Tuesday, April 19, 2016

Ruang Lingkup Laporan Keuangan dan Konsep Analisis Laporan Keuangan




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan–hubungan dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan ruang lingkup laporan keuangan!
2.      Uraikan konsep analisis laporan keuangan!
C.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur pada matakuliah analisis laporan keuangan, yang mana tema pada pembahasan ini adalah ruang lingkup laporan keuangan dan konsep analisis laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ruang Lingkup Laporan Keuangan
1.      Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis laporan keuangan merupakanpenelaahan terhadap hubungan–hubungan dankecenderungan terhadap laporan keuangan untukmenilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi,dan perkembangan perusahaan itu memuaskanatau tidak.
Menurut S. Munawir mengemukakanbahwa analisis laporan keuangan adalah sebagaiberikut:Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak–pihak yang berkepetingan apabila data tersebutdiperbandingkan untuk dua periode atau lebihdan dianalisa lebih lanjut sehingga dapatmendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto mengemukakan bahwa analisis laporan keuanganadalah sebagai berikut :Dengan menghubungkan elemen–elemen dariberbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen–elemen dari berbagai pasiva satudengan lainnya serta menghubungkan elemen–elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi ataukeadaan finansial suatu perusahaan.
Dari pertanyaan diatas, dapatdikemukakan bahwa analisis laporan keuanganadalah memperbandingkan elemen–elemen yangterdapat dalam laporan keuangan untuk dianalisis dalam dua periode atau lebih, sehinggaakan dapat diketahui keadaan finansial suatuperusahaan.[1]
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang. Di dalam laporan keuangan ada dua jenis informasi yang diberikan, yaitu:
a.       Pertama, yaitu bagian verbal seringkali disajikan sebagai surat dari direktur utama, yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama satu tahun dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi dimasa mendatang.
b.      Kedua, yaitu laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas.[2]
2.      Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.       Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, pengembangan karier
b.      Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan investasi.
c.       Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta bunganya.
d.      Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e.       Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja[3]
3.      Syarat-Syarat Laporan Keuangan
Informasi yang ada dalam laporan keuangan dan laporan lainnya yang dibuat oleh perusahaan untuk melaporkan kegiatannya harus memiliki karakteristik atau syarat-syarat tertentu untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.
a.       Relevan artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.
b.      Dapat dimengerti artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para pemakainya.
c.       Daya uji artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
d.      Netral artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.
e.       Tepat waktu artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya .
f.       Daya banding artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
g.      Lengkap artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.[4]
h.      Penyajian jujur, artinya agar dapat di andalkan informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.[5]
4.      Keterbatasan Laporan Keuangan
a.       Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
b.      Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c.       Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa.
d.      Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e.       Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.[6]
5.      Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
a.       Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga dengan Laporan Posisi Keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkatlikuiditas dan jatuh tempo.
Aktiva merupakan sumber-sumber ekonomi yang dikuasai oleh perusahaandan masih memberikan kemanfaatan di masa yang akan datang. Utang merupakan pengorbanan-pengorbanan ekonomik untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang. Adapun yang dimaksud dengan modal pemilik adalah hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan utang. Mudahnya, modal adalah hak restu atas aktivasetelah dikurangi dengan utang.[7]

b.      Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenisbiaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini, terdapat selisih yang disebut dengan laba atau rugi. Jika pendapatan lebih besar dari pada biaya, perusahaan dikatakan laba. Namun apabila pendapatan lebih kecil dari pada biaya, perusahaan dikatakan rugi.
c.       Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modalyang dimiliki pada saat ini. Kemudian laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di suatu perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak ada terjadi perubahan modal, artinya laporan ini dibuat apabila memang ada perubahan modal perusahaan tersebut.
d.      Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua spek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas perusahaan. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
Laporan arus kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.
e.       Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya, terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam mentafsirkannya.[8]
B.     Konsep Analisis Laporan Keuangan
1.      Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan meupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan.[9] Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:
a.       Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Kewajiban keuanagn suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi dua:
1)      Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (krediur)
2)      Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan).
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan likuiditas badan ushaa, sedangkan yang berhubungan dengan pihak intern atau proses produksi dinamakan likuiditas perusahaan.
b.      Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dapat dikatakan solvabel apabila perusahaan memenuhi kekayaan atau aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang, apabila aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutang berarti keuangan perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.
Dalam hubungan antara likuiditas dengan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dihadapi perusahaan:
1)      Perusahaan yang likuid dan solvabel
2)      Perusahaan yang likui tetapi insolvabel
3)      Perusahaan yang illikuid dan insolvabel
4)      Perusahaan yang inlikiuid tetapi solvabel.
Bagi kreditur jangka panjang atau pemegang saham selain yang berminat atau menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka pendek justru terutama berminat pada kondisi keuangan jangka panjang, karena betapapun baiknya kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin dalan jangka panjang akan tetap baik.
c.       Rentabilitas atau Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas sutau perusahaan diukur degan kesuksesan perusaahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah  modal perusahaan.
d.      Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas utang-utangnya dan akhirnya membayar kembali utang-utang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.[10]
Tujuan menurut Bertein yang dialih bahasakan oleh Sofyan Safri Harahap menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a.       Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger.
b.      Understanding
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan dan hasil usahanya
c.       Forcasting
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
d.      Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya.
e.       Evaluation
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.


2.      Langkah-Langkah Dalam Menganalisis Laporan Keuangan
Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan penganalisa harus memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut. Dengan kata lain agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Sebelum mengadakan perhitungan, analisa dan interprestasi penganalisa harus mempelajari atau me-review secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali atau reconstruction dari data sesuai prinsip yang berlaku dan tujuan dari analisa. Maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh adalah untuk meyakinkan penganalisa bahwa laporan sudah cukup menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkan prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat dibandingkan.[11]
3.      Macam-Macam Metode Analisis Laporan Keuangan
Metode dan tekhnik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat pembanding lainnya, misalnya dibandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau aporan keuangan perusahaan lain.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horizontal dan analisa vertikal. Analisa Horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembanding laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut juga sebagai metode analisa dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dangan yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai hasil operasi saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.[12]
Tekhnik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.       Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan tekhnik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan:
1)      Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
2)      Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
3)      Kenaikkan atau penurunan dalam prosentase
4)      Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
5)      Persentase dari total.
b.      Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trendprecentageanalysis), adalah suatu metode atau tekhnik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah akan menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
c.       Laporan dengan prosentase perkomponen  (commonsizestatement), adalah sutau metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d.      Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber atau penggunaan modal atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
e.       Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah suatu analisa untuk megetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk  megetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
f.       Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara indivdu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g.      Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu  perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
h.      Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.[13]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan–hubungan dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan, hasil opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak.
Laporan keuangan merupakan sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapatan mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang. Di dalam laporan keuangan ada dua jenis informasi
Laporan keuangan meupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah:
a.       Likuiditas
b.      Solvabilitas
c.       Rentabilitas atau Profitabilitas
d.      Stabilitas


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (2010) Jakarta: Penerbit MitraWacana Media
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (2011) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Munawir, AnalisaLaporanKeuangan, (2004) Yogyakarta: Liberty
Slamet Sugiri, Bogat Agus Riyono dan Zuni Barokah, Akuntansi Pengantar 1, (2001) Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan APM YKPN
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (2011) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


[1]Munawir, AnalisaLaporanKeuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 31
[2]Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Penerbit MitraWacana Media, 2010), h. 13
[4]Anita Wulan, Syarat-Syarat Laporan Keuangan, https://anitawulan.wordpress.com/2011/02/27/syarat-syarat-laporan-keuangan/, Diakses pada 14 September 2015
[5]Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.132
[6] Fiina, Arti Pentingnya Laporan Keuangan,http://httpwwwbloggercomcreate-blogdo-fiina.blogspot.co.id/2011/02/arti-pentingnya-laporan-keuangan.html, Diakases pada 12 September 2015
[7]Slamet Sugiri, Bogat Agus Riyono dan Zuni Barokah, Akuntansi Pengantar 1, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan APM YKPN, 2001), h.15
[8]Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.28-30
[9]Munawir, AnalisaLaporanKeuangan,..., h.31
[10]Munawir, AnalisaLaporan Keuangan,...,h. 31-33
[11]Munawir, AnalisaLaporan Keuangan,...,h. 34
[12]Munawir, AnalisaLaporan Keuangan,...,h. 35-36
[13]Munawir, AnalisaLaporan Keuangan,...,h. 37

No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran