PEMBAHASAN
A.
Perubahan Sosial dan Gaya Kepemimpinan
1.
Perubahan Social
Menurut
Komariah dan Triatna (2008:73), perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya
perubahan yang terus menerus, sehingga filsafat “perubahan merupakan sesuatu
yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Perubahan yang terus-menerus dialami manusia dalam menjalani kehidupan,
melahirkan pemikiran-pemikiran teoritis tentang perubahan manusia yang dikenal
dengan perubahan sosial. Teori perubahan sosial menyatakan bahwa faktor
penyebab perubahan sosial adalah (2008:73) :
a. Biologis
b. Kebudayaan
c. Teknologi
Kategorisasi
tersebut terjadi antara lain dipengaruhi dan didorong oleh(2008:73) :
a. Kontak dengan
kebudayaan lain
b. Sistem
pendidikan
c. Sikap
menghargai hasil karya orang lain
d. Toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
e. Sistem
pelapisan sosial yang terbuka
f. Penduduk yang
heterogen
Perubahan
sosial sebagaimana sifatnya yang abadi, akan selalu terjadi dan pasti terjadi.
Demikian pula halnya pada organisasi sebagai organisasi terbuka yang memiliki
ciri kumpulan orang-orang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama,
mengalami teori perubahan organisasi mulai dari orientasi, teknologi, struktur,
dan manajemennya. Salah satu perubahan
yang mendasar dalam organisasi pendidikan adalah sistem manajemen yang
sentralistis diganti dengan sistem manajemen desentralistis melalui
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini menuntut
perubahan berbagai komponen dalam organisasi dan juga gaya kepemimpinan.
Artinya, dalam situasi yang tidak menentu, penuh dengan perubahan dan
ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik, sekaligus dapat
mengembangkan keahliannya dalam bidang kepemimpinan.
Terdapat tiga
jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era
desentralisasi, yaitu kepemimpinan transaksional, kepemimpinan trasformasional,
dan kepemimpinan visioner.
2.
Gaya Kepemimpinan
Menurut
Asmendri (2012:210), gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pemimpin dalam
melaksanakan tugas dan fungsi-fungsi kepemimpinan atau mempengaruhi para
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa gaya
atau tipe kepemimpinan yaitu (2012:210) :
a.
Tipe Otoriter
Perilaku
pemimpin dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa. Biasanya pemimpin ini
bertindak sebagai penguasa tunggal tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan
keputusan, dan tidak menghargai pendapat ide dan inspirasi bawahan.
b.
Tipe Demokratis
Pemimpin berusaha
untuk melibatkan kelompok dalam pengambilan keputusan, menghargai inisiatif,
pendapat dan ide dari anggota kelompok, lebih mementingkan kepentingan bersama
dari pada kepentingan pribadi dan adanya pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab dan biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah.
c.
Tipe Laizes Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini, pemimpin seperti tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan
sifat kepemimpinannya tidak tampak.
d.
Tipe Pseudo Demokratis
Seorang
pemimpin yang mempunyai tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis, padahal
sebenarnya tidakannya bersifat otoriter atau absolut.
Menurut mulyadi (2010: 45), tipetipe kepemimpinan yaitu:
a.
Pemimpin otoriter
Kepemimpinan
otoriter bertolak diri anggapan bahwa pemimpinlah yang memiliki tanggung jawab
penuh terhadap organisasi.
b.
Pemimpin demokratis
Tipe
kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan
kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai.
c.
Pimpinan permisif
Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya
serba boleh.
B.
Kepemimpinan Transaksional
Menurut
Komariah dan Triatna (2008:75), kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan
yang menekankan pada tugas yang di emban bawahan. Pemimpin adalah seseorang
yang men-design pekerjaan beserta
mekanismenya, dan staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan
kemampuan dan keahlian.
Pola hubungan
yang dikembangkan kepemimpinan transaksional adalah berdasarkan suatu sistem
timbal balik yang sangat menguntungkan para pengikutnya dan pemimpin menemukan
penyelesaian atas cara kerja dari pada pengikutnya tersebut. Dalam melaksanakan
peran kepemimpinannya, para pemimpin transaksional percaya bahwa orang
cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnya
dan pemecahan masalahnya daripada harus memikul sendiri tanggung jawab atas
segala tindakan dan keputusan yang diambil.
Pemimpin
bercirikan transaksi, enggan membagi pengetahuannya kepada staf karena
menganggap pengetahuan tersebut dapat dijadikan alat koreksi atau menjadi
pengkritik moral yang kuat bagi perbaikan iklim kerja yang terlalu berorientasi
tugas dan sedikit mengabaikan aspek-aspek kepribadian manusia.
C.
Kepemimpinan Transformasional
Menurut Komariah dan Triatna (2008:77), kepemimpinan transformasional
hadir untuk menjawab tantangan zaman yang penuh dengan perubahan. Kepemimpinan
transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri,
tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin untuk berbuat yang terbaik sesuai
dengan kajian perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia,
kinerja, dan pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan
jauh ke depan dan berupaya memperbaiki
dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Pemimpin
transformasional adalah agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu
yang memberi peran mengubah sistem ke arah yang lebih baik. Katalisator adalah
sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan meningkatkan
segala sumber daya manusia yang ada.
Muhyi (2011:38), kepemimpinan transformasional dapat dipandang
secara makro dan mikro, kepemimpinan transformasional sebagai proses mempengaruhi antar individu, sementara secara
makro merupakan proses memobilisasi kekuatan untuk merubah sistem sosial dan
mereformasi kelembagaan. Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang
memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, mempelopori perubahan
dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk
kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid, membawa pembaharuan
dalam etos kerja dan kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab memimpin
dan mengendalikan organisasi.
Menurut Widdah, Suryana dan Musyaddad, perubahan harus dapat
ditransformasi oleh organisasi dan menjadikan anggota organisasi menjadi bagian
di dalamnya. Peran seorang pemimpin
pembaharuan menyangkut hal-hal strategis sebagai berikut (2012:85) :
1.
Memperbaiki penampilan SDM dan sumber daya yang lain, serta untuk
memperbaiki kualitas, meningkatkan hasil, dan secara simultan untuk menimbulkan
kebanggaan semangat kerja para bawahan.
2.
Tidak hanya menemukan dan mencatat kegagalan SDM, melainkan untuk
menghasilkan sebab-sebab kegagalan, membantu bawahan untuk melakukan tugas yang
lebih baik.
3.
Menciptakan suatu lingkungan kerja yang produktif, menampilkan
kepemimpinan yang inovatif, dan melatih para bawahan demi melaksanakan tugas.
D.
Kepemimpinan Visioner
1.
Konsepsi Visionary Leadership
Menurut Komariah dan Triatna (2008:81), Kepemimpinan visioner salah satunya ditandai
oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan
visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang
dipimpinnya.
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,
merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan, dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau
sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di
masa depan yang harus diraih atau di wujudkan melalui komitmen semua personil.
a.
Visionary leadership harus
memahami konsep visi
Visi adalah
idealisasi pemikiran tentang masa depan mengenai organisasi/ sekolah yang
merupakan kekuatan kunci bagi perubahan organisasi.
b.
Visionary leadership harus
memahami karakteristik dan unsur visi
Karakteristik visionary leadership, Komariah dan Triatna ( 2008: 84)
adalah
1)
Ringkas : bahwa statement visi tidak tidak dirumuskan dalam kalimat
yang panjang lebar, tetapi secara ringkas, mudah dibaca, mudah dipahami, dan
dapat sering dikomunikasikan.
2)
Kejelasan : visi yang jelas, tidak mengandung penafsiran yang
berbeda-beda dari pembacanya.
3)
Abstraksi : bahwa visi bukan tujuan operasinoal yang hanya dapat
diupayakan dan diraih dalam waktu yang pendek, tetapi pernyataan ideal tentang
cita-cita sekolah/ organisasi yang mengakomodasi kemajuan organisasi.
4)
Tantangan : sebuah visi yang baik dirumuskan dengan pernyataan yang
menantang kemampuan personel.
5)
Orientasi masa depan : visi adalah masa depan.
6)
Stabilitas : visi bukan statement yang mudah berubah karena ia
dapat mengakomodasi perubahan, kepentingan, dan keinginan organisasi dan
individu dalam jangka waktu yang relatif panjang sehingga perubahan-perubahan
yang terjadi di luar organisasi tidak membuat terancamnya visi organisasi.
7)
Disukai : visi harus disukai.
Unsur-unsur visionary
leadership Komariah dan Triatna, (2008: 86) adalah
1)
Nilai
Mengartikan
nilai secara tegas dan jelas bukan hal yang mudah, dikarenakan nilai sangat
relatif dan tak berwujud bagi setiap orang. Nilai mempunyai fungsi utama yaitu
sebagai ukuran baku yang mengarahkan kegiatan seseorang, sebagai rencana umum
untuk menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan, sebagai fungsi motivasi.
2)
Misi
Misi adalah
rumusan langkah-langkah yang merupakan kunci untuk berinisiatif, mengevaluasi,
dan mempertajam bentuk-bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam visi.
3)
Tujuan / sasaran
Tujuan
merupakan hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang melalui
kegiatan-kegiatan sekarang yang diarahkan.
c.
Visionary leadership harus
memahami tujuan visi
Tujuan dari
visi visionary leadership dalam
Depdikbud, yaitu
1)
Kesatuan pandangan akan tercapai, dan dengan kesatuan itu usaha
peningkatan mutu dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, konsisten, dan
berkesinambungan
2)
Pemahaman tentang masa depan lebih mantap
3)
Usaha-usaha peningkatan mutu dapat lebih terarah
2.
Langkah-langkah visionary leadership,
Komariah dan Triatna (2008: 90)
a.
Penciptaan visi
Visi tercipta
dari kreativitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman
pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/
personel lain, yaitu berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa
depan yang ingin diwujudkan bersama.
b.
Perumusan visi
Kepemimpinan
visioner dalam tugas perumusan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi
dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua persone dalam
mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita,
dan keinginan pribadi dipadukan dengan cita-cita/ gagasan personel lain dalam
forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi
organisasi.
c.
Transformasi visi
Transformasi
visi merupakan kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif
dan efektif.
d.
Implementasi visi
Implementasi
visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi ke
dalam tindakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Perubahan Social dan Gaya Kepemimpinan
Menurut
Komariah dan Triatna (2008:73), perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya
perubahan yang terus menerus, sehingga filsafat “perubahan merupakan sesuatu
yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
2.
Kepemimpinan Transaksional
Menurut
Komariah dan Triatna (2008:75), kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan
yang menekankan pada tugas yang di emban bawahan.
3.
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan
lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi,
mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada
individu-individu karyawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team
work yang solid, membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen,
berani dan bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi.
4.
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan
visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan, dan mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini
sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau di wujudkan
melalui komitmen semua personil.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmendri.2012.Manajemen
Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/ Madrasah. Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press
Komariah, Aan dan Cepi Triatna . 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara
Muhyi, Encep Safrudin. 2011. Kepemimpinan
Pendidikan Transformasional . Jakarta: Diadit Media Press
Mulyadi.2010. Kepemimpinan
Kepala Sekolah.Malang:UIN-Maliki Press
Widdah, Minnah El,Asep Suryana Dan Kholid Musyaddad. 2012.Kepemimpinan Berbasis Nilai Dan Pengembangan
Mutu Madrasah. Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment