BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan
penelaahan terhadap hubungan–hubungan dan kecenderungan terhadap laporan
keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan perkembangan
perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat
laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan
pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan ruang lingkup laporan keuangan!
2. Uraikan konsep analisis laporan keuangan!
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas terstruktur pada matakuliah analisis laporan keuangan, yang mana
tema pada pembahasan ini adalah ruang lingkup laporan keuangan dan konsep
analisis laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis laporan keuangan
merupakanpenelaahan terhadap hubungan–hubungan dankecenderungan terhadap
laporan keuangan untukmenilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi,dan
perkembangan perusahaan itu memuaskanatau tidak.
Menurut S. Munawir mengemukakanbahwa analisis laporan
keuangan adalah sebagaiberikut:Data
keuangan akan lebih berarti bagi pihak–pihak yang berkepetingan apabila data
tersebutdiperbandingkan untuk dua periode atau lebihdan dianalisa lebih lanjut
sehingga dapatmendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto mengemukakan bahwa
analisis laporan keuanganadalah sebagai berikut :Dengan menghubungkan elemen–elemen dariberbagai aktiva satu dengan yang
lainnya, elemen–elemen dari berbagai pasiva satudengan lainnya serta
menghubungkan elemen–elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat
tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi ataukeadaan
finansial suatu perusahaan.
Dari pertanyaan diatas, dapatdikemukakan bahwa analisis
laporan keuanganadalah memperbandingkan elemen–elemen yangterdapat dalam
laporan keuangan untuk dianalisis dalam dua periode atau lebih, sehinggaakan
dapat diketahui keadaan finansial suatuperusahaan.[1]
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat
laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan
pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang. Di dalam
laporan keuangan ada dua jenis informasi yang diberikan, yaitu:
a.
Pertama, yaitu bagian
verbal seringkali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang menguraikan
hasil operasi perusahaan selama satu tahun dan membahas
perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi dimasa mendatang.
b.
Kedua, yaitu laporan
tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar neraca, laporan laba rugi,
laporan laba ditahan dan laporan arus kas.[2]
2.
Arti Pentingnya Laporan
Keuangan
Analisis terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat
profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun
secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai
hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu
tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi
informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk
berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak
manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Arti penting analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.
Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier
b.
Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
c.
Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta
bunganya.
d.
Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e.
Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja[3]
3.
Syarat-Syarat Laporan
Keuangan
Informasi yang ada dalam
laporan keuangan dan laporan lainnya yang dibuat oleh perusahaan untuk
melaporkan kegiatannya harus memiliki karakteristik atau syarat-syarat tertentu
untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.
a.
Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan
harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil
keputusan.
b.
Dapat dimengerti artinya bahwa laporan
keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para
pemakainya.
c.
Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang
disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi
yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
d.
Netral artinya bahwa laporan keuangan yang
disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai
tertentu.
e.
Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan
harus di sajikan tepat pada waktunya .
f.
Daya banding artinya bahwa perbandingan
laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun
tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu
dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
g.
Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang
disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan
pembaca.[4]
h.
Penyajian jujur, artinya agar dapat di andalkan
informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.[5]
4.
Keterbatasan Laporan
Keuangan
a.
Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena
itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan
nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat
pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management
yang bersangkutan.
b.
Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku
(book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai
gantinya.
c.
Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih
memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh
akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan
bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara
hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan
dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa.
d.
Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi
ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan
kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung
dalam nilainya yang paling rendah.
e.
Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan
tiap-tiap pemakai.[6]
5.
Bentuk-Bentuk Laporan
Keuangan
a.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan
keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada
suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga dengan Laporan Posisi
Keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
Neraca merupakan laporan
yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari
posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam
neraca didasarkan pada tingkatlikuiditas dan jatuh tempo.
Aktiva merupakan
sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh perusahaandan masih memberikan
kemanfaatan di masa yang akan datang. Utang merupakan pengorbanan-pengorbanan
ekonomik untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di masa yang
akan datang. Adapun yang dimaksud dengan modal pemilik adalah hak residu atas aktiva
setelah dikurangi dengan utang. Mudahnya, modal adalah hak restu atas
aktivasetelah dikurangi dengan utang.[7]
b.
Laporan Laba Rugi (Income
Statement)
Laporan laba rugi (income
statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga
tergambar jumlah biaya dan jenis-jenisbiaya yang dikeluarkan selama periode
tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini, terdapat selisih yang
disebut dengan laba atau rugi. Jika pendapatan lebih besar dari pada biaya,
perusahaan dikatakan laba. Namun apabila pendapatan lebih kecil dari pada
biaya, perusahaan dikatakan rugi.
c.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal
merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modalyang dimiliki pada saat
ini. Kemudian laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab
terjadinya perubahan modal di suatu perusahaan. Laporan perubahan modal jarang
dibuat bila tidak ada terjadi perubahan modal, artinya laporan ini dibuat
apabila memang ada perubahan modal perusahaan tersebut.
d.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas
merupakan laporan yang menunjukkan semua spek yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas
perusahaan. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode
laporan.
Laporan arus kas terdiri
dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out)
selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan,
seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan
sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran
biaya operasional perusahaan.
e.
Laporan Catatan Atas
Laporan Keuangan
Laporan catatan atas
laporan keuangan adalah laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya, terkadang ada komponen
atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu
sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan
tidak salah dalam mentafsirkannya.[8]
B.
Konsep Analisis Laporan
Keuangan
1.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan meupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan bersangkutan.[9]
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau
kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian
oleh penganalisa adalah:
a. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Kewajiban keuanagn suatu
perusahaan dapat digolongkan menjadi dua:
1) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (krediur)
2) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern
perusahaan).
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan likuiditas badan
ushaa, sedangkan yang berhubungan dengan pihak intern atau proses produksi
dinamakan likuiditas perusahaan.
b. Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dapat
dikatakan solvabel apabila perusahaan memenuhi kekayaan atau aktiva yang cukup
untuk membayar semua hutang, apabila aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari
jumlah hutang berarti keuangan perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.
Dalam hubungan antara likuiditas dengan solvabilitas ada empat kemungkinan
yang dihadapi perusahaan:
1) Perusahaan yang likuid dan solvabel
2) Perusahaan yang likui tetapi insolvabel
3) Perusahaan yang illikuid dan insolvabel
4) Perusahaan yang inlikiuid tetapi solvabel.
Bagi kreditur jangka panjang atau pemegang saham selain yang berminat atau
menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka pendek justru terutama berminat
pada kondisi keuangan jangka panjang, karena betapapun baiknya kondisi keuangan
jangka pendek tidak menjamin dalan jangka panjang akan tetap baik.
c. Rentabilitas atau Profitabilitas
adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Rentabilitas sutau perusahaan diukur degan kesuksesan perusaahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas
suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang
diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan.
d. Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas
utang-utangnya dan akhirnya membayar kembali utang-utang tersebut tepat pada
waktunya, serta kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.[10]
Tujuan menurut Bertein yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Harahap
menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi
dan kondisi laporan keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi
atau merger.
b. Understanding
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami
perusahaan,kondisi keuangan dan hasil usahanya
c.
Forcasting
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi
keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
d. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah yang terjadi baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah
lainnya.
e. Evaluation
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi
manajemen dalam mengelola perusahaan.
2. Langkah-Langkah Dalam Menganalisis Laporan Keuangan
Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan penganalisa harus
memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan
aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan
kata lain agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan
maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Sebelum mengadakan perhitungan, analisa dan interprestasi penganalisa harus
mempelajari atau me-review secara
menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali atau reconstruction
dari data sesuai prinsip yang berlaku dan tujuan dari analisa. Maksud dari
perlunya mempelajari data secara menyeluruh adalah untuk meyakinkan penganalisa
bahwa laporan sudah cukup menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan
telah diterapkan prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat,
sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat
dibandingkan.[11]
3. Macam-Macam Metode Analisis Laporan Keuangan
Metode dan tekhnik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan
antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan
laporan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu, atau
diperbandingkan dengan alat pembanding lainnya, misalnya dibandingkan dengan
laporan keuangan yang dibudgetkan atau aporan keuangan perusahaan lain.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan
keuangan, yaitu analisa horizontal dan analisa vertikal. Analisa Horizontal
adalah analisa dengan mengadakan pembanding laporan keuangan untuk beberapa
periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode
horizontal ini disebut juga sebagai metode analisa dinamis. Analisa vertikal
yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau
satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dangan yang
lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut
juga sebagai hasil operasi saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga
sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya
untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.[12]
Tekhnik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
a. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan tekhnik analisa
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih
dengan menunjukkan:
1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
3) Kenaikkan atau penurunan dalam prosentase
4) Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
5) Persentase dari total.
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam prosentase (trendprecentageanalysis), adalah suatu metode atau
tekhnik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah
akan menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
c. Laporan dengan prosentase perkomponen
(commonsizestatement), adalah sutau metode analisa untuk
mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan
yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber atau penggunaan modal atau untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
e. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis),
adalah suatu analisa untuk megetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas
atau untuk megetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
f. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara indivdu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu
analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain
atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk
periode tersebut.
h. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut
tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan
analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau
kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.[13]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan
merupakan penelaahan terhadap hubungan–hubungan dan kecenderungan terhadap
laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan
perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat
laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan
pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang. Di dalam
laporan keuangan ada dua jenis informasi
Laporan keuangan meupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan bersangkutan. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan
potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk
mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:
a.
Likuiditas
b.
Solvabilitas
c.
Rentabilitas atau Profitabilitas
d.
Stabilitas
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (2010)
Jakarta: Penerbit MitraWacana Media
Anita Wulan, Syarat-Syarat Laporan Keuangan, https://anitawulan.wordpress.com/2011/02/27/syarat-syarat-laporan-keuangan/
Fiina, Arti Pentingnya Laporan Keuangan,http://httpwwwbloggercomcreate-blogdo-fiina.blogspot.co.id/2011/02/arti-pentingnya-laporan-keuangan.html
Munawir, AnalisaLaporanKeuangan,
(2004) Yogyakarta: Liberty
Slamet Sugiri, Bogat Agus Riyono dan Zuni Barokah,
Akuntansi Pengantar 1, (2001) Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan APM
YKPN
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (2011) Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Syah Reza Marasutan, Arti Pentingnya Laporan Keuangan,https://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2011/02/24/arti-pentingnya-laporan-keuanganpengertian-laporan-keuangan-dan-syarat-syarat-laporan-keuangan/
[1]Munawir, AnalisaLaporanKeuangan,
(Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 31
[2]Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Penerbit
MitraWacana Media, 2010), h. 13
[3] Syah Reza Marasutan, Arti Pentingnya Laporan Keuangan,https://syahrezamarasutanpohan.wordpress.com/2011/02/24/arti-pentingnya-laporan-keuanganpengertian-laporan-keuangan-dan-syarat-syarat-laporan-keuangan/, diakses pada 12 September 2015
[4]Anita Wulan, Syarat-Syarat Laporan Keuangan, https://anitawulan.wordpress.com/2011/02/27/syarat-syarat-laporan-keuangan/,
Diakses pada 14 September 2015
[5]Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h.132
[6] Fiina, Arti Pentingnya Laporan Keuangan,http://httpwwwbloggercomcreate-blogdo-fiina.blogspot.co.id/2011/02/arti-pentingnya-laporan-keuangan.html, Diakases pada 12 September 2015
[7]Slamet Sugiri, Bogat Agus Riyono dan Zuni Barokah, Akuntansi Pengantar 1,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan APM YKPN, 2001), h.15
[8]Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h.28-30
No comments:
Post a Comment