan dengan
kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpana, dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihaj- pihak yang berwenang.
Menurut Nanang Fatah pengawasan
pembayaran pendidikan bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi
biaya dan tingkat penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri
dari :
1. Memantau (monitoring)
2. Menilai
3. Melaporkan hasil temuan, baik pada
kinerja actual maupun hasilnya
Menurut Nanang Fatah, langkah atau
tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan adalah sebagai berikut :
1. Penetapan standar atau patokan, baik
berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya maupun waktu.
2.
Mengukur
dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan standar yang telah
ditetapkan
3.
Menentukan
tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi rekomendasi
Pada pola pemerintahan, setiap unit yang
ada dalam depertemen mempertanggungjawabkan pengurusan uang ini kepada BPK
(Badan Pengawasan Keuangan) melalui departemen masing- masing. Pemeriksaan
sebenarnya tidak hanya dilakukan setelah anggaran direalisasikan namun juga
sebelumnya (pemeriksaan anggaran preaudit).
E. Rencana
anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS)
Penyususna RAPBS sebaiknya menggunakan
analisis SWOT, baik dari segi hokum, tuntutan zaman, keberadaan sekolah (visi
dan misi), stakeholder, dan output yang diharapkan. Tujuan penyususna anggaran
ini selain sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai
pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang – uang yang diterima.
Sekolah swasta tidak terikat oleh dana
pemerintah terlalu banyak. Karena mereka lebih leluasa menyusun RAPBS-nya.
RAPBS disusun dengan melalui proses tertentu, yang besar kecilnya didasarkan
atas kebutuhan minimum setiap tahun, dan perkiraan pendapatannya berpedoman
pada penerimaan tahun yang lalu.
F. Strategi
pembiayaan pendidikan
Strategi secara
sederhana didefenisikan sebagai keputusan atau tindakan yang berusaha untuk
mencapai sasaran organisasi. Strategi itu sendiri dipengaruhi oleh misi
organisasi atau lembaga (sekolah) dan lingkungannya.
Strategi pembiayaan pendidikan dalam
penyusunan RAPBS di mulai dengan mengkaji perubahan peraturan perundang-
undang, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang,
dalam hubungan ini pemberian kewenangan kepada kepala sekolah (otonomi) untuk
mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya yang sangat
strategis. Konsep strategi menurut Arnaldo C. Hax dan Nicholas S. Majluf dalam
bukunya The strategi concept and process: A pragmatic Approach, 1991 dikutip
menurut Fatah (2009: 55) ada 6 konsep strategi yaitu sebagai berikut :
1. Suatu pola yang integrity coherent, dan
menyatu diantara setiap komponen.
2. Menetukan dan mengembangkan tujuan
lembaga yang dinyatakan dalam sasaran jangka pendek, jangka menengah, jangkah
panjang, program dan pioritasisasi dari alokasi sumber- sumber daya pendidikan
3. Memilih jenis kemampuan, keterampilan,
pengetahuan apa saja yang mungkin akan diperlikan oleh masyarakat di masa yang
akan datang
4. Merespons dengan cepat semua peluang dan
ancama, keselamatan dan keunggulan yag ada di bidang lembaga pendidikan
5. Membangun komitmen dari semua pihak,
siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah, unit- unit dinas DIKNAS sampai
internal sekolah (kepala sekolah, guru dan siswa) untuk bersama- sama
meningkatkan mutu sekolah.
6. Menentukan tingkatan konstribusi dari
setiap input pendidikam yang bermuatan biaya terhadap mutu pendidikan atau
prestasi belajar siswa dan angka permintaan masyarakat terhadap lulusan
sekolah.
G. Mengelolah
atau memenej pembiayaan pendidikan di sekolah
1.
Sumber
dana yang diperlukan dalam pembiayaan pendidikan
Pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana
dengan baik karena mendapatka dukungan dalam pembiayaan pendidikan.
2. Alokasi dana dalam pembiayaan pendidikan
Dana yang di alokasikan berdasarkan
kebutuhan sekolah dalam pembiayaan pendidikan.
H.
Model Pembiayaan Pendidikan
Menurut Indra Bastian, Model pembiayan pendidikan yaitu:
1.
BOS
2.
BKM
3.
BKG
4.
Imbalan Swadaya
5.
Green school, khusus untuk SMK yang digunakan untuk pengadaan
sarana dan prasarana.
6.
Biss mutu, untuk SMA yang digunakan untuk peningkatan mutu dananya
Rp. 100.000.000
7.
Zakat dan wakaf
8.
Bantuan orang tua siswa
9.
Dana rehab, untuk Sekolah Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra,
2015, Akuntansi Pendidikan, Yogyakarta: BPFE
Baharuddin.
Makin, Moh, 2010, Manajemen Pendidikan Islam, Malang: MALIKI PRESS
Mulyasa, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Fattah Nanang, 2004, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan
Dewan Sekolah, Bandung, Pustaka Bani Quraisy
Barnawi, 2015, Manajemen
Sarana Prasarana, Yokyakarta, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbit
Bafadel, Ibrahim,2003, Manajemen Sarana Prasarana, Jakarta, PT Bumi
Aksara
Makawimbang H
Jerry,2012,kepemimpinan pendidikan yang bermutu,Bandung :AlfABETA
Suhardan
Dadang,202,Ekonomi dan pembiyaan pendidikan,Bandung,ALFABETA
http://pendidikan admistrasi.blogspot.com /2012/02 manajemen sarana prasarana
pendidikan.html
http:// muhfathurrohman.
Word press.com/tag/manajemen sarana prasarana
No comments:
Post a Comment