Saturday, April 9, 2016

Pengenalan,penempatan dan pemberhentian





MAKALAH
Manajemen Sumberdaya Manusia
Tentang
Pengenalan,penempatan dan pemberhentian
Oleh kelompak 5:
Rhoni
Oktazil Nurdia
Wahyumi Delvika

Dosen:
Drs. Hafulyon, M.M
Rahmi Fitria, M.Pd. I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan  dengan maksud untuk menperkenalkan tenaga kerja  baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam tota litas hubungan pekerjaan, ruang lingkup sekolah, dan berbagai macam kebijakan sekolah yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.
 Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan  dan sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan. Penberhentian kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi.
Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mempelajari bagaimana pengenalan, penempatan dan pemberhentian tenaga kependidikkan dalam lembaga sekolah, maka disini pemakalah mencoba untuk menbahas bagaimana pengenalan, penempatan, pemberhentian dalam lembaga sekolah tersebut.

B.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu:
1.      Agar mengetahui  tujuan pengenalan, program pengenalan, manfaat pengenalan dan tindak lanjut pengenalan
2.      Agar mengetahui apa itu promosi, tansfer, demosi job posting program dan masalah dalam penempatan
3.      Mengetahui pemberhentian dalam lembaga pendidikkan
C.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan tentang tujuan pengenalan, program pengenalan, manfaat pengenalan dan tindak lanjut pengenalan
2.      Menjelaskan apa itu promosi, transfer, demosi, job posting program dan masalah dalam penepatan
3.      Menjelaskan pemberhentian pegawai dalam lembaga pendidikkan









PENGENALAN ,PENEMPATAN DAN PEMBERHENTIAAN
A.    PENGENALAN

Menberikan informasi latar belakang kepada pegawai baru yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan sekolah .[1]
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan  dengan maksud untuk menperkenalkan tenaga kerja  baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas hubungan pekerjaan, ruang lingkup sekolah, dan berbagai macam kebijakan sekolah yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.[2]
Pengenalan adalah menperkenalkan para tenaga kependidikkan dengan peranan dan kedudukan mereka dalam organisasi pada tenaga kenpedidikkan yang lainya [3]

1.      Tujuan Pengenalan
Pengenalan memiliki beberapa tujuan yaitu:
a.       Untuk mengenalkan tenaga kerja baru dengan ruang lingkup sekolah dan kegiatannya.
b.      Untuk menberikan informasi yang di pandang penting tentang peraturan, kebijakan dan ketentuan sekolah.
c.       Untuk menghindari kemungkinan timbulnya kekacauan yang di hadapi  oleh tenaga kerja baru atas tugas dan pekerjaan baru diserahkan kepadanya.
d.      Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya dengan menberikan pengenalan awal secara menyeluruh atas semua kegiatan sekolah.
e.       Untuk menberi kesempatan kepada tenaga kerja baru, untuk menanyakan kesulitan tentang tugas dan pekerjaan mereka.
f.       Untuk menberikan pengertian kepada tenaga kerja baru bahwa mereka adalah salah satu aset sekolah yang dianggaap paling penting.
g.      Untuk menanamkan pengertian dan keyakinan agar tenaga kerja baru merasa seperti rumahnya sendiri. Dan dertanam perasaan memiliki sehingga mereka dapat bekerja dengan aman, nyaman dan penuh loyalitas.
2.      Program Pengenalan dan Manfaatnya
a.      Program Pengenalan
Secara resmi program pengenalan berada di bawah tanggung jawab depertemen SDM. Program pengenalan ini dilaksanakan pada tenaga kenpedidikkan baru karena permasalahan dalam pengenalan dapat digolongkan dalam kedua ketegori besar yaitu topik yang menarik perhatian para pegawai baru, dan permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus.
Menampilkan topik yang biasa ada dalam program pengenalan, menyangkut masalah perusahaan dalam keuntungannya bagi tenaga kependidikkan adalah masalah umum bagi pegawai baru yang biasanya dijelaskan oleh depertemen SDM. Permasalahan sekolah dan keuntungan tersebut biasanya telah di tuangkan dalam sebuah buku panduan pegawai yang mengambarkan kebijakan sekolah , aturan sekolah, keuntungan dan data lain.
Sebagai tambahan dari prestasi depertemen SDM, pengenalan dilanjutkan dengan pegawai baru yang menberikan penjelasan tentang pekerjaan. Pada tahap ini pegawai baru di perkenalkan dengan rekan –rekan kerjanya.hasil penelitian pada sekolah – sekolah masalah-masalah yang diberikan dalam program pengenalan di setiap sekolah terutama pegawai baru yang belum berpengelaman bekerja di sekolah pada umumnya meliputi:
1.      Masalah sekolah
a)      Sejarah sekolah
b)      Visi dan misi sekolah
c)      Struktur organisasi
d)     Posisi sekolah saat ini
e)      Fasilitas yang ada pada sekolah dan letaknya
f)       Fasilitas pelayanan yang di sediakan
g)      Penjelasan ringkas makanisme kerja
h)      Peraturan dan kebijakan sekolah
i)        Peraturan di siplin
j)        Buku pedoman pegawai
k)      Prosedur dan fasilitas keamanan
2.      Keuntungan Pegawai
a)      Waktu pembayaran kompensasi kerja
b)      Perhitungan atau rinciaan kompensasi
c)      Liburandan cuti
d)     Hak beristirahat
e)      Peluang mendapatkan dan pelatihan
f)       Fasilitas asuransi untuk jaminan kesehatan
g)      Program pensiunan
3.      Perkenalan
a)      Kepada pemimpin
b)      Kepada pelatih
c)      Kepada rekan kerja
d)     Kepada pembibing pegawai


4.      Tugas-tugas karyawan
a)      Lokasi kerja
b)      Uraian  tugas dan tanggung jawab
c)      Peralatan keselamatan kerja
d)     Tujuan pekerjaan
e)      Hubungan dengan unit kerja lain
f)       Hubungan dengan pegawai lain

b.      Manfaat Pengenalan
Manfat yang di rasakan kebanyakan bekisar tentang berkurangnya kecemasan tenaga kependidikkan baru. Dengan kecamasan yang berkurang, para tenaga kependikkan dapat belajar lebih baik. Pengaburan masalah oleh teman sekerja atau keritikan dari pemimpin dapat diatasi karena tenaga kependidikkan yang dapat mengikuti pengenalan dengan baik menpunyai harapan yang lebih baik. Hasilnya adalah bahwa perhatiaan lebih kecil dari pemimpin dan teman sekerja, kinerjanya lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk berhenti.

1.      Tindak Lanjut Pengenalan
Program pengenalan yang sukses di teruskan dengan tindak lanjut yang di butuhkan oleh pegawai baru kerena mereka sering tidak dapat mengingat apa-apa yang di informasikan dalam masa pengenalan. Pemimpin atau kepala sekolah menanggung langinya dengan rapat tidak resmi untuk meminta pegawai menberikan keritik dan saran tentang kelemahan program pengenalan. Kelemahan-kelemahan tersebut mungkin berupa topik tentang pegawai-pegawai  mana yang mermelukan lebih banyak informasi. Dan pertemuan langsung antara pemimpin atau kepala sekolah dengan pegawai merupakan langkah terpenting dari tindak lanjut progran pengenalan. Pemimpin meyakini bahwa mereka sering melakukan tindak lanjut, tetapi banyak pegawai  baru yang dapat menerima langkah pemimpin itu sebagai suatu tindakan yang benar. Dan dalam  tindak lanjut pengenalan ini kita bisa memecahkan masalah atau kendala- kendala yang di hadapi oleh pegawai baru secara bersama.[4]








A.    PENEMPATAN
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.dan pemberiaan tugas dan pekerjaan kepada pegawai baru yang lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara continue dan wewenang serta tanggung jawab yang melekat seperti porsi dan komposisi yaang di tetapkan serta mampu menpertanggung jawabkan segala resiko yang mukin terjadi atas tugaas dan pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab tersebut.

1.      Promosi
Promosi terjadi apabilaa seorang pegawai di pindahkan  dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam penbayaran, tanggung jawab. Umumnya di berikan penghargaan, hadiah atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan muncul dua permasalahan.
      Pertama, yaitu ketika pembuat keputusan dapat menbedakan antara pegawai yang kuat dan lemah secara objektif. Hal ini terjadi kalau pegawai terbaik adalah anggota dari suatu grup tertentu yang di lindungi dan penbuat keputusan adalah seorang prejudice. Pembuat keputusan tidak seharusnyaa mengikuti prasanggka atau perasaan pribadinya untuk menpengaruhi kegiatan promosi. Kalau kegiatan promosi di dasarkan pada kepentingan pribadi SDM sekolah akan didominisi oleh orang-orang yang tidak berkopetan, pada akhirnya kinerja sekolah akan menurun.
Permasalahan kedua adalah Peter Principle atau prinsip Peter, yang menyatakan bahwa secara hierarki manusia cendrung untuk terus meningkatkan tingkaat kopentensinya. Meskipun tidak selalu benar pripsip tersebut menyatakan bahwa baik kinerja seseorang pada bidang tertentu belum tentu baik juga pada bidang kerja lain.
Dalam beberapa hal pada umumnya pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior di sini adalah pekerja yang menpunyai masa kerja paling lama di lembaga sekolah tersebut. Kelebihan pendekatan ini adalah adanya prinsip objektif. Pegawai akan di promosikan di tentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada sekolah.Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau mengurangi promosiyang menyimpang memerlukan pengelolaan untuk mengembangkan senioritas pekerja karena mereka akan di promosikan sebagaimana mestinya. Promosi sistem sonioritas biasanya di batasi pada pekerja yang di gaji berdasarkan jam kerja.

2.      Tranfer dan Demosi
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan penempatan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah. Transfer terjadi kalau seorang tenaga kerja di pindahkan dari suatu bidang ke bidang lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang pegawai di pindahkan dari sutu posisi ke posisi lainya yang lebih rendah tingkatnnya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tinggkat strukturnya.
      Dengan memindahkan seseorang pegawai  ke bidang kerja tertentu, bukan promosi, juka bakan demosi, para pemimpin atau kepala sekolah dapat melakukan perbaikan pemanfaatan SDM yang ada. Transfer bahkan mungkin lebih bermanfaat bagi tenaga pegawai, karena pengalaman kerja mereka akan bertambah dan menpunyai keahlian baru dan dalam perpektif yang berbeda mereka juga akan menjadi pegawai yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk di promosikan di masa mendatang. Transfer juga akan menperbiki motivasi dan kepuasan induvidu, terutama ketika pegawai  tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama. Bahkan jika itu hanya hambatan tinggal sedikit saja, maka traansfer juga paling tidak menberikan berbegai variasi kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.
Demosi jarang menimbulkan hasil yang positif bagi seorang pegawai. Biasanya hal tersebut terjadi karena masalah kedisiplinan, pegawai didemosi karena kinerja yang tidak baaik, atau kerena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu sering absen atau tidak hadir. Satu permasalahan akan timbul akibat  akan timbul akibat  demosi, demosi, yaitu tenaga kependidikkan mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau yang lebih jelek dari itu yang akhirnya dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar yang di sebabkan oleh keputusan demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral pegawai yang lainya.
      Pada dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau memacu, pegawai yang tidak dapat mengerjakan tugasnya.

3.      Job Posting Programs
Job posting programs menberikan informasi kepada pegawai tentang pembukaan lowongan kerja dan peryararatannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut mengundang para pegyang mawai emenuhi syarat untuk melamarnya. Biasnya di umumkan melalui bulletin atau surat kabar  maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya di ambil dari informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonnan diri ataupun dengan rekomondasi suverpisor, pegawai yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada depertemen SDM tujuan program atau job posting ini adalah untuk menberikan dorongan bagi pegawai yang mencari promosi dan transfer serta menbantu depertemen SDM dalam mengisi jabatan internal dengan demikian, job posting dapat menpertemukan antara kepentingan sekolah dengan kepentingaan tenagaa kependidikkan. Namun pekerjaan pada leval yang lebih tinggi dapat pula di umumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan para pegawai yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja  dalam sekolah.
Walaupun kebanyakan pencari pekerjaan itu mencari promosi, tetapi banyak pencalon diri itu mencari transfer untuk menperluas keterampilan atau alasan pribadi.

4.      Beberapa Masalah dalam Penepatan
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi, SDM yaitu efektivitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.
a.      Efektivitas
Efektivitas penempatan harus manpu meminimalisasi kemungkinan terjadinya kekacauan bagi tenaga kependidikkan dan sekolah. Untuk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi
.
b.      Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal. Pemberhentian dapat ditentang bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak hadil. Juga tidak boleh bertentangandengan kebijakan publik.
Penempatan yang merugikan ( seperti transfer, demosi, dan saparasi) dilarang bagi tenaga kependidikkan yang menerapkan hak-hak sesuai UU.
Jika penempatan menguntungkan pekerja, promosi misalnya, keputusan tersebut tidak ada konsekuensi negatif bagi pekerja. Tetapi transfer, demosi dan pemutusan kerja yang sifatnya tidak sekurela harus dilakukan sesuai dengan hukum, prosedur, dan alasan  yang adil. UU ketenaga kerjaan mengharuskan sekolah menberikan perawatan dan kesehatan atas biaya sekolah bagi matan tenaga kependidikkan. Biaya ini di berikan bagi tenaga kependidikkan yang berhenti atas alasan apapun. Kegagalan memenuhi tuntutan ini dapaat menimbulkan akibat hukum yanh mahal.
c.       Pencegahan Seperasi (PHK)  
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan seperasi. Ketika depertemen SDM dapat mencegah sekolah kehilangan SDM yang bernilai, maka uang yang di tanam dalam rekrutmen seleksi, pengenalan dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat di hemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.
Meskipun jumlah menimum dari attrisi menjamin suatu arus tenaga kependidikkan baru ke dalam suatu sekolah dan kesempatam promosi untuk hal ini sudah ada, tiap-tiap tenaga kependidikkan yan di berhentikan.

B.     PEMBERHETIAN
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan  dan sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan. Penberhentian kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi. Peranan depertemen SDM adalah mencari cara yang terbaik untuk melakukan pemutusan ini sehingga akibat buruk bagi induvidu dan sekolah bisa diminimalisir. Bentuk-bentuk hubungan kerja dapar berupa absen temporer, atrisi layoff dan penghentian.
1.      Meninggalkan Pekerjaan Sementara (Cuti)
Meninggalkan pekerjaan sementara atau disebut juga dengan cuti, karena tenaga kependidikkan menbutuhkan waktu sementara untuk tidak bekerja. Alasannya mungkin kerena kesehatan,masalah keluarga, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.
2.      Pengurangan
Pengerungan atau Atrisi adalah pengerungan normal kerena pengunduran diri, pensiun atau kematian. Pengunduran ini dilakukan dari pihak pekerja sendiri, bukan dari sekolah. Alasan utama atrrisi ini adalah pengunduran diri yang bersifat sukarela.
            Walaupun atrrusi merupakan cara lambat untuk mengurangi tenaga kerja, cara ini paling sedikit menimbulkan masalah. Dalam kondisi ini bagi depertemen SDM memukinkan sekolah untuk lebih bergangtung pada atrrisi daripada layoff, karena depertemen SDM dapat menproyesikan surplus tenaga. Namun, depertemen SDM dapat menyarankan adanya pembekuan penerimaan sampai jumlah tenaga berkurang dengan adanya seperasi secara sukerela. Dalam waktu yang cukup, atrrisi dalam waktu yaang cukup, atrrisi ini dapat mengurangi suplus yang di duga tadi.
3.      Pengendurun Diri Sementara
Pengunduran diri atau leyoff merupakan permintaan pengunduran dari yang di tawarkan pemimpin kepada bawahanya  kerena alasan bisnis dan ekonomis.
4.      Pemecatan ( Penghentian Hubungan Kerja)
Sudah tentu, tenaga kependidikkan di berhentikan melalui pemutusan hubungan kerja. Istilah terminasi sangat luas cakupanya dengan menyangkut pemberhentian yangbersifat tetap oleh sekolah karena alasan. Istilah ini biasanya menpunyai kesan bahwa seorang tenaga kependidikkan di hukum karena alasan disiplin.  Apabila seseorang di berhentikan kerana alasan bisnis atau alasan ekonomi lainya biasanya disebut layoff tetapi kadang-kadang pemimpin perlu menberentikan bawahannya karena alasan bisnis dan tidak ada rencana untuk mengangkat kembali, kondisi ini lebih tepat disebut terminasi dari pada layoff. [5]





























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pengenalan adalah Menberikan informasi latar belakang kepada tenaga kependidikan   baru yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan sekolah. Dan dalam pengenalan terdapat tujuan pengenalan, program pengenalan manfaatnya,dan tindak lanjut pengenalan.
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dan dalam penempatan terdapat promosi, transfer, demosi, job posting program dan masalah dalam penepatan.
 Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan  dan sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan.

B.     SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat banyak kekurangan, maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.








DAFTAR PUSTAKA


Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia,  Jakarta Barat : Permata Puri Media 2010
Komang, Mujiati, Ni Wayani, Manajemen Sumber Daya Manusia,  Yogyakarta:Graha Ilmu 2012
Ike Kusdyah Rachmawati, manaajemen sumber daya manusia,Yogyakarta:Andi 2005
Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2009




[1] Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta Barat : Permata Puri Media 2010) hal 278
[2] Komang, Mujiati, Ni Wayani, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Yogyakarta:Graha Ilmu 2012) hal 86
[3] Ike Kusdyah Rachmawati, manaajemen sumber daya manusia,Yogyakarta:Andi 2005) hal 109
[4] Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2009) hal196-197
[5] Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2009)hal 198-2010

No comments:

Post a Comment

Organisasi Perkantoran

  Organisasi Perkantoran