Tuesday, April 19, 2016

Karakteristik dan cirri-ciri Pendidikan Non Formal






Makalah
Manajemen Pendidikan NON Formal

Tentang
Karakteristik dan cirri-ciri Pendidikan Non Formal”

Oleh:
Rhoni                   : 14 131 046        
Zelly Susanti       : 14 131 062



Dosen Pembimbing:
Drs. Abhanda Amra, M.Ag



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR
2015



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan penulis semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal yang berjudul “Karakteristik Pendidikan Non Formal.” dapat selesai seperti waktu yang telah penulis rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak  Drs Abhanda Amra M.Ag dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal STAIN Batusangkar.
2.      Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal. Makalah ini membahas tentang  Karakteristik Pendidikan Non Formal.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.


Batusangkar , 19 Oktober  2015

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.         Latar belakang........................................................................................... 1
B.         Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.         Karakteristik Pendidikan Non Formal...................................................... 2
B.         Ciri-Ciri Pendidikan Non Formal.............................................................. 6
BAB III  PENUTUP............................................................................................... 9
A.         Kesimpulan............................................................................................... 9
B.         Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR ISI......................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Salah satu tuntutan pembaharuan pendidikan adalah adanya potensi daripada usaha yang ditempuh didalam penyempurnaan system pendidikan luar sekolah sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Didalam merencanakan dan mengembangkan program-program pendidikan formal ataupun nonformal tingkatan minimal itu harus selalu dihubungkan dengan jenis dan tingkat pengetahuan. Sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus dikuasai oleh seseorang anggota masyarakat.
Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan dasar merupakan syarat bagi seseorang untuk memenuhi tingkat kebutuhan lainnya sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi. Sehingga mereka mampu melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil.
Laju perkembangan pendidikan nonformal disebabkan pula oleh asas yang digunakan yaitu kebutuhan, pendidikan seumur hidup, dan relevansi dengan membangun masyarakat atau pembangunan itu sendiri. Asas pendidikan yang telah dibahas di dalam makalah ini adalah saling berkaitan dan saling menguatkan dalam menancapkan pendidikan nonformal sebagai pendidikan pembangunan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana karakteristik pendidikan non formal?
2.      Bagaimana cirri-ciri pendidikan non formal        


BAB II
PEMBAHASAN

Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.
Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya

A.    Karakteristik Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pendidikan sekolah. Namun keduannya pendidikan tersebut saling menunjang dan melengkapi. Dengan meninjau sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan, pendidikan non formal memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan non formal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta didik.
b.      Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajarnya.
c.       Waktu penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak berkesinambungan.
d.      Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan oleh peerta didik.
e.       Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar mandiri.
f.       Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak bersifat informal dan akrab., peserta didik memandang fasilitator sebagai narasumber dan bukan sebagai instruktur.
g.      Penggunaan sumber-sumber local. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber local digunakan seoptimal mungkin.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990: 389) karakteristik dapat diartikan sebagai mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Karakteristik hapir sama pengertiannya dengan ciri-ciri. Sebagaimana dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:169) yakni ”berciri” artinya bersifat yang khas. Dengan kata lain bahwa berbicara tentang karakteristik berarti kita berbicara tentang ciri-ciri. Ciri-ciri dapat diartikan sebagai tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain.    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tanda atau sifat khas pada pendidikan luar sekolah yang juga dapat menjadi pembeda dengan yang lain.
Secara umum karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tidak adanya kebakuan sistem sebagaimana pendidikan persekolahan. Menurut Mustofa Kamil (2010:33), karakteristik pendidikan luar sekolah meliputi aspek tujuan, waktu penyelenggaraan, program, proses belajar dan pembelajaran, dan pengendalian program.
1. Karakteristik segi tujuan:
a. Untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang fungsional bagi kehidupan kini dan masa depan
b. Untuk langsung menerapkan hasil belajar dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau masyarakat.                                 
c. Untuk memberikan ganjaran berupa keterampilan, barang atau jasa yang diproduksi, dan pendapatan.
2. Karakteristik segi waktu penyelenggaraan:
a. Relative singkat dan bergantung pada kebutuhan belajar peserta didik.
b.  Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak secara terus-menerus. Waktu biasanya ditetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja dan berusaha.
3. Karakteristik segi program :                                                      
a. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik. Kurikulum bermacam ragam atas dasar perbedaan kebutuhan belajar peserta didik.
b. Menekankan pada kebutuhan masa sekarang dan masa depan terutama untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna bagi kehidupan peserta didik dan lingkungannya.
c. Mengutamakan aplikasi dengan penekanan kurikulum yang lebih mengarah kepada keterampilan yang bernila guna bagi kehidupan peserta didik dan lingkungannya.
d. Persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta diidik . Persyaratan untuk mengikuti program adalah kebutuhan, minat, dan kesempatan peserta didik.
e. Program diarahkkan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
4. Karakteristik segi proses belajar dan pembelajaran :
a. Dipusatkan di lingkungan masyarakat danb lembaga. Kegiatan belajar dan pembelajaran di berbagai lingkungan (mnasyarakat, tempat bekerja), atau di satuan pendidikan luar sekolah lainnya.
b. Berkaitan denga kehidupan peserta didik dan masyarakat . pada saat mengikuti program pendidikan, peserta didik berada dalam dunia kehidupan dan pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional dengan kegiatan belajar.
c. Struktur program pembelajaran lebih fleksibel dan beraneka ragam dalam jenis dan urutannya, sehingga pengembangan program dapat dilaksanakan pada waktu program sedang berjalan.       
d. Berpusat pada peserta didik dengan menggunakan sumber belajar dari berbagai keahlian. Peserta didik juga biasa menjadi sumber belajar dengan lebih menekankan pada kegiatan membelajarkan.
e. Penghematan sumber-sumber dengan memanfaatkan tenaga dan sarana yang tersedia di masyarakat dan di lingkungan kerja.
5. Pengendalian program                                                               
a. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik.
    b. Menggunakan pendekatan yang lebih bersifat demokrasi.
Dalam sebuah artikel (2011), ada beberapa karateristik pendidikan luar sekolah, yaitu:
1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal). Contohnya: Kejar Paket A, B dan C.
2. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training.
3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh di dalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dan lain-lain.
Dalam memahami karakteristik Pendidikan Non Formal, maka kita perlu untuk mengetahui bagaimana perbedaan dari setiap lembaga pendidikan, yaitu :
Pendidikan formal
Pendidikan non-formal
Pendidikan informal
- Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
- Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.
- Kurikulumnya jelas.
- Materi pembelajaran bersifat akademis.
- Proses pendidikannya memakan waktu yang lama
- Ada ujian formal
- Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.
- Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
- Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
-Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung
- Kadang tidak ada persyaratan khusus.
- Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
- Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.
- Bersifat praktis dan khusus.
- Pendidikannya berlangsung singkat
- Terkadang ada ujian
- Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta
- Tempat pembelajaran bisa di mana saja.
- Tidak ada persyaratan
- Tidak berjenjang
- Tidak ada program yang direncanakan secara formal
- Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal.
- Tidak ada ujian.
- Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.

B.     Ciri-Ciri Pendidikan Non Formal

Ciri-ciri Pendidikan Non Formal Atau Pendidikan Luar Sekolah :
1.      Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan.
2.      Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang  sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk pendidikan formal.
3.      Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi oleh pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya.
4.      Beberapa lembaga pendidikan luar sekolah di disiplinkan secara ketat terhadap waktu pengajaran, Teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan.
5.      Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan kelompok-kelompok belajar sampai penggunaan audio televisi, unit latihan keliling, demonstrasi, kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual.
6.      Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relative dari pada PLS.
7.      Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang diberikan kredensial.
8.      Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai kualifikasi professional dimana tidak termasuk identitas guru.
9.      Pencatatan tentang pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan, kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan produksi ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta.
10.  Pemantapan bentuk PLS mempunyai dampak pada produksi ekonomi dan perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada kasus pendidikan formal sekolah.
11.  Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja dan orang-orang dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
12.  Karena secara digunakan, PLS membuat lengkapnya pembangunan nasional. Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengaruh pada nilai-nilai program.
13.  Diselengarakan dengan tidak berjenjang, tidak berkesinambungan dan dilaksanakan dalam waktu singkat.
14.  Karena sifatnya itu sehingga tujuan, metode pembelajaran dan materi yang disampaikan selalu berbeda di masing-masing penyelenggara PLS.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1. Karakteristik Pendidikan Non Formal
a.    Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan non formal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupan peserta didik.
b.   Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajarnya.
c.    Waktu penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak berkesinambungan.
d.   Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak ditentukan oleh peerta didik.
e.    Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar mandiri.
f.    Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak bersifat informal dan akrab., peserta didik memandang fasilitator sebagai narasumber dan bukan sebagai instruktur.
g.   Penggunaan sumber-sumber local. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka, maka diusahakan sumber-sumber local digunakan seoptimal mungkin.

B.     Saran

Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk pemakalah sendiri maupun bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dimasa yang akan datang.

DAFTAR ISI

Ishak Abdulhak, Ugi Suprayogi, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal, (Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka. 2012)

No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran