Wednesday, April 13, 2016

Sekolah Sebagai Suatu Sistem







PEMBAHASAN
SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM

A.    Pendidikan sebagai suatu sistem
Menurut Fattah (2006:6-8) Pandangan pendidikan sebagai suatu sistem itu dapat dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Sedangkan secara makro menjangkau elemen – elemen yang lebih luas.
Banyak para ahli mengemukakan pendapat tentang sistem, namun pada kesimpulannya ada titik temu atau persamaan diantara definisi – definisi tersebut. Soenarwan mengemukakan sistem ialah sebagai seperangkat bagian – bagian yang terkoordinasi untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
Menurut Huse dan Bowdich (2014:53), sistem ialah suatu seri (rangkaian) begian – bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling berpengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Tinjauan pendidikan secara mikro untuk lebih jelasnya berikut ini ditampilkan sebuah diagram yang menggambarkan hubungan elemen pokok dalam usaha pendidikan. Pesera didik dan pendidik merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingna peserta didik mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan ini ada sebagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan berbagai sumber dan kendala kemudian ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini membuahkan penampilan sebagai hasil belajar. Hasil belajar ini perlu dinilai dan haisl penilaian dapat merupakan umpan balik untuk mengkaji kembali berbagai elemen. Keseluruh elemen ini tidak tidak terlepas dari pengetahuan, teori, dan model – model pendidikan yang telah dimiliki, disusun dan dicobakan oleh para ahli.
Berbagai elemen dalam sistem pendidikan itu perlu dikenali secara mendalam sehingga dapat difungsikan dan dikembangkan. Disinilah persoalan pentingnya penguasaan pendekatan sistem untuk mengkaji masalah – masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan demikian akan tampak peninjauan secara mikro maupun secara makro berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan keputusan yang berupaya perbaiakan sistem, sebagian atau seluruhnya, bertahap atau sekaligus. Keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan secara optimal, produktif, efektif, dan efisien.
Dalam tinjauan yang lebih makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal, P. H. Coombs ( 1968 ) menggambarkan sistem pendidikan secara makro melalui 2 diagram, yaitu :

BAGAN 1 Komponen Pokok Sistem Pendidikan











HASIL PENDIDIKAN
 


 


















BAGAN 2 Interaksi Antara Sistem Pendidikan dan Lingkungan

 MASUKAN                                                                   HASIL




SISTEM   PENDI -  DIKAN
 












Pentagon: Pengetahuan nilai   Tujuan 
Tujuan yang ada     Isi



Pentagon: Kependudukan      Siswa
dan tersediannya   Pengajar 
 tenaga kerja
Pentagon: INDIVIDU





Pentagon: Faktor 		Pembiayaan
Ekonomi	sarana fisik




LEBIH MAMPU MEMENUHI KEBUTUHAN : individu, pekerja, pemimpin, warga masyarakat, penyumbang. KARENA PEND. MENGEMBANGKAN : pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, motif, kreativitas. Apresiasi budaya, tanggung jawab, penghayalan terhadap dunia modern
 






























Perlu diperhatikan bahwa dalam Diagram 2 belum memperlihatkan keseluruhan hal yang perlu diperhatikan dalam sistem analisis. Diagram tersebut memperlihatkan komponen pokok, yang lepas dari lingkungan. Masukan dan keluaran mestinya diakaitkan dengan unsur yang ada didalam masyarakat. Hal ini akan mengungkapkan berbagai kendala yang membatasi fungsi sistem. Pada akhirnya produktivitas sistem tersebut berperan untuk masyarakat. Karena itu pada Diagram 3 berbagai masukan ganda yang berasal masyarakat diikuti keluaran ganda untuk masyarakat yang akhirnya memberikan dampak yang berlainan.
Pada akhirnya pendekatan sistem itu dipandang sebagai gaya manajerial ( managerial style ). Dalam hubungan ini aplikasi faham sistem terhadap proses manajemen dan proses pendidikan itu nyata dalam wadah – wadah keorganisasian yang menjelaskan tentang adanya model umum dari suatu sistem. Model umum suatu organisasi sebagai suatu sistem adalah menuntut adanya komponen masukan ( Input ), transformasi, ( Proses ) dan keluaran ( output ). Dapat disimpulkan bahwa pendekatan sistem dalam manajemen dan organisasi ( Pendidikan ) adalah sebagai suatu metode yang berkaitan erat dengan usaha – usaha pemecahan masalah pendidikan yang kompleks. Hal itu dijalankan dengan memadukan berbagai unsur yang ada dengan menggunakan berbagai metode sehingga proses yang dilalui benar – benar dapat menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Struktur bagian – bagiannya terus meyesuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah – ubah, dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Sejalan dengan hal itu, kehidupan bangsa merupakan lingkungan pendidikan dan supra sistem dari sistem pendidikan yang bekerja  bersama – sama dengan sistem lainnya misalnya ekonomi, politik, agama dan sebaginya dalam rangka mencapai tujuan nasional. Bagian – bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.



Segala sesuatu  yang masuk dalam sistem dan berperanan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan pendidikan baik internal maupun eksternal menjadi sumber masukan pendidikan.
Menurut Coombs dan Platt (2012:13) mengemukakan tiga macam sumber masukan pendidikan yang terdiri atas :
1.    Pengetahuan, nilai – nilai, dan cita – cita yang terdapat didalam masyarakat
2.    Penduduk dan persediaan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan
3.    Hasil produk dan penghasilan
Kegiatan mengubah input yang diterima dalam suatu lembaga atau satuan memproses siswa sebagai input yang diterima dalam suatu lembaga atau satuan pendidikan, dan lulusan menjadi output pendidikan. Tetapi prosesnya tidak sederhana karena kaitannya dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional, fasilitas, anggaran, dan sebagainya apalagi dihubungkan dengan kualitas lulusan atau sering disebut lulusan pendidikan, meski mutu pendidikan itu sukar sekali dirumuskan. Permasalahan proses pendidikan yang demikian itu rumit dan kompleks, oleh karena itu pengelolaan pendidikan besar sekali dipengaruhi oleh proses pendidikan dimana pendidikan itu berlangsung.
Pendidikan yang hendak diwujudkan secara nyata nilai – nilai seperti solidaritas, tanggungjawab sosial, kreativitas, menghargai orang lainm hati- hati dan kritis nilai kebebasan tidak mungkin berhasil jika siswa melanjutkan apa yang mereka terima dalam sistem pendidikan. Sekolah – sekolah mempunyai hubungan yang erat bukan hanya dengan komisi pendidikan, namun juga dengan komisi – komisi lain yang peduli dengan keterampilan – keterampilan yang dikembangkan.
Disekolah – sekolah bahasa ibu (bahasa daerah) didiskulaifisir secara sistematis, lalu digantikan dengan bahasa intelektual dan bahasa artifisial kaum penguasa dibidang politik dan pendidikan yang dianggap sebagai “ beradap tinggi”. Sistem ada yang tertutup dan terbuka. Sistem pendidikan biasanya menggunakan sistem terbuka, yakni sistem yang menerima masukan dari luar lingkungan. Sistem terbuka ini mengimpor masukan (Input) dari luar, memproses dan menghasilkan luaran (Output) kepada lingkungan.
B.     Kerangka input-output system
Menurut Agusrianto (2011:30-40)Pendidikan pada dasarnya adalah hubungan erat antara siswa dan guru atau dosen dengan mahasiswa, antar sekolah dengan perguruan tinggi di lingkungan wilayah tertentu. Hubungan tersebut suatu ketika dinamakan open system karena organisasi pendidikan merupakan subjek yang melibatkan lingkungannya. Di anatara lingkungan eksternal. Di antara lingkungan eksternal, fungsi organisasi internal yang menjalankan proses input output system yang berujung pada hasil produksi berupa output.
Ada tiga elemen penting dalam model proses input-output :
1.      Siswa sebagai bahan dasar sekolah atau perguruan tinggi berasal dari lingkungannnya, lingkungan eksternal juga merupakan sumber memperoleh sumber daya.
2.      Tempat proses dan organisasi yang dikenal dengan teknologi produksi.
3.      Sistem hubungan kemanusiaan yang merupakan jembatan anatara lingkungan eksternal dan organisasi pendidikan yang merupakan efek dari produksi pendidikan yang bertanggung jawab.
Maka untuk mempertahankan kehidupan, suatu organisasi harus mengejar dan menangkap apa yang di butuhkan stakeholder. Hal di sebabkan oleh karena mereka dapat mengubah masukan dan sumberdaya untuk kegiatan yang menciptakan lulusan. Lingkungan pendidikan pada umumnya juga bersaing dengan kesehatan, pertahnan  dan tujuan lain yang mengamankan sumber-sumber pendanaan.


C.    Sekolah sebagai suatu system
 Dalam Jurnal Manajemen bahwa Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen, dimana masing-masing komponen terdiri atas beberapa faktor. Antara satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen – komponen dari sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome).
Adapun ciri-ciri dari sebuah sistem adalah:
1.       Terdiri dari banyak unsur
  1. Masing-masing unsure memiliki peran spesifik untuk mendukung fungsi keseluruhan
  2. Tersusun dalam suatu tatanan tertentu
  3. Antar masing-masing unsure saling mempengaruhi, saling ketergantungan dan saling berhubungan
  4. Mempunyai maksud dan tujuan tertentu
  5. Berproses melakukan transfomasi dengan cara atau mekanisme tertentu
  6. Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan
  7. Tidak pernah tergiur dari pengaruh lingkungan
  8. Memiliki mekanisme kontrol untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
  9. Mempunyai batas waktu

D.    Input Sekolah
 Dalam wikipedia masukan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan. Masukan mencakup masukan baku, intrumental, dan masukan lingkungan.
1.       Masukan baku adalah siswa, termasuk karakteristiknya.
  1. Masukan instrumental adalah guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana dan pengelolaan sekolah
  2. Masukan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar lingkup sekolah.
Untuk ketercapaian pendidikan bermutu, fungsional, produktif, efektif dan akuntabel, maka di perlukan beberapa hal yang terkait dengan input yang antara lain: peserta didik – ketenagaan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaan dan evaluasi, hubungan sekolah masyarakat dan iklim sekolah yang memadai

E.     Proses Sekolah
 Menurut Sagala (2012:14) proses adalah sebarang perubahan dalam suatu objek atau organisme khususnya tingkah laku atau perubahan psikologis.
Proses juga merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, termasuk segala proses yang terjadi di dalam sekolah/kelas dalam rangka mengubah masukan untuk menghasilkan keluaran yang ditargetkan, proses di sini mencakup kegiatan belajar mengajar, kegiatan pengelolaan sekolah, serta kegiatan administrasi sekolah.
Proses pembelajaran (PBM) merupakan ujung tombak dari proses pendidikan, yang mana suatu kegiatan dilakukan oleh guru, berkaitan dengan materi ajar, berlangsung dan dikemas secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi serta merangsang peserta didik untuk berpikir, aktif, kreatif, dengan mengunakan berbagai pendekatan rahman dan rahim (kasih sayang serta penuh cinta)
Suatu proses agar keberhasilannya sesuai harapan, maka harus di awali dengan perencanaan (planning). Perencanaan yang baik akan mendorong terselenggaranya proses yang ideal sehingga setiap pelaksanaan proses harus mengetahui unsur-unsur perencanaan, misal bagi seorang guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran, maka guru tersebut harus menguasai unsur-unsur perencanaan proses pembelajaran yang baik, seperti:
1.      Kebutuhan peserta didik
2.      Kompetensi dasar
3.      Tujuan
4.      Strategi, dll.
Tentunya sebaliknya, perencanaan yang kurang optimal hanyalah akanmenghasilkan kegagalan, sebagaimana pepatah bijak mengatakan “gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan” ( fail to plan to fail)

F.     Output Sekolah
Output merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai dengan standar tertentu dan tentunya di harapkan memenuhi keinginan masyarakat, orang tua dan pemerintah. Output pada dasarnya akan mudah di pengaruhi oleh input dan proses, keefektifan proses. Sistem imput yang berkualitas tentu menghasilkan output yang berkualitas pula.
Output bisa juga di sebut  Keluaran langsung adakah segala sesuatu yang secara langsung dihasilkan oleh sistem pendidikan, mencakup antara lain jumlah tamatan sekolah dan hasil belajar siswa yang berada dalam bentuk ranah kognitif, afektif, dan keterampilan.
Output pendidikan sebagai suatu sistem sewajarnya dapat di cerminkan dari suatu prestasi mutu lulusan sekolah yang sejatinya merupakan suatu proses pembelejaran yang di dukung oleh semua nsur baik dari level kementrian, dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, sampai pada kelembagaan persekolahan yang merupakan unit terkecil. Dengan kata lain semua unsur pendidikan secara bersama-sama menjalan perannya sehingga menghasilkan output yang terstandar dengan baik.









Contoh bagan sistem di sekolah ( input-proses dan output )







Rounded Rectangle: (Masukan instrumental)
Kurikulum,sarana prasarana, guru, staf, keuangan organisasi






 







Rounded Rectangle: Keluaran
(lulusan)

Oval: ProsesRounded Rectangle: Input (masukan)

           































Bekerja
 



Dukungan pemerintah, orang tua, (masukan lingkungan)
 





Harus berkualitas
 







Kognitif
Afektif
Psikomotor
Hub personal
(IQ,EQ,SQ)
 
 























PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen, dimana masing-masing komponen terdiri atas beberapa faktor. Antara satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen – komponen dari sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome).
Kalau menginginkan lulusan atau keluaran yang berkualitas maka inputnya pun harus bagus, bukan hanya itu pada saat proses juga sangat menentukan, maka maksimalkan lah pada saat proses agar menciptakan output yang berkualitas.
B. SARAN
Demikian lah makalah yang penulis buat, apabila ada kesalahan penulis mohon maaf, dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.















KEPUSTAKAAN

Agusrianto, 2011, Pendidikan Sebagai Investasi Pembangunan Suatu Bangsa, Jakarta: Kencana
Ahmadi, Ruhlam, 2014, Pengantar Pendidikan,Yogyakarta: Ar – Ruzz
Fattah, nanang, 2006, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Jurnal Manejemen “Manejemen sistem :input-output sistem pendidikan .(http://jurnal-manajemen -blogspot.com/search/label/Manajemen\Sd.)
Kartono, kartini, 1977, Tinjauan Holistik mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, Jakarta: PT Pradnya Paramita
Prihantoro, agung, 2008, Pendidikan Sebagai Proses, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sagala, syaiful, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta



No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran