Tuesday, April 19, 2016

Kepemimpinan Sekolah Efektif






PEMBAHASAN
A.    Perubahan Sosial dan Gaya Kepemimpinan
1.      Perubahan Social
Menurut Komariah dan Triatna (2008:73), perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan yang terus menerus, sehingga filsafat “perubahan merupakan sesuatu yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Perubahan yang terus-menerus dialami manusia dalam menjalani kehidupan, melahirkan pemikiran-pemikiran teoritis tentang perubahan manusia yang dikenal dengan perubahan sosial. Teori perubahan sosial menyatakan bahwa faktor penyebab perubahan sosial adalah (2008:73) :
a.       Biologis
b.      Kebudayaan
c.       Teknologi
Kategorisasi tersebut terjadi antara lain dipengaruhi dan didorong oleh(2008:73) :
a.       Kontak dengan kebudayaan lain
b.      Sistem pendidikan
c.       Sikap menghargai hasil karya orang lain
d.      Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
e.       Sistem pelapisan sosial yang terbuka
f.       Penduduk yang heterogen
Perubahan sosial sebagaimana sifatnya yang abadi, akan selalu terjadi dan pasti terjadi. Demikian pula halnya pada organisasi sebagai organisasi terbuka yang memiliki ciri kumpulan orang-orang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama, mengalami teori perubahan organisasi mulai dari orientasi, teknologi, struktur, dan manajemennya. Salah  satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang sentralistis diganti dengan sistem manajemen desentralistis melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini menuntut perubahan berbagai komponen dalam organisasi dan juga gaya kepemimpinan. Artinya, dalam situasi yang tidak menentu, penuh dengan perubahan dan ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik, sekaligus dapat mengembangkan keahliannya dalam bidang kepemimpinan.
Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era desentralisasi, yaitu kepemimpinan transaksional, kepemimpinan trasformasional, dan kepemimpinan visioner.
2.      Gaya Kepemimpinan
Menurut Asmendri (2012:210), gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsi-fungsi kepemimpinan atau mempengaruhi para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa gaya atau tipe kepemimpinan yaitu (2012:210) :
a.       Tipe Otoriter
Perilaku pemimpin dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa. Biasanya pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan tidak menghargai pendapat ide dan inspirasi bawahan.
b.      Tipe Demokratis
Pemimpin berusaha untuk melibatkan kelompok dalam pengambilan keputusan, menghargai inisiatif, pendapat dan ide dari anggota kelompok, lebih mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi dan adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dan biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah.
c.       Tipe Laizes Faire
Pada tipe kepemimpinan ini, pemimpin seperti tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinannya tidak tampak.
d.      Tipe Pseudo Demokratis
Seorang pemimpin yang mempunyai tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis, padahal sebenarnya tidakannya bersifat otoriter atau absolut.
Menurut mulyadi (2010: 45), tipetipe kepemimpinan yaitu:
a.       Pemimpin otoriter
Kepemimpinan otoriter bertolak diri anggapan bahwa pemimpinlah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap organisasi.
b.      Pemimpin demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai.
c.       Pimpinan permisif
Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh.

B.     Kepemimpinan Transaksional
Menurut Komariah dan Triatna (2008:75), kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang di emban bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian.
Pola hubungan yang dikembangkan kepemimpinan transaksional adalah berdasarkan suatu sistem timbal balik yang sangat menguntungkan para pengikutnya dan pemimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja dari pada pengikutnya tersebut. Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin transaksional percaya bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya daripada harus memikul sendiri tanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang diambil.
Pemimpin bercirikan transaksi, enggan membagi pengetahuannya kepada staf karena menganggap pengetahuan tersebut dapat dijadikan alat koreksi atau menjadi pengkritik moral yang kuat bagi perbaikan iklim kerja yang terlalu berorientasi tugas dan sedikit mengabaikan aspek-aspek kepribadian manusia.

C.    Kepemimpinan Transformasional
Menurut Komariah dan Triatna (2008:77), kepemimpinan transformasional hadir untuk menjawab tantangan zaman yang penuh dengan perubahan. Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya  memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Pemimpin transformasional adalah agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada.
Muhyi (2011:38), kepemimpinan transformasional dapat dipandang secara makro dan mikro, kepemimpinan transformasional sebagai proses  mempengaruhi antar individu, sementara secara makro merupakan proses memobilisasi kekuatan untuk merubah sistem sosial dan mereformasi kelembagaan. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid, membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.
Menurut Widdah, Suryana dan Musyaddad, perubahan harus dapat ditransformasi oleh organisasi dan menjadikan anggota organisasi menjadi bagian di dalamnya. Peran  seorang pemimpin pembaharuan menyangkut hal-hal strategis sebagai berikut (2012:85) :
1.      Memperbaiki penampilan SDM dan sumber daya yang lain, serta untuk memperbaiki kualitas, meningkatkan hasil, dan secara simultan untuk menimbulkan kebanggaan semangat kerja para bawahan.
2.      Tidak hanya menemukan dan mencatat kegagalan SDM, melainkan untuk menghasilkan sebab-sebab kegagalan, membantu bawahan untuk melakukan tugas yang lebih baik.
3.      Menciptakan suatu lingkungan kerja yang produktif, menampilkan kepemimpinan yang inovatif, dan melatih para bawahan demi melaksanakan tugas.
                                                                                                       
D.    Kepemimpinan Visioner
1.      Konsepsi Visionary Leadership
Menurut Komariah dan Triatna (2008:81),  Kepemimpinan visioner salah satunya ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak  dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders  yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau di wujudkan melalui komitmen semua personil.
a.         Visionary  leadership harus memahami konsep visi
Visi adalah idealisasi pemikiran tentang masa depan mengenai organisasi/ sekolah yang merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi.
b.        Visionary  leadership harus memahami karakteristik dan unsur visi
Karakteristik visionary  leadership, Komariah dan Triatna ( 2008: 84) adalah
1)         Ringkas : bahwa statement visi tidak tidak dirumuskan dalam kalimat yang panjang lebar, tetapi secara ringkas, mudah dibaca, mudah dipahami, dan dapat sering dikomunikasikan.
2)         Kejelasan : visi yang jelas, tidak mengandung penafsiran yang berbeda-beda dari pembacanya.
3)         Abstraksi : bahwa visi bukan tujuan operasinoal yang hanya dapat diupayakan dan diraih dalam waktu yang pendek, tetapi pernyataan ideal tentang cita-cita sekolah/ organisasi yang mengakomodasi kemajuan organisasi.
4)         Tantangan : sebuah visi yang baik dirumuskan dengan pernyataan yang menantang kemampuan personel.
5)         Orientasi masa depan : visi adalah masa depan.
6)         Stabilitas : visi bukan statement yang mudah berubah karena ia dapat mengakomodasi perubahan, kepentingan, dan keinginan organisasi dan individu dalam jangka waktu yang relatif panjang sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi tidak membuat terancamnya visi organisasi.
7)         Disukai : visi harus disukai.

Unsur-unsur visionary  leadership Komariah dan Triatna, (2008: 86)  adalah
1)         Nilai
Mengartikan nilai secara tegas dan jelas bukan hal yang mudah, dikarenakan nilai sangat relatif dan tak berwujud bagi setiap orang. Nilai mempunyai fungsi utama yaitu sebagai ukuran baku yang mengarahkan kegiatan seseorang, sebagai rencana umum untuk menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan, sebagai fungsi motivasi.
2)      Misi
Misi adalah rumusan langkah-langkah yang merupakan kunci untuk berinisiatif, mengevaluasi, dan mempertajam bentuk-bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam visi.
3)         Tujuan / sasaran
Tujuan merupakan hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang melalui kegiatan-kegiatan sekarang yang diarahkan.
c.         Visionary  leadership harus memahami tujuan visi
Tujuan dari visi visionary  leadership dalam Depdikbud, yaitu
1)         Kesatuan pandangan akan tercapai, dan dengan kesatuan itu usaha peningkatan mutu dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, konsisten, dan berkesinambungan
2)         Pemahaman tentang masa depan lebih mantap
3)         Usaha-usaha peningkatan mutu dapat lebih terarah

2.      Langkah-langkah visionary leadership, Komariah dan Triatna (2008: 90)
a.       Penciptaan visi
Visi tercipta dari kreativitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/ personel lain, yaitu berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama.
b.      Perumusan visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua persone dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita, dan keinginan pribadi dipadukan dengan cita-cita/ gagasan personel lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi.
c.       Transformasi visi
Transformasi visi merupakan kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif.
d.      Implementasi visi
Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi ke dalam tindakan.





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Perubahan Social dan Gaya Kepemimpinan
Menurut Komariah dan Triatna (2008:73), perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan yang terus menerus, sehingga filsafat “perubahan merupakan sesuatu yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
2.      Kepemimpinan Transaksional
Menurut Komariah dan Triatna (2008:75), kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang di emban bawahan.
3.      Kepemimpinan Transformasional
 Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid, membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.
4.      Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders  yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau di wujudkan melalui komitmen semua personil.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Asmendri.2012.Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/ Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press
Komariah, Aan dan Cepi Triatna . 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.  Jakarta: PT Bumi Aksara
Muhyi, Encep Safrudin. 2011. Kepemimpinan Pendidikan Transformasional . Jakarta: Diadit Media Press
Mulyadi.2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah.Malang:UIN-Maliki Press
Widdah, Minnah El,Asep Suryana Dan Kholid Musyaddad. 2012.Kepemimpinan Berbasis Nilai Dan Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta
                                                                         

No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran