BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Teori organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil
dari sebuah proses evolusi. Selama beberapa dekade, para akademisi dan praktisi
dari latar belakang dan perspektif yang berbeda telah mengkaji dan menganalisis
organisasi-organisasi. Organisasi yang ada pada saat ini mencerminkan suatu
pola perkembangan yang komulatif, berbagai teori telah diperkenalkan,
dievaluasi dan diperbaiki dari waktu ke waktu. Pandangan-pandangan baru
cenderung mencerminkan keterbatasan teori-teori terdahulu, jadi jika ingin
memahami apa yang tengah berlangsung sekarang ini pada teori organisasi maka
kita perlu melihat kebelakang di sepanjang alur tempat teori itu berasal. Sebelum abad ke dua puluh perkembangan teori organisasi adalah revolusi
industri. Dimulai pada abad ke delapan belas di Inggris.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Teori Organisasi
Salah satu kejadian paling penting sebelum abad ke dua puluh
kaitannya dengan perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri.
Dimulai pada abad ke delapan belas di Inggris, revolusi tersebut menyebrangi
samudra Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang dunia ke dua. Revolusi
tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin telah menggantikan
kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan sarana transfortasi yang cepat
mengubah metode pengiriman barang. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian
pabrik-pabrik. Dampaknya terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan
pabrik membutuhkan penciptaan yang terus menerus dari struktur-struktur
organisasi untuk memungkinkan terjadinya proses produksi yang efesien.
Pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen
diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan, dengan demikian struktur
organisasi yang kompleks harus dirancang. Perkembangan teori organisasi dimulai
pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori manajemen ilmiah, dan berakhir pada
tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang mengakomodasi segi manusia,
mesin, teknologi, dan lingkungan sebagai dasar peningkatan produktivitas
organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi dipengaruhi oleh
persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi merupakan perubahan
yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru
dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan dari perkembangan awal
sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau
perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan
yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah
organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran
utama, sesuai kurun waktu permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern. Bentuk
bentuk evolusi organisasi
B.
Bentuk bentuk evolusi organisasi
1. Teori
Klasik
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang
manajemen dan organisasi ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor
(1911) yang berjudul “Principles of Scientific Management” yang lebih dikenal dengan
istilah scientific management atau manajemen ilmiah. Taylor berusaha
memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-tugas
didalam organisasi. Keinginannya untuk mendapatkan metode terbaik tentang
bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengacu pada desain
pekerjaan. Taylor mengusulkan empat prinsip management, yaitu:
a. penggantian metode untuk menentukan
elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah;
b. seleksi dan pelatihan pekerja secara
ilmiah;
c. kerjasama antara pimpinan dan
bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan metode ilmiah;
d. pembagian tanggung jawab yang lebih
merata diantara manajer sebagai perencana dan supervise dan para pekerja
sebagai pelaksana.
Teori klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol mencoba
mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer
dari semua tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus
dilakukan oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada
tingkatan yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu aspirasi
bawahan.
Fayol mengusulkan
empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu
a. pembagian kerja;
b. wewenang;
c. disiplin;
d. kesatuan komando;
e. kesatuan arah;
f. mendahulukan kepetingan umum diatas
kepentingan pribadi;
g. remunerasi (gaji sesuai
pekerjaan);
h. sentralisasi;
i.
rantai scalar (garis wewenang);
j.
tata tertib;
k. keadilan;
l.
stabilitas masa kerja para pegawai;
m. inisiatif;
n. esprit de corps (persatuan dan
kesatuan dalam organisasi).
Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah
teori birokrasi. Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia
katakana sebagai alat yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk
mencapai tujuannya yang disebut dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai
dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi wewenang yang jelas, prosedur seleksi
yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan atas
hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi.
Tokoh terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia
lebih menekankan pada perspektif perencanaan rasional, dan mengatakan bahwa
struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan tujuan
utama perusahaan adalah pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan
melalui aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk
atau jasa organisasi, aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan
organisasi dengan hasil yang dicapai organisasi. Perspektif perencanaan
rasional menawarkan sebuah model yang sederhana dan langsung untuk merancang
sebuah organisasi. Perencanaan organisasi dalam manajemen menentukan
tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan tersebut kemudian menentukan
pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan interrelasi.
2. TeoriNeo-klasik
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang
membentuk aliran antar manusia (human relation school), memandang organisasi
sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi
mesin. Pada masa ini dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang
pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,
pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan dengan
upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu
perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol,
dan Weber dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama.
Organisasi terdiri dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada
suatu keseimbangan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, yang
menawarkan ide-ide dalam “the functions of the executive”, yaitu ia menentang
pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai
dengan tanggapan dari bawahan, ia memperkenalkan peran dari organisasi informal
ke dalam teori organisasi dan mengusulkan agar peran utama manager adalah
memperlancar komunikasi dan mendorong para bawahan untuk berusaha lebih
keras.
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua
pandangan tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan
positif. Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia
didasarkan atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung untuk
menyesuaikan perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut. Dengan
demikian teori Y lebih disukai dan asumsi tersebut harus dapat membimbing para
manajer dalam merancang organisasi dan memotivasi para pegawainya.
Sedangkan
Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada birokrasi yang
disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang sempit
diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis yang diorganisasi
pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari kekuasan diganti
dengan pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi yang ideal adalah
adhocracy yang fleksibel.
3. Teori modren
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency
yang dipelopori Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu
melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu
kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling
bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social
psychology of organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu
sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif
sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi
dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Pada tahun 1960, Joan Woodward dan Charles Perrow,
menyampaikan alasan yang disampaikan oleh James Thomson bahwa dalam menentukan
struktur yang sesuai dalam organisasi diperlukan adanya teknologi. Pendekatan
paling mutakhir mengenai teori organisasi memusatkan perhatian pada sifat
politis organisasi. Teori ini mula-mula dibuat James March dan Herbert Simon,
namun telah diperbaiki secara intensif oleh Jeffrey Preffer. Model yang
dikembangkan yaitu teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan, konflik
inherent atas tujuan, serta keputusan desain organisasi yang mendukung
kepentingan pribadi dari para pemegang kekuasaan.
Organisasi merupakan koalisi yang terdiri dari berbagai
kelompok dan individu dengan tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi
merupakan hasil dari pertarungan kekuasaan berbagai koalisi tersebut. Jika kita
ingin mengerti mengapa dan bagaimana organisasi tersebut dirancang, maka kita
harus menilai preferensi dan kepentingan dari mereka yang berada di dalam
organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan mengenai
desain organisasi. Pemikiran ini membangun atas dasar pengetahuan tentang
pengambilan keputusan berdasarkan perilaku dan ilmu politik yang telah
meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan fenomena-fenomena
organisasi.
Perkembangan Muthakir Teori Manajemen
1. Pendekatan Sistem :
Pandangan organisasi
sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagianyang saling
berkaitan. Subsistem, sinergi, open system
& close system, feedback(umpan balik).
2. Pendekatan kontigensi
Pandangan
bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusiuntuk mencapai
sasaran organisasi mungkin bervariasidalam situasi atau lingkungan yang
berbeda.Pandangan ini sering juga disebut pendekatan situasional.
3.Pendekatan
Keterlibatan Dinamik Pandangan bahwa waktu dan hubungan manusia
mendesakmanajemen untuk memikirkan ulang pendekatan tradisional dalammenghadapi
perubahan yang terus menerus berlangsung dan cepat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu kejadian paling penting
sebelum abad ke dua puluh kaitannya dengan perkembangan teori organisasi adalah
revolusi industri. Dimulai pada abad ke delapan belas di Inggris, revolusi
tersebut menyebrangi samudra Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang dunia ke
dua. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin telah
menggantikan kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan sarana transfortasi
yang cepat mengubah metode pengiriman barang. Hasilnya adalah menyebarnya
pendirian pabrik-pabrik. Betuk bentuk dari evolusi organisasi tersebut antara
lain :
1. Teori
Klasik
2. Teori neo klasik
3. Teori modren
B. SARAN
Penulis
sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis meminta kepada pembaca untuk memberikan saran dan
masukan untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Prof
. Dr. J.Winardi,2001, Teori Organisasi
dan Pengorganisasian
Http://file
./Direktori Anang firmansyah. Teori organisasi.Pdf
Http.//Copyright 2008 All Rights
Reserved Revolution
theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com
No comments:
Post a Comment