Thursday, April 7, 2016

Kedudukan Filsafat




Laporan
Filsafat Pendidikan

Tentang:
“Kedudukan Filsafat”

Oleh Kelompok 1 :
Putra Nofirta
Panji Satriadi
Rhoni
Syamran
Zul Azhari Syah


Dosen Pembimbing:
Drs. Adripen, M.Pd



Prodi Manajemen Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Batusangkar
2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam proses kehidupan manusia pasti terjadi beberapa fenomena alam yang terjadi . manusia akan dihadapkan dengan beberapa masalah hidup yang kian terus menerus menghadangnya. Seperti diketahui semesta alam yang begitu luas dan mungkin tak terbatas tidaklah mudah untuk dipahami, belum lagi manusia akan dihadapkan oleh beberapa masalah hidup dalam mempertahankan hidupnya di dunia sebagai makhluq hidup yang mempunyai berbagai kepentingan dan mempunyai berbagai kebutuhan yang kompleks. Manusia pada dasarnya dilahirkan ke dunia sebagai bayi yang tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang lain.mereka memerlukan bantuan orang lain untuk dapat memepertahankan hidupnya. Dalam hidupnya manusia akan dihadapkankepada beberapa kemungkinan. Apa yan dibawanya sejak lahir merupakan potensi dasar yang masih harus dikembangkan dalam lingkungan melalui bantuan pihak lain, berupa pendidikan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara-cara hidup yang baik dalam berbagai masalah kehidupan, manusia harus mendapatkan pendidikan.
Proses kehidupan manusia juga tidak bisa lepas dari pemikiran-pemikiran manusia akan suatu hal atau fenomena yang terjadi. Di dalam diri manusia terdapat akal pikiran yang senantiasa bergolak dan berpikir, karena akal pikiran tersebut dan dikarenakan oleh situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan terjadi dengan dahsyat, yang kadang-kadang tidak kuasa untuk menentang dan menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, termenung, memikirkan segala hal yang terjadi disekitar dirinya. Dan disini pemikiran secara filsafati akan membawa manusia itu menuju kesuatu keputusan yang bijaksana.
Karena filsafat melatih kita untuk menjadi manusia yang bijaksana, arif dan percaya diri, dalam kompleksnya kehidupan manusia, manusia dituntut untuk menjadi manusia yang bijaksana dan bertanggungjawab. Oleh karena itu tidak kita pungkiri tentang adanya hubungan yang erat antara manusia, filsafat dan pendidikan dalam kehidupan manusia untuk tetap dapat mempertahankan hidupnya di dunia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis   mencoba menguraikan masalah pokok yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana pengertian Filsafat ? 
2.      Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?
3.      Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia ?
C.     Tujuan
1.      Untuk menjelaskan bagaimana pengertian filsafat  
2.      Untuk menjelaskan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan
3.      Untuk menjelaskan kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia



















BAB II
PEMBAHASAN
            FILSAFAT
A.    Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata philos dan shopia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam dan shopia yang artinya kearifan atau kebijakan. Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut pendangan hidup (masyarakat)
Di pihak lain ada yang beranggapan bahwa filasfat sebagai cara berfikir yang kompleks, suatu pandangan yang tidak memilki kegunaan praktis. Filsafat dapat dipelajari secara akademis, diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar-akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada(wujud). Henderson mengatakan, filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta secara sistematis dan inklusif darimana manusia berada di dalamnya. Oleh karena itu, filosof lebih sering menggunakan intelegensi maslah-masalah hidupnya.
Dalam Alquran dan budaya arab terdapat istilah “hikmat” yang berarti arif atau bijak. Filsafat itu sendiri bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat. Maka filosof ialah orang yang mencitai dan mencari hikmah dan berusaha mendapatkannnya. Menurut Al Syaibany (1979), hikmah mengandung kematangan pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman dan pengamatan yang tidak dapat dicapai oleh pengetahuan saja. 
Harold Titus (1959), mengemumkakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam artin sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi atau analisis bahasa yang secara logis dan analisis makna filsafat diartikan sebagai science of science, dimana tugas utamanya memberikan analisis terhadap asumsi-asumsi dan konsep sains, mengadakan sistem matisasi atau pengorganisasian pengetahuan.
Pada bagian lain Harold Titus mengemukakan makna filsafat yaitu:
1.      Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
2.      Filsafat adalah suatu metode berfikir yang reflektif, penilitian, dan penalaran.
3.      Filsafat adalah suatu perangkat-perangkat masalah
4.      Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berfikir.


B.     Model –model filsafat
Filsafat sebagai metode berpikir , maupun sebagai hasil berpikir radikal, sistematis dan universal tentang segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, dapat dibedakan menjadi tiga model, yaitu filsafat spekulatif, filsafat preskriptif, dan filsafat analitik.
1.      Filsafat Spekulatif
Filsafat spekulatif adlah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada. Filafat spekulatif tergolong filsafat tradisional. Dalam hal ini filsafat dianggap sebagai suatu bagunan pengetahuan (body of knowledge). Filsafatspekulatif merenungkan secararasional spekulatif secara persoalan manusia dan hubungannya dengan segala yang ada di jagadraya. Filsafat spekulatif memiliki rasa kebebasan untuk membicarakan apa saja yang ia sukai. Mereka berasumsi bahwa manusia memiliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi, sehingga Aristoteles sendiri mengemukakan bahwa manusia merupakan :animal rationale. Dengan pealaran intelektualnya berusaha membangun suatu pemikiran tentang manusia dan masyarakat.
Filsafat spekualtif mencari keteraturan dan keseluruhan yang diterapkan, bukan pada suatu item pengalaman khusus, melainkan kepada semua pengalaman dan penggetahuan. Singkatnya spekulatif adalah suatu uapaya mencari dan menemukan hubuangan dalam keseluruhan alam befikir dan keseluruhan pengalaman.
2.      Filsafat preskiptif
Filsafat preskriptif berusah menghasil akan suatu ukuran (standard) penilaian tentang nilai-nilai, penilain tentang perbuatan manusia, dan penilaian tentang seni. Filsafat preskriptif menguji apa yang baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Ia menyatakan bahwa niali dari suatu benda inheren dalam dirinya, atau hanya merupakan suatu gambaran dalam pikiran manusia. Jadi filsafat prespektif, memberikan resep tentang perbuatan atau prilaku manusia
3.      Filsafat Analitik
Model analitik terbagi dua golongan, yaitu analitik linguistik dan analitik positivistik logis. Model analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah. Para filosof memakai metode analitik linguistik untuk menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian bahasa. Para filsuf analitik seperti G.E. Moore, Bertrand Russel, G. Ryle, dan yang lainnya berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan arti istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Analitik linguistik
Pendekatan analitik linguistik memusatkan perhatiannya pada analisis bahasa, kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa. Dengan pendekatan analitik akan menguji suatu ide atau gagasan, seperti: istilah/ide kebebasan akademis, hak asasi manusia, demokrasi, potensi anak, dan sebagainya. Pendekatan ini lebih lanjut bertujuan mengklarifikasi bahasa dan pemikiran yang ada daripada membuat pendapat pendapat yang baru tentang hakikat kenyataan.
            Pendekatan analitik linguistik akan menjelaskan pernyataa-pernyataan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji rasionalitas yang berkaitan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan, dan menguji bagaimana konsistensinya degan gagasan lain. Filsafat analitik linguistik bukan merupakan suatu bangunan pengetahuan, melainkan merupakan suatu aktifitas yang bertujuan menjernihkan istila-istilah yang dipergunakan.
b.      Analitik Positivistik Logis
Model analitik posivistik logis dikenal dengan neopositivisme yang dikembangkan oleh Bertrand Russelyang berakar pada dan meneruskan filsafat positivisme dari Comte yang merupakan peletak dasar kuantitatif dalam pengembangan ilmu (science), dengan meletakkan matematika sebagai dasar bagi semua cabang ilmu.
Menurut Kunto Wibisono (1997) positivisme merupakan suatu model dalam pengembangan ilmu pengetahuan (knowledge) yang di dalam karyanya menempuh jalan observasi, eksperimentasi, dan komparasi sebagaimana diterapkan dalam ilmu kealaman, dan model ini dikembangkan dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial.
Positivisme memiliki pengaruh yang sangat kuat pada metode ilmiah konsep-konsep positivisme menyubangkan pendekatan baru dalam penemuan kebenaran ilmiah yang melahirkan revolusi paradigma. Prinsip dan prosedur dalam ilmu alam dan ilmu sosial berasal dari asumsi.
Positivisme merupakan model pendekatan ilmiah kuantitatif dalam keilmuan, para penganutnya menyebut dirinya berparadigma ilmiah (scientific paradigm). Hal ini ditunjukkan dari beberapa hal yaitu:
v    Teknik yang digunakan kuantitatif yang mendasarkan     diri pada.
v    Kriteria kualitasnya “rigor” (kaku) yaitu harus memenuhi prinsip validitas eksternal-internal, reliabilitas, dan obyektifitas. Berdasarkan kriteria kualitas ini, membawa konsekuensi kepada penyusunan desain yang bagus untuk suatu eksperimen.
v    Persoalan kualitasnya menunjuk “dapatkah X menyebabkan Y?”
v    Lebih pada pengetahuan proposional yaitu dalam bentuk hipotesis.
v    Pendiriannya adalah reduksionis, yaitu menyempitkan penelitian pada fokus relatif kecil dengan formalitas hipotesis dan hipotesis ini diuji secara empirik.maksud untuk menemukan pengetahuan melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara apriori.


Kedudukan & Peranan Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
}  Peran filsafat ilmu sangat penting artinya bagi perkembangan dan  penyempurnaan ilmu pengetahuan. Meletakkan kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan landasan-landasan ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya. Filsafat ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah serta analisis-kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan. Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan susunan ilmu.
}   Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata philos dan shopia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam dan shopia yang artinya kearifan atau kebijakan. Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut pendangan hidup (masyarakat)
Pada bagian lain Harold Titus mengemukakan makna filsafat yaitu:
a.       Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
b.      Filsafat adalah suatu metode berfikir yang reflektif, penilitian, dan penalaran.
c.       Filsafat adalah suatu perangkat-perangkat masalah
d.      Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berfikir.
2.      Model –model filsafat
a.       Filsafat Spekulatif
b.      Filsafat preskiptif
c.       Filsafat Analitik







No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran