Wednesday, April 13, 2016

Fungsi-fungsi Manajemen



PEMBAHASAN
A.    Pengertian Fungsi-Fungsi Manajemen
Menurut Machali (2012: 35) maksud  fungsi- fungsi manajemen (manajement fungsions) adalah bagian-bagian dalam proses manajemen. Sebuah organisasi yang baik harus menjalankan fungsi atau bagian-bagian dalam manjemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut berfungsi sebagai pemendu (guide land) dalam mennjalankan aktifitas organisasi.
Padangan menggenai fungsi manajemen selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dangan kedudukan dan kebutuhan. Namun pada dasrnya fungsi manajemen digunakan untuk mencapai satu tujuan secara sistematis dengan efektif dan efisien.
Fungsi-fungsi menejemen menurut para ahli:
1.      Menurut Hedry fayol, fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pemberian perintah
d.      Pengordisian
e.       Pengendalian
2.      Menurut L. Gulick, fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanan
b.      Pengorganisasian
c.       Penyusuna kerja
d.      Pengarahan
e.       Pengordinasian
f.       Penyusunan laporan
g.      Pengendalian
3.      Menurut G.R Terry , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Pengorganissasian
c.       Pelaksanaan/pengerakan
d.      Pengendalian
4.      Menurut Ernest Dale , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Penyusunan kerja
d.      Pengarahan
e.       Inovasi
f.       Penyajan laporan
g.      Pengendalian
5.      Menurut koototz dan O’ Donnel , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Prencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Penyusunan kerja
d.      Pengarahan
e.       Pengendalian
6.      Menurut Oey Liang Lie , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pengordinasian
e.       Pengendalian
7.      Menurut Wiliam Newman , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perncanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Perakitan sumber-sumber
d.      Pengarahan
e.       Pengendalian
8.      Menurut James Stoner , fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Memimpin
d.      Peengendalian
9.      Menurut Lois A. Allen, fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a.       Perencanaan
b.      Penyusunan kerja
c.       Memimpin
d.      Pengendalian

Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.[1]
Menurut machali (2012:28) Meskipun mengunakan istilah yang bervariasi, jika dilihat dai bentuk dan isi kegiatannya, sebenarnyafungsi tersebut dikerjakan secara bersamaan dan terkait antara satu dengan yang lainnya. Seperti istilah pemberian peritah, poenyusunan pekerjaan, pengarahan, penyusunan laporan, perakitan sumber-sumber, memimpin dan inovasi adalah bentuk pelaksanaan dari fungsi pengorganisasian. Berbagai nama kegiatan tersebut dapat disederhanakan dalam satu fungsi manajemn yaitu pelaksanaan. Dengan demikian, dalam menyederhanakan–meringkas-perbedaan dan persamaan istilah mengenai fungsi manjemen tersebut secara umum dapat diumuskan fungsi menajem sebagai berikut:
1.      Perencanaan
2.      Pengorganisasian
3.      Pelaksanaan
4.      pengawasan 

B.     Fungsi-Fungsi Manajemen
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang funsi-fungsi manajen:
1.      Fungsi perencanaan (planning)
a.       Pengertian perencanaan
Dalam perfetif pendidikan Combs 1982 mengatakan bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisi sistematis proses perkambangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuia dengan kebutuhan dan tujuan para bawahan dan masyarakatnya. Berdasarkan defenisi diatas dapat ditarik seberapa butir penting dalam menyusun rencana yaitu seprangkat rencana dan kegitan, berhubungan dengan masa depan, proses yang sistematis dan hasil serta tujuan tertentu yang ingin dicapai
Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksaan dan pengendalian, menentukan strategi pelaksanaan kegiatan, menentukan tujuan atau kerangka tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menentukan rencana harus dilakukan secara matang dengan melakukan kajian secara sistematis sesuai dengan kondisi organisasi dan kemampuan sumber daya dengan tetap mengacu pada visi dan misi organisasi. Beberapa hal berikut yang harus diperhatikan dalam melakukan perencanaan antara lain: menetapkan tentang apa yang harus dikerjakn, kapan, dan bagaiman melakukannya, membatasi sasran dan menetapkan pelksanaan-palksanaan kerja untuk mencapai efektifitas maksimum melalui proses penentuan target, mengembangkan alternatif-alternatif rencana, memperpersiakan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan.
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
1)      Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
2)      Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
3)      Keterkaitan antara fase-fase operasional  rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai
4)      Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
5)      Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.[2]

b.      Langkah-langkah dalam merencanakan
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      Menentukan dan merusmuskan tujuan yang hendak dicapai.
2)      Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan.
3)      Mengumpulkan data dan informasi pekerjaan yang akan dilakukan.
4)      Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
5)      Terdapat pertimbangan bagaimana masalah itu dipecahkan dan bagaimana pekerjaan itu akan diselesaikan.
c.       Syarat-syarat perencanaan
Adapun syarat-syarat adalah sebagai berikut:
1)      Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
2)      Bersifat sederhana, realistis dan praktis.
3)      Terinci dan memuat segala yraian serta klasifikasi kegiatan dan rangakaian tindakan sehingga mudah dipahami dan dijalankan.
4)      Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu.
5)      Terdapat perimbangan antara bermacam-macam bidang yang digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.
6)      Diusahakan adanya penghematan tenaga, baiaya, dan waktu serta penggunaan sumberdaya dan dana yang tersedia.
7)      Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.[3]
d.      Tujuan perencanaan
Depdiknas (2006) menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan dilingkup sekolah bertujuan untuk:
1)      Menjamin agar perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko kecil.
2)      Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
3)      Menjanmin terciptanya intergrasi. Sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antar sekolah, dinas kabupaten/kota, antar waktu menjamin kertekaitan antara konsistensi antara perencanaa, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
4)      Mengoptimalkan pertisapasi warga sekolah dan masyarakat.
5)      Menjamin tercapainya penggunaan penggunaan sumber daya secara efesien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.[4]

2.      Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Setelah mendapatkan kepastian tentang tujuan, sumber daya dan teknik / metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana tersebut dapat dikerjakan oleh orang yang ahlinya secara sukses.
Menngorganisasikan adalah proses mengalokasikan dan mendistribusikan perkerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner (1996: 11) menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.[5]
Andang (2014:25) mengartikan pengorganisasian sebagai kegiatan membagi tugas kepada orang-orang yang terlibat dalam kerjasama untuk mempermudah pelaksanan kerja. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian dapat memanfaatkan struktur yang sudah dibentuk dalam organisasi. Artinya diskripsi tugas yang akan dibagikan adalah berdasarkan tugas dan fungsi struktur yang ada dalam suatu organisasi.
Mengorganisasikan berarti:
a.          Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
b.         Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
c.          Menugaskan seseorang atau kelompok dalam suatu tanggung jawab dan fungsi tertentu.
d.         Mendlegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas.[6]
Mengorganisakan sangat penting dalam manajemen karena menbuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaanya dan melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang professional, organisasi dapat mencapai tujuan.
Dalam pengorganisasian terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan, diataranya:
a.       Menetukan tugas-tugas yang harus dilikukan untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Membagi seluruh badan kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksankan oleh perorang atau kelompok
c.       Mengabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien
d.      Meningkatkan mekanisme untuk mengorganisasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis
e.       Melakukan monitoringdan mengambillangkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan serta meningkatkan serta meningkatkan efektifitas.

3.      Fungsi motivasi (motivating)
Motivasi merupakan dorongan untuk berbut untuk menjalakna program, dan untuk bangkit dari keterpurukan .motivasi yang kuat dalam menjalankan suatu program merupakan modal dalam mencapai keberhasilan suatu program. Seorang manajer harus mampu memberikan mativasi kepada anggotanya agar memiliki semangat kerja dalam mencapai keberhasilan.

4.      Fungsi penataan staf(stafing)
Fungsi penataan staf sebenarbya sama dengan fung asembling atau recaurces yaitu fungsi yang dilakukan dengan menempatkan orang-orang untuk melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan dengan mengunakan prinsip menempatkan orang sesuai dengan keahliannya. Kesesuain tugas yang diberikan berdasarkan keahlian akan mendukung pelaksanan tujuan tercapai secara efektif.
5.      Fungsi pengarahan atau komado (directnig atau commanding)
Fungsi ini dilakukan sebagai usaha untuk memberikanbimbingan, sasran dan perintah dalm pelaksanaan tugas masing-masing bawahan agar dapat berjalan sesuai yang direncanakan dan berada pada jalur yang  tetapkan.
6.      Fungsi memimpin ( learging)
Fungsi ini mendorong menejer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam fungsi initerdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan ,antara lain: mengambil keputusan, mengadakan omunikasi agarada bahasa yang sama antar manajer dan bawahan, memberi semangat inpirasi dan dorongan kepada bawahan agar mereka bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggotan kelompoknya dan memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan ynag telah ditetapkan
7.      Fungsi koordinasi ( coordinating).
a.       Hakikat koordinasi
Fungsi ini melakukan kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sehingga tidak terdapat pekerjaan yang sama yang dikerjakan oleh orang yang berbeda. Pada dasarnya koordinasi merupakan proses penyatupaduan kegiatan yang dilakukan pegawai dari berbagai satuan lembaga sehingga dapat berjalan selaras dan serasi, sehingga tujuan lembaga secara keseluruhan dapat diwujudkan secara optimal. Koordinasi bukan merupakan upaya sesaat, tetapi berkesinambungan dan berlangsung terus-menerus untuk menciptakan dan mengembangkan kerjasama serta mempertahankan keserasian dan keselarasan tindakan, antara pegawai maupun unit lembaga sehingga sasaran-sasran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan sesuai dengan rencana.
b.      Karakteristik koordinasi
Handayaningrat (1992) mengemukakan karakteristik koordinasi sebagai berikut:
1)      Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan sehingga dapat dikatakan bahwa pimpinan bisa berhasil jika melakukan koordinasi.
2)      Koordinasi adalah kerjasama. Hal ini disebabkan kerjasama merupakan syarat mutlak terselenggaranya kerjasama.
3)      Koodinasi merupakan proses yang terus-menerus (continue proses), dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga.
4)      Pengturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan koordinasi adalah konsep yang diterapkan didalam kelompok, bukan usaha individu melaikan sejumblah individu yang bekerjasama didalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
5)      Kesetuan tindakan merupaka inti koordinasi. Pimpinan merupakan pimpinan pengatur usaha-usaha dan tindakan-tindakan setiap individu sehingga diperoleh keserasian dalam pencapaian tujuan.
6)      Tujuan koordinasi dalah tujuan bersama (common perpose). Kesatuan usaha yang meminta kesadaran semua pihak untuk berpatisipasi secara aktif melaksnakan tujuan bersama sebagai kelopok sebagai tempat mereka bekerja.
c.       Prinsip koordinasi
Agar koordinasi dapat berjalan degan lancar, perlu diperhatikan lima prinsip berikut:
1)      Koordinasi harus dimulai dari tahap perencanaan.
2)      Hal pertama yang harus diperhatikan dalam koordinasi adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi kepentingan bersama.
3)      Koordinasi merupakan proses yang terus-menerus san berkesinambungan.
4)      Koordinasi merupakan pertemuan-pertemuan bersama untuk mencapai tujuan.
5)      Perbedaan pendapat harus diakui sebagai pengayaan dan harus dikemukakan secara terbuka dan diselidiki dalam kaitannya dengan situasi secara keseluruhan.
d.      Manfaat koordinasi
1)      Menghilangkan dan menghindarkan perasaan terpisahkan antara satu sama lain.
2)      Menghindarkan perasaan atau pendapat bahwa dirinya atau jabatanya merupakan yang paling penting.
3)      Mengurangi dan menghindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan.
4)      Menghindari timbunya rebutan fasilitas.
5)      Mengjindari terjadinya peristiwa menunggu yang memakan waktu lama.
6)      Menghidari kemungkinan terjadinya kekembaran pekerjaan.
7)      Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan.
8)      Menumbuhkan kesadaran manajer untuk saling memberikan bantuan satu sama lain terutama bagi mereka yang berda dalam satu wilayah yang sama.
9)      Menumbuhkan kesadaran manajer untuk saling memberitahu masalah yang dihadapi bersama dalam memecahkannya.
10)  Memberikan jaminan tentang kesatuan langkah diantara manajer dan kariawannya.
11)  Menjamin adanya kesatuan langkah dan tindakan diantara manajer.
12)  Menjamin kesatuan sikap diantara manaejer.
13)  Menjamin kesatuan kebijaksanaan dintara manajer.
e.       Cara melakukan koordinasi.
Sutarto (1983) mengemukakan cara-cara koordinasi adalah sebagai berikut:
1)      Mengadakan pertemuan informal diantara para pejabat.
2)      Membuat pertemuan formal dengan para pejabat.
3)      Membuat edaran berantai kepada para pejabat yang diperlukan.
4)      Membuat penyebaran kartu kepada pera pejabat yang diperlukan.
5)      Mengangkat koordinasi.
6)      Membuat buku pedoman lembag, buku pedoman tat kerja, dan buku pedoman peraturan.
7)      Brhubungan melalui alat penghubung (telepon).
8)      Membuat tanda-tanda.
9)      Membuat simbol.
10)   Membuat kode.
11)  Bernyanyi bersama.[7]

8.      Fungsi pengendalian (conrtoling)
Fungsi pengendalian dilakukan untuk mengadakan penilaian dan koresi mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas. Fungsi ini meliputi penentuan standar, supervisi dan mengukur penampilan atau pelaksaaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[8]

9.      Fungsi pelaporan (reporting)
Fungsi ini mengharuskan semua kegiatan manajemen mulai dari awal sampai akhir harus mulai pelaporan, baik secara tertulis maupun lisan. perkembangan hasil kegiatan atau kendala yang dihadapi dasmpaikan kepada semua komponen yang terlibat dalam aktivitas manjemen sehingga masing-masing dapat mengetahui pencapaian kerja yng telah dilakukan. Kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan direfleksi secara bersama sehingga diharapkan kegiatan dimasa mendatang dapat dihindari atau diminimalisir.






DAFTAR KEPUSTAKAAN

Andang. 2014. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: AR-Ruzz Media
Asmendri .2012. Teori dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/Madrasah. Batusangkar; STAIN Batusangkar
Engkoswara dan Aan Komariah .2011.  Administrasi Pendidikan. Bandung; Alfabeta
Kurniadin, didin, imam machali. 2012.  Manajemen pendidikan. Yogyakarta: AR- Ruzz Media
Mahdi bin Ibrahim.1997.Amanah dalam Manajemen, Jakarta: Pustaka Al Kautsar,
Mulyasa H.E .2012. Manajemen kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta; Bumi Aksara
Robbin dan Coulter, 2007.Manajemen (edisi kedelapan), Jakarta: PT Indeks.
Ramayulis.2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.



[1] Robbin dan Coulter,  2007. Manajemen (edisi kedelapan), (jakartaPT Indeks) hal 9

[2] Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen,( jakarta,Pustaka Al Kautsar,1997) h. 63
[3] Asmendri, Teori dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah/Madrasah (Batusangkar; STAIN Batusangkar, 2012) H. 15-16
[4] Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2011) H. 133
[5] Ibid. H. 94-95
[6]Ibid, H. 95
[7] H.E Mulyasa, Manajemen kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta; Bumi Aksara, 2012) H. 213-220
[8] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta,kalam mulia 2008) h. 274

No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran