Wednesday, April 13, 2016

Konsep dan Penerapan Mutu Sekolah Dasar





PEMBAHASAN

A.    KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGKAT SEKOLAH DASAR
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun,  sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.  Dikatakan demikian karena pendidikan  merupakan bagian dari kebudayaan dan peredaban manusia yang terus berkembang, sehingga potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Dalam pendidikan terdapat pula manajemen pendidikan, yang tujuannya untuk menunjang kualitas pendidikan itu sendiri.
 Manajemen pendidikan sekolah dasaar adalah :merupakan proses dimana kepalah sekolah dasar, selaku administrator bersama atau melalui orang lain, berusaha mancapai tujuan intusional sekolah dasar secara efisien. Apabilah difinisi tersebut dikaji secara seksama terdapat makna tersirat berkenaan dengan konsep sekolah dasar yaitu:
1.      Penyelegaraan pendidikan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa  pada tuhan yang maha Esa
2.      Berakhlak mulia, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab  dan demokratif.
3.      Dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut
Sekolah dasar tidak ubanya sebagai sebuah insitusi atau lembaga, sekolah juga mengembangkan misi tertentu yaaitu melakukan proses edukasi, proses sosialisa, proses transformasi anak didik. Dalam rangka mengikuti pendidikan pada jenjng berikutnya.
Organisasi berjalan kerena adanya konsep manajemen yang terstruktur, manajemnen dalam organisasi sekolah sering kali disebut manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan sering pula diartikan administrasi pendidikan  atau lembaga.administrasi pendidikana  ialah segenap proses penyerahan dan penginteraksian segalah sesuatu, baik personal, spiritual, maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Didalam proses administrasi 


B.     KONSEP DAN PENERAPAN PROGRAAM MUTU SEKOLAH DASAR
Menurut Asmondi(2009) dalam MPMBS  dan menerapkan nya ada tiga faktor  yang menurup depdiknas  (2001 :1-2) yang mengibatkan mutu pendidikan mengalami peningkatan.
1.      Faktor-faktor  nya yaitu sebagai berikut :

a.       Program pembangunan pendidikan nasional mengggunakan pendekatan education function  atau input auput  analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen.
b.      Penyelegaraan pendidikan nasional dilakukan dan diatur secara biroraktis – sentralistik. Hal ini mengakibatkan sekolah kehilangan  kemandirian, motivasi, dan inisiatif, untuk mengembangkan dan menunjukan lembaganya termasuk pembaikan mutu pendidikan yang merupakan salaah satu pendidikan nasional.
c.       Peran serta masyarakat, khususnya orang tua iswa dalam penyelegaraan pendidikan selama ini sanggat minim. Hal ini mengakibatkan timbulakan persepsi bahwa penyelegaraan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah sehigga tidak mengherankan apabila partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat kewajiban untuk mendukung input pendidikan tertentu (dana).


Seiring dengan reformasi pendidikan yang dipahami oleh undang- undang  nomor 23 tahun 2004 dan peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2000, pemerintah berbudaya memberlakukan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah/ madrasa di semua jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta.
2.      Tujuan MPMBS
Sekolah yang menetapkan tujuan MPMBS
a.       MPMBS bertujuan untuk memandidrirkan atau memberdayakan sekolah/ madrasa melalui pembarian kewenangan  (otonomi) kepada sekolah atau madrasa, pemberian fleksibelitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelolah umberdaya sekolah, dan mendorong partisipasiwarga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b.      Meningkatakan mutu pendidikan melalui pendidikan kemandirian, fleksibilitas, sustainbilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelolah memamfaatkan dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
c.       Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelegarakan pendidikan  melalui pengambilan keputusan bersama.
d.      Meningkatkan tanggungjawab sekolah/ madrasa kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tantang mutu sekolahnya.
e.       Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah/ madrasa tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
3.      Konsep MPMBS
MPMBS dapat didefinisiskan sebagai model manajemen yang memeberikan fleksibilitas/ keluwesan lebih besar kepada sekolah/ madrasa untuk mengelolah sumberdaya sekolah, dan mendorong sekolah untuk meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuahan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasioanal. Karena itu esensi MPMBS =Otonomi + Fleksibilitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah.



 Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan/ kemandirian yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan merdeka / tidak tergantung. Otonomi sekolah adalah kewenagan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan  warga sekolah dan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah berdasarkan peraturan  sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perudang- undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Fleksibilitas dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan  yang diberikan kepada sekolah untuk mengelolah memamfaatkan dan memberdayakan sumberdaya sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah.
 Peningkatan partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah (guru, siswa,karyawan) dan masyarakat(orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuan, usahawan) didorong untuk terlibat secara lansung  dalam penyelegaraan pendidikan.
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu sekolah tersebut   melaksanakan program mutu pendidikan,semua orang harus tertlibat dalam informasi mutu manajemen harus komitmen dan terfokus pada peningkatan mutu , transformasi mutu harus dimulai dengan mengadopsi para digma pendidikan baru. Adalah kualitas pendidikan yang senantiasa bergantung pada banyaknya uang yang tersedia. Manajemen peningkatan program bermutu sekolah dasar dapat didefinisikan sebagai medel manajemen yang member fleksibilitas/keluwesan lebih besar kepada sekolah atau madrasa mendorong sekolah meningkatan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.
 Karena itu esensi  manajemen pendidikan tingkat sekolah dasar partisipasi untuk mencapai sasaran sekolah sebagai berikut:
1.      Otonomi
2.      Fleksibilitas
3.      Peningkatan partisipasi
Sekolah /madrasa yang mendiri atau berdaya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Tingkat kemandirian tinggi
b.      Tingkat ketergantungan rendah
c.       Bersifat adiptif dan antipatif/ proaktif

d.      Memiliki jiwa kewirausahaan tinggi ( ulet, inovatif, gigi, berani mengambil resiko
e.       Bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah
f.       Memiliki control yang kuat terhadap kondisi kerja
g.      Komitmen yang tinggi pada dirinya




C.    TANTANGAN
Tantangan menerapkan manajemen program mutu sekolah dasar adalah: bagaimana sekolah meningkatkan efektivitas kinerja sekoalah secara kolaboratif melalui pembagian tugas yang jelas antara sekolah dan orang tua siswa yang didukung denga sistem distribusi informasi, menghimpun informasi dan memilih banyak altenatif gagasandari banyak pihak  untuk mengembangkan mutu kebijakkan melalui keputusan bersama .Pelaksanaan selalu berdasarkan usaha meningkatkan penjaminan mutu sehingga pelayanan sekolah dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam menunjang keberhasilan suatu sekolah  memerlukan banyak waktu dan tenaga yang diperlukan pihak eksternal untuk terlibat dalam banyak aktivitas sekolah, hal ini menjadi salah satu kendalah tingkat pemahaman orang tua tentang bagaimana seharusnya berperan juga menjadi kendalah lain sehingga partisipasi dan kolaborasi orang tua sulit diwujudkan.
Sekolah yang efektif dan bermutu pada umumnya memliki sejumlah karateristik proses sebagai berikut:
·         didalam menerapakn sekolah  bermutu harus memiliki proses
Ø  proses belajar mengajar yang evektifitasnya tinggi
Ini ditunjukan oleh sifat PBM yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekeder menomorisasi dan  recall, bukan sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan ( logos) akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehigga tertanam dan berfungsi.

Ø   kepemimpinan sekoah yang kauat
Kepemimpinan kepalah sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujutkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan dan secara terancana dan bertahap
Ø   teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis
kebersamaan ( teamwork)  merupakan karateristik yang dituntun oleh MPMBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif wargs sekolah, bukan  hasil indivindu.
Ø  Lingkungan sekolah/ madrasa yang aman dan tertib
Sekolah madrasa memiliki lingkupan (ilmia) yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlansusng dengan nyaman (enjoyable learning) karena itu sekolah yang bermutu  harus menciptakan iklim sekolah yang efektif, dan aman nyaman tertib.
Ø  Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
Pengelolaan tenaga kependidikan mencangkup kebutuhan perencanaan, pengembangan evaluasi kinerja, hingga  sampai pada imbal jasa. Tenga kepeendidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MPMBS adalah : tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi slalu mampu  dan sanggub menjlankan tugasnya denga baik.
Ø  Sekolah memiliki kemandirian
Sekolah memiliki kewwenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya, sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan.
Ø  Partisipasi yang tinggi dari warga masyarakat
Sekolah yang merupakan MPMBS memiliki karateristik bahwa partisipasi warga sekolah /masyarakat dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya.
Ø  Sekolah memiliki keterbukaan transparan manajemen
Keterbukaan / transparasi dalam pegelolaaan sekolah merupakan karateristik sekolah yang menerapakan MPMBS.
Ø  Sekolah memiliki kemauan untuk berubah
Perubahan yang dimkasdu adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun sikologis. Artinya, setiap dilakukan perubahan hasilnya diharapkan lebih baik dari sebelumnya.
Ø  Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secra berkelanjutan
Evaluasi belajar secaara teratur bukan hanya ditunjukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan pserta diddik.
Ø  Sekolah response dan antisipasi terhadap kebutuhan
Sekolah selalu tanggap/ responsive terhaadap aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu.
Ø  Memiliki komunikasi yang baik
Sekolah yang befektif umumnya memiliki komunkasi yang baik terutama antar warga.
Ø  Sekolah memiliki akuntabilitas
Untuk bertanggung jawaban yang harus ddilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah ddilaksanakan.
Ø  Sekolah memiliki kemampuan ,manjemn sustainabilitas
Sekolah yang bermutu dan efektif juga memilki kemampuan unrtuk menjaga kelansungan hidupnya  baik dalam program paupun pendanaannya.

D.    PERMASALAHAN SEKOLAH YANG MEMILIKI SEKOLAH MEMILIKI MUTU
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah  rendah nya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah  berbagai usaha telah dilakukuan untuk meningkatakan mutu pendidikan. Dan hal itu yang menyebabkan rendanya mutu pendidikan yang menghambat penyedian sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan.
            Permasalahan juaga dapat ditimbulakan  oleh siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana dan prasaranandan faktor lingkungan. Apabilah faktor tersebut terpenuhi dengan baik dan bermutu serta proses blajar yang bermutu pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan pendidikan yang bermutu. Di dalam meneraapakan sekolah bermutu harus memiliki proses yang telah dijabarkan di dalam tantanggan sekolah yang bermutu, jadi sekolah yang memiliki mutu tersebut harus memiliki proses.







E.     PRINSIP MODEL SEKOLAH BERMUTU TOTAL
Prinsip medel sekolah mutu total merupakan proses penbaikan terus-menerus atau berkesinambungan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai sekolah yang bermutu. Kepalah sekolah sebagai manajemen puncak memegangh peran penting dalam sukses nya pelaksanaan inplementasi manejemen mutu tetpadu disekolah.
 Konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepalah sekolah. Kepalah sekolah perlu memahami manajemen mutu sebagai suatu falsafah, metode, teknik dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam situasi semakin maju seperti sekarang ini. Kepalah sekolah dan guru perlu memahami harapan masyarakat terhadap sekolahnya.  
            Prisip- prinsip model sekolah mutu total
1)      Memperioritaskan  kepentingan mekanisme kerja
2)      Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
3)      Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuanya
4)      Mengenal secara baik faktor-faktor prisikologis manusia
5)      Relativitas nilai-nilai










Daftar Pustaka
Asmendri,Manajemen Pendidikan Mutu Pendidikan Sekolah Dan Madrasah,(Batusangkar: STAIN  Batusangkar Press, 2012)
Engkoswara dan aan komariah, Administrasi Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,cv 2011)
http://www.blog-guru .web .id/2009/01/ konsep –dan –penerapan –program mutu sekolah dasar
Sarbini dan neneng lina, Perencanaan Pendidikan, (Bandung :Pustaka Setia, 2011)
Udin syaefudin sa’ud dan abin syamsuddin makmun. Perencanaan Pendidikan,(Bandung 40252)
Asmendri. Mnajemen Peserta Didik, ,(Batusangkar: STAIN  Batusangkar Press, 2014)



















No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran