Makalah
Manajemen Pendidikan NON Formal
Tentang
“Karakteristik dan
cirri-ciri Pendidikan Non Formal”
Oleh:
Rhoni :
14 131 046
Zelly Susanti :
14 131 062
Dosen Pembimbing:
Drs. Abhanda Amra, M.Ag
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan penulis
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Manajemen Pendidikan Non Formal yang berjudul “Karakteristik Pendidikan Non Formal.” dapat
selesai seperti waktu yang telah penulis rencanakan. Tersusunnya makalah ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs
Abhanda Amra M.Ag dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal
STAIN Batusangkar.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan
bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan
dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
Selain
untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Non Formal. Makalah ini
membahas tentang Karakteristik
Pendidikan Non Formal.
Tak ada gading
yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah
selanjutnya.
Batusangkar , 19 Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Karakteristik Pendidikan Non Formal...................................................... 2
B. Ciri-Ciri Pendidikan Non Formal.............................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................... 9
B. Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR ISI......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu tuntutan pembaharuan pendidikan
adalah adanya potensi daripada usaha yang ditempuh didalam penyempurnaan system
pendidikan luar sekolah sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Didalam
merencanakan dan mengembangkan program-program pendidikan formal ataupun
nonformal tingkatan minimal itu harus selalu dihubungkan dengan jenis dan
tingkat pengetahuan. Sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus
dikuasai oleh seseorang anggota masyarakat.
Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan
yang berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan dasar merupakan syarat bagi seseorang
untuk memenuhi tingkat kebutuhan lainnya sehingga pada akhirnya dapat memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri.
Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar
belajar diawali oleh upaya membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi.
Sehingga mereka mampu melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, dan
pemasaran hasil.
Laju perkembangan pendidikan nonformal
disebabkan pula oleh asas yang digunakan yaitu kebutuhan, pendidikan seumur
hidup, dan relevansi dengan membangun masyarakat atau pembangunan itu sendiri.
Asas pendidikan yang telah dibahas di dalam makalah ini adalah saling berkaitan
dan saling menguatkan dalam menancapkan pendidikan nonformal sebagai pendidikan
pembangunan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana karakteristik
pendidikan non formal?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pendapat
para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal cukup
bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah
setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system
formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas,
yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajar.
Menurut
Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana
terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh
informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan
kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan
efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya
A. Karakteristik Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal memiliki ciri-ciri yang
berbeda dari pendidikan sekolah. Namun keduannya pendidikan tersebut saling
menunjang dan melengkapi. Dengan meninjau sejarah dan banyaknya aktivitas yang dilaksanakan,
pendidikan non formal memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Bertujuan
untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan non
formal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan
dalam kehidupan peserta didik.
b. Berpusat
pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta
didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajarnya.
c. Waktu
penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak berkesinambungan.
d. Menggunakan
kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara
terbuka, dan banyak ditentukan oleh peerta didik.
e. Menggunakan
metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar mandiri.
f. Hubungan
pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator
bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak bersifat informal dan akrab.,
peserta didik memandang fasilitator sebagai narasumber dan bukan sebagai
instruktur.
g. Penggunaan
sumber-sumber local. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka,
maka diusahakan sumber-sumber local digunakan seoptimal mungkin.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990: 389)
karakteristik dapat diartikan sebagai mempunyai sifat khas sesuai dengan
perwatakan tertentu. Karakteristik hapir sama pengertiannya dengan ciri-ciri.
Sebagaimana dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:169) yakni ”berciri”
artinya bersifat yang khas. Dengan kata lain bahwa berbicara tentang
karakteristik berarti kita berbicara tentang ciri-ciri. Ciri-ciri dapat
diartikan sebagai tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa karakteristik pendidikan luar sekolah adalah tanda atau sifat khas pada
pendidikan luar sekolah yang juga dapat menjadi pembeda dengan yang lain.
Secara umum karakteristik pendidikan luar
sekolah adalah tidak adanya kebakuan sistem sebagaimana pendidikan
persekolahan. Menurut Mustofa Kamil (2010:33), karakteristik pendidikan luar
sekolah meliputi aspek tujuan, waktu penyelenggaraan, program, proses belajar
dan pembelajaran, dan pengendalian program.
1. Karakteristik segi tujuan:
a. Untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu
yang fungsional bagi kehidupan kini dan masa depan
b. Untuk langsung menerapkan hasil belajar
dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau masyarakat.
c. Untuk memberikan ganjaran berupa
keterampilan, barang atau jasa yang diproduksi, dan pendapatan.
2. Karakteristik segi waktu penyelenggaraan:
a. Relative singkat dan bergantung pada kebutuhan
belajar peserta didik.
b. Menggunakan
waktu tidak penuh dan tidak secara terus-menerus. Waktu biasanya ditetapkan dengan
berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta memungkinkan untuk
melakukan kegiatan belajar sambil bekerja dan berusaha.
3. Karakteristik segi program :
a. Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta
didik. Kurikulum bermacam ragam atas dasar perbedaan kebutuhan belajar peserta
didik.
b. Menekankan pada kebutuhan masa sekarang dan
masa depan terutama untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna bagi
kehidupan peserta didik dan lingkungannya.
c. Mengutamakan aplikasi dengan penekanan
kurikulum yang lebih mengarah kepada keterampilan yang bernila guna bagi
kehidupan peserta didik dan lingkungannya.
d. Persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta
diidik . Persyaratan untuk mengikuti program adalah kebutuhan, minat, dan
kesempatan peserta didik.
e. Program diarahkkan untuk memenuhi kebutuhan
dan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
4. Karakteristik segi proses belajar dan
pembelajaran :
a. Dipusatkan di lingkungan masyarakat danb
lembaga. Kegiatan belajar dan pembelajaran di berbagai lingkungan (mnasyarakat,
tempat bekerja), atau di satuan pendidikan luar sekolah lainnya.
b. Berkaitan denga kehidupan peserta didik dan
masyarakat . pada saat mengikuti program pendidikan, peserta didik berada dalam
dunia kehidupan dan pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional
dengan kegiatan belajar.
c. Struktur program pembelajaran lebih
fleksibel dan beraneka ragam dalam jenis dan urutannya, sehingga pengembangan
program dapat dilaksanakan pada waktu program sedang berjalan.
d. Berpusat pada peserta didik dengan
menggunakan sumber belajar dari berbagai keahlian. Peserta didik juga biasa
menjadi sumber belajar dengan lebih menekankan pada kegiatan membelajarkan.
e. Penghematan sumber-sumber dengan
memanfaatkan tenaga dan sarana yang tersedia di masyarakat dan di lingkungan
kerja.
5. Pengendalian program
a. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta
didik.
b. Menggunakan pendekatan yang lebih bersifat
demokrasi.
Dalam
sebuah artikel (2011), ada beberapa karateristik pendidikan luar sekolah,
yaitu:
1.
Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya,
bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang
karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur
persekolahan (formal). Contohnya: Kejar Paket A, B dan C.
2.
Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa
pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan
yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les,
training.
3.
Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya,
bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan
keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh di dalam pendidikan
sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dan lain-lain.
Dalam
memahami karakteristik Pendidikan Non Formal, maka kita perlu untuk mengetahui
bagaimana perbedaan dari setiap lembaga pendidikan, yaitu :
Pendidikan formal
|
Pendidikan non-formal
|
Pendidikan informal
|
- Tempat pembelajaran di gedung sekolah.
- Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta
didik.
- Kurikulumnya jelas.
- Materi pembelajaran bersifat akademis.
- Proses pendidikannya memakan waktu yang lama
- Ada ujian formal
- Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau
swasta.
- Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.
- Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam
|
-Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung
- Kadang tidak ada persyaratan khusus.
- Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.
- Adanya program tertentu yang khusus hendak
ditangani.
- Bersifat praktis dan khusus.
- Pendidikannya berlangsung singkat
- Terkadang ada ujian
- Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta
|
- Tempat pembelajaran bisa di mana saja.
- Tidak ada persyaratan
- Tidak berjenjang
- Tidak ada program yang direncanakan secara formal
- Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji
secara formal.
- Tidak ada ujian.
- Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.
|
B. Ciri-Ciri Pendidikan Non Formal
Ciri-ciri
Pendidikan Non Formal Atau Pendidikan Luar Sekolah :
1. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda
ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan.
2.
Keterbatasan
adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai
pelengkap bentuk-bentuk pendidikan formal.
3.
Tanggung
jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi oleh pengawasan
umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya.
4.
Beberapa
lembaga pendidikan luar sekolah di disiplinkan secara ketat terhadap waktu
pengajaran, Teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan.
5.
Metode
pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan kelompok-kelompok
belajar sampai penggunaan audio televisi, unit latihan keliling, demonstrasi,
kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual.
7.
Tidak
seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang diberikan
kredensial.
8.
Guru-guru
mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai
kualifikasi professional dimana tidak termasuk identitas guru.
9.
Pencatatan
tentang
pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan, kesuksesan latihan, membawa
akibat peningkatan produksi ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan
peserta.
10. Pemantapan bentuk PLS mempunyai dampak pada produksi
ekonomi dan perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada kasus pendidikan
formal sekolah.
11. Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja
dan orang-orang dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
12. Karena secara digunakan, PLS membuat lengkapnya
pembangunan nasional. Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan dan
pengaruh pada nilai-nilai program.
13. Diselengarakan dengan tidak berjenjang, tidak
berkesinambungan dan dilaksanakan dalam waktu singkat.
14. Karena sifatnya itu sehingga tujuan, metode
pembelajaran dan materi yang disampaikan selalu berbeda di masing-masing
penyelenggara PLS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik
Pendidikan Non Formal
a. Bertujuan
untuk memperoleh keterampilan yang segera akan dipergunakan. Pendidikan non
formal menekankan pada belajar yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan
dalam kehidupan peserta didik.
b. Berpusat
pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan belajar mandiri, peserta
didik adalah pengambilan inisiatif dan mengkontrol kegiatan belajarnya.
c. Waktu
penyelenggaraannya relative singkat, dan pada umumnya tidak berkesinambungan.
d. Menggunakan
kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara
terbuka, dan banyak ditentukan oleh peerta didik.
e. Menggunakan
metode pembelajaran yang partisipatif, dengan penekanan pada belajar mandiri.
f. Hubungan
pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar. Pendidik adalah fasilitator
bukan menggurui. Hubungan diantara kedua pihak bersifat informal dan akrab.,
peserta didik memandang fasilitator sebagai narasumber dan bukan sebagai
instruktur.
g. Penggunaan
sumber-sumber local. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka,
maka diusahakan sumber-sumber local digunakan seoptimal mungkin.
B. Saran
Penulis
berharap makalah ini dapat berguna untuk pemakalah sendiri maupun bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Ishak
Abdulhak, Ugi Suprayogi, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal,
(Jakarta: PT RajaGrafindo
Pustaka. 2012)
No comments:
Post a Comment