PEMBAHASAN
SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM
A.
Pendidikan sebagai suatu sistem
Menurut Fattah (2006:6-8) Pandangan pendidikan
sebagai suatu sistem itu dapat dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro
pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan
interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Sedangkan secara makro menjangkau
elemen – elemen yang lebih luas.
Banyak para ahli mengemukakan pendapat tentang
sistem, namun pada kesimpulannya ada titik temu atau persamaan diantara
definisi – definisi tersebut. Soenarwan mengemukakan sistem ialah sebagai
seperangkat bagian – bagian yang terkoordinasi untuk melaksanakan seperangkat
tujuan.
Menurut Huse dan Bowdich (2014:53), sistem
ialah suatu seri (rangkaian) begian – bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling berpengaruh dari satu
bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Tinjauan pendidikan secara mikro untuk lebih
jelasnya berikut ini ditampilkan sebuah diagram yang menggambarkan hubungan
elemen pokok dalam usaha pendidikan. Pesera didik dan pendidik merupakan elemen
sentral. Pendidikan untuk kepentingna peserta didik mempunyai tujuan dan untuk
mencapai tujuan ini ada sebagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan
berbagai sumber dan kendala kemudian ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan
berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini membuahkan penampilan
sebagai hasil belajar. Hasil belajar ini perlu dinilai dan haisl penilaian
dapat merupakan umpan balik untuk mengkaji kembali berbagai elemen. Keseluruh
elemen ini tidak tidak terlepas dari pengetahuan, teori, dan model – model
pendidikan yang telah dimiliki, disusun dan dicobakan oleh para ahli.
Berbagai elemen dalam sistem pendidikan itu
perlu dikenali secara mendalam sehingga dapat difungsikan dan dikembangkan.
Disinilah persoalan pentingnya penguasaan pendekatan sistem untuk mengkaji
masalah – masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian akan tampak peninjauan secara mikro maupun secara makro
berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan keputusan yang berupaya
perbaiakan sistem, sebagian atau seluruhnya, bertahap atau sekaligus. Keputusan
ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan secara optimal,
produktif, efektif, dan efisien.
Dalam tinjauan yang lebih
makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal, P. H. Coombs ( 1968 )
menggambarkan sistem pendidikan secara makro melalui 2 diagram, yaitu :
BAGAN 1 Komponen Pokok Sistem
Pendidikan
![]() |
![]() |
||||
|
|||||
BAGAN 2 Interaksi Antara Sistem Pendidikan dan
Lingkungan
MASUKAN HASIL
|
![]() |
|||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
|
Perlu diperhatikan bahwa dalam Diagram 2 belum memperlihatkan
keseluruhan hal yang perlu diperhatikan dalam sistem analisis. Diagram tersebut
memperlihatkan komponen pokok, yang lepas dari lingkungan. Masukan dan keluaran
mestinya diakaitkan dengan unsur yang ada didalam masyarakat. Hal ini akan
mengungkapkan berbagai kendala yang membatasi fungsi sistem. Pada akhirnya
produktivitas sistem tersebut berperan untuk masyarakat. Karena itu pada
Diagram 3 berbagai masukan ganda yang berasal masyarakat diikuti keluaran ganda
untuk masyarakat yang akhirnya memberikan dampak yang berlainan.
Pada akhirnya pendekatan sistem itu dipandang
sebagai gaya manajerial ( managerial
style ). Dalam hubungan ini aplikasi faham sistem terhadap proses manajemen
dan proses pendidikan itu nyata dalam wadah – wadah keorganisasian yang
menjelaskan tentang adanya model umum dari suatu sistem. Model umum suatu
organisasi sebagai suatu sistem adalah menuntut adanya komponen masukan ( Input ), transformasi, ( Proses ) dan keluaran ( output ). Dapat disimpulkan bahwa
pendekatan sistem dalam manajemen dan organisasi ( Pendidikan ) adalah sebagai suatu metode yang berkaitan erat dengan
usaha – usaha pemecahan masalah pendidikan yang kompleks. Hal itu dijalankan
dengan memadukan berbagai unsur yang ada dengan menggunakan berbagai metode
sehingga proses yang dilalui benar – benar dapat menunjang pencapaian tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Struktur bagian – bagiannya terus meyesuaikan
diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah – ubah, dalam
usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Sejalan dengan hal itu, kehidupan
bangsa merupakan lingkungan pendidikan dan supra sistem dari sistem pendidikan
yang bekerja bersama – sama dengan sistem
lainnya misalnya ekonomi, politik, agama dan sebaginya dalam rangka mencapai
tujuan nasional. Bagian – bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan
posisinya.
Segala sesuatu
yang masuk dalam sistem dan berperanan dalam proses pendidikan disebut
masukan pendidikan. Lingkungan pendidikan baik internal maupun eksternal
menjadi sumber masukan pendidikan.
Menurut Coombs dan Platt (2012:13) mengemukakan
tiga macam sumber masukan pendidikan yang terdiri atas :
1.
Pengetahuan,
nilai – nilai, dan cita – cita yang terdapat didalam masyarakat
2.
Penduduk dan
persediaan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan
3.
Hasil produk
dan penghasilan
Kegiatan mengubah input yang diterima
dalam suatu lembaga atau satuan memproses siswa sebagai input yang diterima
dalam suatu lembaga atau satuan pendidikan, dan lulusan menjadi output
pendidikan. Tetapi prosesnya tidak sederhana karena kaitannya dengan
pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional, fasilitas,
anggaran, dan sebagainya apalagi dihubungkan dengan kualitas lulusan atau
sering disebut lulusan pendidikan, meski mutu pendidikan itu sukar sekali
dirumuskan. Permasalahan proses pendidikan yang demikian itu rumit dan
kompleks, oleh karena itu pengelolaan pendidikan besar sekali dipengaruhi oleh
proses pendidikan dimana pendidikan itu berlangsung.
Pendidikan yang hendak diwujudkan secara
nyata nilai – nilai seperti solidaritas, tanggungjawab sosial, kreativitas,
menghargai orang lainm hati- hati dan kritis nilai kebebasan tidak mungkin
berhasil jika siswa melanjutkan apa yang mereka terima dalam sistem pendidikan.
Sekolah – sekolah mempunyai hubungan yang erat bukan hanya dengan komisi
pendidikan, namun juga dengan komisi – komisi lain yang peduli dengan
keterampilan – keterampilan yang dikembangkan.
Disekolah – sekolah bahasa ibu (bahasa
daerah) didiskulaifisir secara sistematis, lalu digantikan dengan bahasa
intelektual dan bahasa artifisial kaum
penguasa dibidang politik dan pendidikan yang dianggap sebagai “ beradap
tinggi”. Sistem ada yang tertutup dan terbuka. Sistem pendidikan biasanya
menggunakan sistem terbuka, yakni sistem yang menerima masukan dari luar
lingkungan. Sistem terbuka ini mengimpor masukan (Input) dari luar, memproses dan menghasilkan luaran (Output) kepada lingkungan.
B.
Kerangka input-output system
Menurut Agusrianto (2011:30-40)Pendidikan pada
dasarnya adalah hubungan erat antara siswa dan guru atau dosen dengan
mahasiswa, antar sekolah dengan perguruan tinggi di lingkungan wilayah
tertentu. Hubungan tersebut suatu ketika dinamakan open system karena
organisasi pendidikan merupakan subjek yang melibatkan lingkungannya. Di
anatara lingkungan eksternal. Di antara lingkungan eksternal, fungsi organisasi
internal yang menjalankan proses input output system yang berujung pada hasil
produksi berupa output.
Ada tiga elemen
penting dalam model proses input-output :
1.
Siswa sebagai
bahan dasar sekolah atau perguruan tinggi berasal dari lingkungannnya,
lingkungan eksternal juga merupakan sumber memperoleh sumber daya.
2.
Tempat proses
dan organisasi yang dikenal dengan teknologi produksi.
3.
Sistem
hubungan kemanusiaan yang merupakan jembatan anatara lingkungan eksternal dan
organisasi pendidikan yang merupakan efek dari produksi pendidikan yang
bertanggung jawab.
Maka untuk mempertahankan kehidupan, suatu organisasi
harus mengejar dan menangkap apa yang di butuhkan stakeholder. Hal di sebabkan
oleh karena mereka dapat mengubah masukan dan sumberdaya untuk kegiatan yang
menciptakan lulusan. Lingkungan pendidikan pada umumnya juga bersaing dengan
kesehatan, pertahnan dan tujuan lain
yang mengamankan sumber-sumber pendanaan.
C.
Sekolah sebagai suatu system
Dalam Jurnal Manajemen bahwa Sekolah sebagai
sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen, dimana masing-masing komponen
terdiri atas beberapa faktor. Antara satu dengan lainnya saling terkait
sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen – komponen dari sistem sekolah
terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan
keluaran tidak langsung (outcome).
Adapun
ciri-ciri dari sebuah sistem adalah:
1. Terdiri
dari banyak unsur
- Masing-masing unsure memiliki peran spesifik untuk mendukung fungsi keseluruhan
- Tersusun dalam suatu tatanan tertentu
- Antar masing-masing unsure saling mempengaruhi, saling ketergantungan dan saling berhubungan
- Mempunyai maksud dan tujuan tertentu
- Berproses melakukan transfomasi dengan cara atau mekanisme tertentu
- Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan
- Tidak pernah tergiur dari pengaruh lingkungan
- Memiliki mekanisme kontrol untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
- Mempunyai batas waktu
D.
Input
Sekolah
Dalam wikipedia masukan adalah segala sesuatu
yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk menghasilkan keluaran yang
diharapkan. Masukan mencakup masukan baku, intrumental, dan masukan lingkungan.
1. Masukan
baku adalah siswa, termasuk karakteristiknya.
- Masukan instrumental adalah guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana dan pengelolaan sekolah
- Masukan lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar lingkup sekolah.
Untuk
ketercapaian pendidikan bermutu, fungsional, produktif, efektif dan akuntabel,
maka di perlukan beberapa hal yang terkait dengan input yang antara lain:
peserta didik – ketenagaan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaan dan
evaluasi, hubungan sekolah masyarakat dan iklim sekolah yang memadai
E.
Proses
Sekolah
Menurut Sagala (2012:14) proses adalah
sebarang perubahan dalam suatu objek atau organisme khususnya tingkah laku atau
perubahan psikologis.
Proses
juga merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, termasuk segala
proses yang terjadi di dalam sekolah/kelas dalam rangka mengubah masukan untuk
menghasilkan keluaran yang ditargetkan, proses di sini mencakup kegiatan
belajar mengajar, kegiatan pengelolaan sekolah, serta kegiatan administrasi
sekolah.
Proses
pembelajaran (PBM) merupakan ujung tombak dari proses pendidikan, yang mana
suatu kegiatan dilakukan oleh guru, berkaitan dengan materi ajar, berlangsung
dan dikemas secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi serta
merangsang peserta didik untuk berpikir, aktif, kreatif, dengan mengunakan
berbagai pendekatan rahman dan rahim (kasih sayang serta penuh cinta)
Suatu
proses agar keberhasilannya sesuai harapan, maka harus di awali dengan
perencanaan (planning). Perencanaan yang baik akan mendorong terselenggaranya
proses yang ideal sehingga setiap pelaksanaan proses harus mengetahui
unsur-unsur perencanaan, misal bagi seorang guru yang akan melaksanakan proses
pembelajaran, maka guru tersebut harus menguasai unsur-unsur perencanaan proses
pembelajaran yang baik, seperti:
1.
Kebutuhan peserta didik
2.
Kompetensi dasar
3.
Tujuan
4.
Strategi, dll.
Tentunya sebaliknya, perencanaan yang kurang optimal
hanyalah akanmenghasilkan kegagalan, sebagaimana pepatah bijak mengatakan
“gagal dalam perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan” ( fail to plan to fail)
F.
Output
Sekolah
Output
merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai dengan standar
tertentu dan tentunya di harapkan memenuhi keinginan masyarakat, orang tua dan
pemerintah. Output pada dasarnya akan mudah di pengaruhi oleh input dan proses,
keefektifan proses. Sistem imput yang berkualitas tentu menghasilkan output
yang berkualitas pula.
Output
bisa juga di sebut Keluaran langsung
adakah segala sesuatu yang secara langsung dihasilkan oleh sistem pendidikan, mencakup
antara lain jumlah tamatan sekolah dan hasil belajar siswa yang berada dalam
bentuk ranah kognitif, afektif, dan keterampilan.
Output
pendidikan sebagai suatu sistem sewajarnya dapat di cerminkan dari suatu
prestasi mutu lulusan sekolah yang sejatinya merupakan suatu proses
pembelejaran yang di dukung oleh semua nsur baik dari level kementrian, dinas
pendidikan propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, sampai pada kelembagaan
persekolahan yang merupakan unit terkecil. Dengan kata lain semua unsur pendidikan
secara bersama-sama menjalan perannya sehingga menghasilkan output yang
terstandar dengan baik.
Contoh bagan sistem di
sekolah ( input-proses dan output )
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||



![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa
komponen, dimana masing-masing komponen terdiri atas beberapa faktor. Antara
satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen –
komponen dari sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process),
keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome).
Kalau menginginkan lulusan atau keluaran yang berkualitas
maka inputnya pun harus bagus, bukan hanya itu pada saat proses juga sangat
menentukan, maka maksimalkan lah pada saat proses agar menciptakan output yang
berkualitas.
B.
SARAN
Demikian lah makalah
yang penulis buat, apabila ada kesalahan penulis mohon maaf, dan penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
KEPUSTAKAAN
Agusrianto, 2011, Pendidikan Sebagai Investasi
Pembangunan Suatu Bangsa, Jakarta: Kencana
Ahmadi, Ruhlam, 2014, Pengantar
Pendidikan,Yogyakarta: Ar – Ruzz
Fattah, nanang, 2006, Landasan Manajemen
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Jurnal
Manejemen “Manejemen sistem :input-output
sistem pendidikan .(http://jurnal-manajemen -blogspot.com/search/label/Manajemen\Sd.)
Kartono, kartini, 1977, Tinjauan Holistik
mengenai Tujuan Pendidikan Nasional, Jakarta: PT Pradnya Paramita
Prihantoro, agung, 2008, Pendidikan Sebagai
Proses, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sagala, syaiful, 2012, Administrasi Pendidikan
Kontemporer, Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment