Laporan
Filsafat Pendidikan
Tentang:
“Kedudukan Filsafat”
Oleh Kelompok 1 :
Putra
Nofirta
Panji
Satriadi
Rhoni
Syamran
Zul Azhari
Syah
Dosen Pembimbing:
Drs.
Adripen, M.Pd
Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Batusangkar
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam proses kehidupan manusia pasti terjadi beberapa
fenomena alam yang terjadi . manusia akan dihadapkan dengan beberapa masalah
hidup yang kian terus menerus menghadangnya. Seperti diketahui semesta alam
yang begitu luas dan mungkin tak terbatas tidaklah mudah untuk dipahami, belum
lagi manusia akan dihadapkan oleh beberapa masalah hidup dalam mempertahankan
hidupnya di dunia sebagai makhluq hidup yang mempunyai berbagai kepentingan dan
mempunyai berbagai kebutuhan yang kompleks. Manusia pada dasarnya dilahirkan ke
dunia sebagai bayi yang tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang
lain.mereka memerlukan bantuan orang lain untuk dapat memepertahankan hidupnya.
Dalam hidupnya manusia akan dihadapkankepada beberapa kemungkinan. Apa yan
dibawanya sejak lahir merupakan potensi dasar yang masih harus dikembangkan
dalam lingkungan melalui bantuan pihak lain, berupa pendidikan. Untuk dapat
memilih dan melaksanakan cara-cara hidup yang baik dalam berbagai masalah
kehidupan, manusia harus mendapatkan pendidikan.
Proses kehidupan manusia juga tidak bisa lepas dari
pemikiran-pemikiran manusia akan suatu hal atau fenomena yang terjadi. Di dalam
diri manusia terdapat akal pikiran yang senantiasa bergolak dan berpikir,
karena akal pikiran tersebut dan dikarenakan oleh situasi dan kondisi alam
dimana dia hidup selalu berubah-ubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa
penting bahkan terjadi dengan dahsyat, yang kadang-kadang tidak kuasa untuk
menentang dan menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, termenung, memikirkan
segala hal yang terjadi disekitar dirinya. Dan disini pemikiran secara
filsafati akan membawa manusia itu menuju kesuatu keputusan yang bijaksana.
Karena filsafat melatih kita untuk menjadi manusia yang
bijaksana, arif dan percaya diri, dalam kompleksnya kehidupan manusia, manusia
dituntut untuk menjadi manusia yang bijaksana dan bertanggungjawab. Oleh karena
itu tidak kita pungkiri tentang adanya hubungan yang erat antara manusia,
filsafat dan pendidikan dalam kehidupan manusia untuk tetap dapat
mempertahankan hidupnya di dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
yang telah dipaparkan diatas, penulis mencoba menguraikan masalah
pokok yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini yaitu:
1.
Bagaimana pengertian Filsafat ?
2. Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?
3. Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan bagaimana pengertian filsafat
2. Untuk menjelaskan kedudukan filsafat dalam ilmu
pengetahuan
3. Untuk menjelaskan kedudukan filsafat dalam kehidupan
manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
FILSAFAT
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal
dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata philos dan shopia. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam dan shopia yang artinya kearifan atau kebijakan.
Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat
diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut
pendangan hidup (masyarakat)
Di pihak lain ada yang
beranggapan bahwa filasfat sebagai cara berfikir yang kompleks, suatu pandangan
yang tidak memilki kegunaan praktis. Filsafat dapat dipelajari secara akademis,
diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke
akar-akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada(wujud). Henderson
mengatakan, filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta
secara sistematis dan inklusif darimana manusia berada di dalamnya. Oleh karena
itu, filosof lebih sering menggunakan intelegensi maslah-masalah hidupnya.
Dalam Alquran dan
budaya arab terdapat istilah “hikmat” yang berarti arif atau bijak. Filsafat
itu sendiri bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat.
Maka filosof ialah orang yang mencitai dan mencari hikmah dan berusaha
mendapatkannnya. Menurut Al Syaibany (1979), hikmah mengandung kematangan
pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman dan pengamatan yang tidak dapat
dicapai oleh pengetahuan saja.
Harold Titus (1959),
mengemumkakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
Dalam artin sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan
metodologi atau analisis bahasa yang secara logis dan analisis makna filsafat
diartikan sebagai science of science, dimana tugas utamanya memberikan analisis
terhadap asumsi-asumsi dan konsep sains, mengadakan sistem matisasi atau
pengorganisasian pengetahuan.
Pada bagian lain Harold
Titus mengemukakan makna filsafat yaitu:
1.
Filsafat
adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
2.
Filsafat
adalah suatu metode berfikir yang reflektif, penilitian, dan penalaran.
3.
Filsafat
adalah suatu perangkat-perangkat masalah
4.
Filsafat
adalah seperangkat teori dan sistem berfikir.
B. Model –model filsafat
Filsafat
sebagai metode berpikir , maupun sebagai hasil berpikir radikal, sistematis dan
universal tentang segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, dapat dibedakan
menjadi tiga model, yaitu filsafat spekulatif, filsafat preskriptif, dan
filsafat analitik.
1.
Filsafat
Spekulatif
Filsafat spekulatif
adlah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada. Filafat spekulatif
tergolong filsafat tradisional. Dalam hal ini filsafat dianggap sebagai suatu bagunan
pengetahuan (body of knowledge). Filsafatspekulatif merenungkan secararasional spekulatif
secara persoalan manusia dan hubungannya dengan segala yang ada di jagadraya.
Filsafat spekulatif memiliki rasa kebebasan untuk membicarakan apa saja yang ia
sukai. Mereka berasumsi bahwa manusia memiliki kekuatan intelektual yang sangat
tinggi, sehingga Aristoteles sendiri mengemukakan bahwa manusia merupakan :animal rationale. Dengan pealaran intelektualnya
berusaha membangun suatu pemikiran tentang manusia dan masyarakat.
Filsafat spekualtif
mencari keteraturan dan keseluruhan yang diterapkan, bukan pada suatu item
pengalaman khusus, melainkan kepada semua pengalaman dan penggetahuan.
Singkatnya spekulatif adalah suatu uapaya mencari dan menemukan hubuangan dalam
keseluruhan alam befikir dan keseluruhan pengalaman.
2. Filsafat preskiptif
Filsafat preskriptif berusah menghasil akan suatu ukuran
(standard) penilaian tentang nilai-nilai, penilain tentang perbuatan manusia,
dan penilaian tentang seni. Filsafat preskriptif menguji apa yang baik dan jahat,
benar dan salah, bagus dan jelek. Ia menyatakan bahwa niali dari suatu benda inheren dalam dirinya, atau hanya merupakan
suatu gambaran dalam pikiran manusia. Jadi filsafat prespektif, memberikan resep
tentang perbuatan atau prilaku manusia
3. Filsafat Analitik
Model
analitik terbagi dua golongan, yaitu analitik linguistik dan analitik
positivistik logis. Model analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat
sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah. Para
filosof memakai metode analitik linguistik untuk menjelaskan arti suatu istilah
dan pemakaian bahasa. Para filsuf analitik seperti G.E. Moore, Bertrand Russel,
G. Ryle, dan yang lainnya berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah
menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan arti istilah atau
ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Analitik
linguistik
Pendekatan
analitik linguistik memusatkan perhatiannya pada analisis bahasa, kata-kata,
istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa. Dengan pendekatan analitik
akan menguji suatu ide atau gagasan, seperti: istilah/ide kebebasan akademis,
hak asasi manusia, demokrasi, potensi anak, dan sebagainya. Pendekatan ini
lebih lanjut bertujuan mengklarifikasi bahasa dan pemikiran yang ada daripada
membuat pendapat pendapat yang baru tentang hakikat kenyataan.
Pendekatan analitik linguistik akan
menjelaskan pernyataa-pernyataan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji
rasionalitas yang berkaitan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan, dan
menguji bagaimana konsistensinya degan gagasan lain. Filsafat analitik
linguistik bukan merupakan suatu bangunan pengetahuan, melainkan merupakan
suatu aktifitas yang bertujuan menjernihkan istila-istilah yang dipergunakan.
b.
Analitik
Positivistik Logis
Model
analitik posivistik logis dikenal dengan neopositivisme yang dikembangkan oleh
Bertrand Russelyang berakar pada dan meneruskan filsafat positivisme dari Comte
yang merupakan peletak dasar kuantitatif dalam pengembangan ilmu (science),
dengan meletakkan matematika sebagai dasar bagi semua cabang ilmu.
Menurut
Kunto Wibisono (1997) positivisme merupakan suatu model dalam pengembangan ilmu
pengetahuan (knowledge) yang di dalam karyanya menempuh jalan observasi,
eksperimentasi, dan komparasi sebagaimana diterapkan dalam ilmu kealaman, dan
model ini dikembangkan dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial.
Positivisme
memiliki pengaruh yang sangat kuat pada metode ilmiah konsep-konsep positivisme
menyubangkan pendekatan baru dalam penemuan kebenaran ilmiah yang melahirkan
revolusi paradigma. Prinsip dan prosedur dalam ilmu alam dan ilmu sosial
berasal dari asumsi.
Positivisme
merupakan model pendekatan ilmiah kuantitatif dalam keilmuan, para penganutnya
menyebut dirinya berparadigma ilmiah (scientific paradigm). Hal ini ditunjukkan
dari beberapa hal yaitu:
v Teknik yang digunakan kuantitatif yang
mendasarkan diri pada.
v Kriteria kualitasnya “rigor” (kaku)
yaitu harus memenuhi prinsip validitas eksternal-internal, reliabilitas, dan
obyektifitas. Berdasarkan kriteria kualitas ini, membawa konsekuensi kepada
penyusunan desain yang bagus untuk suatu eksperimen.
v Persoalan kualitasnya menunjuk “dapatkah
X menyebabkan Y?”
v Lebih pada pengetahuan proposional yaitu
dalam bentuk hipotesis.
v Pendiriannya adalah reduksionis, yaitu
menyempitkan penelitian pada fokus relatif kecil dengan formalitas hipotesis
dan hipotesis ini diuji secara empirik.maksud untuk menemukan pengetahuan
melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara apriori.
Kedudukan
& Peranan Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
} Peran filsafat ilmu sangat penting
artinya bagi perkembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan. Meletakkan
kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan
landasan-landasan ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya.
Filsafat ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah serta
analisis-kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia
keilmuan. Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap
sistem kerja dan susunan ilmu.
} Pada dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi
landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu
disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Secara substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan
disiplin ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya
secara teknis dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat
mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin
ilmu masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian
Filsafat
Kata filsafat berasal
dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata philos dan shopia. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam dan shopia yang artinya kearifan atau kebijakan.
Jadi, arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat
diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut
pendangan hidup (masyarakat)
Pada bagian lain Harold
Titus mengemukakan makna filsafat yaitu:
a.
Filsafat
adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
b.
Filsafat
adalah suatu metode berfikir yang reflektif, penilitian, dan penalaran.
c.
Filsafat
adalah suatu perangkat-perangkat masalah
d.
Filsafat
adalah seperangkat teori dan sistem berfikir.
2.
Model
–model filsafat
a.
Filsafat
Spekulatif
b. Filsafat preskiptif
c. Filsafat Analitik
No comments:
Post a Comment