Manajemen Sumberdaya Manusia
Tentang
Pengenalan,penempatan dan pemberhentian
Oleh kelompak
5:
Rhoni
Oktazil
Nurdia
Wahyumi
Delvika
Dosen:
Drs.
Hafulyon, M.M
Rahmi Fitria,
M.Pd. I
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pengenalan
merupakan kegiatan yang dilaksanakan
dengan maksud untuk menperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan
merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam tota litas
hubungan pekerjaan, ruang lingkup sekolah, dan berbagai macam kebijakan sekolah
yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan
pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu lembaga sekolah untuk menentukan
lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja
adalah keputusan dari induvidu dan dan
sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga
kependidikkan. Penberhentian kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin,
ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi.
Oleh
karena itu, kita perlu memahami dan mempelajari bagaimana pengenalan,
penempatan dan pemberhentian tenaga kependidikkan dalam lembaga sekolah, maka
disini pemakalah mencoba untuk menbahas bagaimana pengenalan, penempatan,
pemberhentian dalam lembaga sekolah tersebut.
B. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari
pembahasan ini yaitu:
1. Agar mengetahui tujuan pengenalan, program pengenalan,
manfaat pengenalan dan tindak lanjut pengenalan
2. Agar mengetahui apa itu promosi,
tansfer, demosi job posting program dan masalah dalam penempatan
3. Mengetahui pemberhentian dalam lembaga
pendidikkan
C. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang tujuan pengenalan,
program pengenalan, manfaat pengenalan dan tindak lanjut pengenalan
2. Menjelaskan apa itu promosi, transfer,
demosi, job posting program dan masalah dalam penepatan
3. Menjelaskan pemberhentian pegawai dalam
lembaga pendidikkan
PENGENALAN ,PENEMPATAN DAN PEMBERHENTIAAN
A.
PENGENALAN
Menberikan
informasi latar belakang kepada pegawai baru yang di butuhkan untuk melakukan
pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan sekolah
.[1]
Pengenalan
merupakan kegiatan yang dilaksanakan
dengan maksud untuk menperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan
merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas
hubungan pekerjaan, ruang lingkup sekolah, dan berbagai macam kebijakan sekolah
yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.[2]
Pengenalan
adalah menperkenalkan para tenaga kependidikkan dengan peranan dan kedudukan
mereka dalam organisasi pada tenaga kenpedidikkan yang lainya [3]
1.
Tujuan Pengenalan
Pengenalan memiliki beberapa tujuan
yaitu:
a. Untuk mengenalkan tenaga kerja baru
dengan ruang lingkup sekolah dan kegiatannya.
b. Untuk menberikan informasi yang di
pandang penting tentang peraturan, kebijakan dan ketentuan sekolah.
c. Untuk menghindari kemungkinan timbulnya
kekacauan yang di hadapi oleh tenaga
kerja baru atas tugas dan pekerjaan baru diserahkan kepadanya.
d. Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya
dengan menberikan pengenalan awal secara menyeluruh atas semua kegiatan
sekolah.
e. Untuk menberi kesempatan kepada tenaga
kerja baru, untuk menanyakan kesulitan tentang tugas dan pekerjaan mereka.
f. Untuk menberikan pengertian kepada
tenaga kerja baru bahwa mereka adalah salah satu aset sekolah yang dianggaap
paling penting.
g. Untuk menanamkan pengertian dan keyakinan
agar tenaga kerja baru merasa seperti rumahnya sendiri. Dan dertanam perasaan
memiliki sehingga mereka dapat bekerja dengan aman, nyaman dan penuh loyalitas.
2.
Program Pengenalan dan Manfaatnya
a.
Program Pengenalan
Secara resmi program pengenalan berada
di bawah tanggung jawab depertemen SDM. Program pengenalan ini dilaksanakan pada
tenaga kenpedidikkan baru karena permasalahan dalam pengenalan dapat
digolongkan dalam kedua ketegori besar yaitu topik yang menarik perhatian para
pegawai baru, dan permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus.
Menampilkan topik yang
biasa ada dalam program pengenalan, menyangkut masalah perusahaan dalam
keuntungannya bagi tenaga kependidikkan adalah masalah umum bagi pegawai baru
yang biasanya dijelaskan oleh depertemen SDM. Permasalahan sekolah dan
keuntungan tersebut biasanya telah di tuangkan dalam sebuah buku panduan
pegawai yang mengambarkan kebijakan sekolah , aturan sekolah, keuntungan dan
data lain.
Sebagai tambahan dari
prestasi depertemen SDM, pengenalan dilanjutkan dengan pegawai baru yang
menberikan penjelasan tentang pekerjaan. Pada tahap ini pegawai baru di
perkenalkan dengan rekan –rekan kerjanya.hasil penelitian pada sekolah –
sekolah masalah-masalah yang diberikan dalam program pengenalan di setiap sekolah
terutama pegawai baru yang belum berpengelaman bekerja di sekolah pada umumnya
meliputi:
1.
Masalah sekolah
a) Sejarah sekolah
b) Visi dan misi sekolah
c) Struktur organisasi
d) Posisi sekolah saat ini
e) Fasilitas yang ada pada sekolah dan
letaknya
f) Fasilitas pelayanan yang di sediakan
g) Penjelasan ringkas makanisme kerja
h) Peraturan dan kebijakan sekolah
i)
Peraturan
di siplin
j)
Buku
pedoman pegawai
k) Prosedur dan fasilitas keamanan
2.
Keuntungan Pegawai
a) Waktu pembayaran kompensasi kerja
b) Perhitungan atau rinciaan kompensasi
c) Liburandan cuti
d) Hak beristirahat
e) Peluang mendapatkan dan pelatihan
f) Fasilitas asuransi untuk jaminan
kesehatan
g) Program pensiunan
3.
Perkenalan
a) Kepada pemimpin
b) Kepada pelatih
c) Kepada rekan kerja
d) Kepada pembibing pegawai
4.
Tugas-tugas karyawan
a) Lokasi kerja
b) Uraian
tugas dan tanggung jawab
c) Peralatan keselamatan kerja
d) Tujuan pekerjaan
e) Hubungan dengan unit kerja lain
f) Hubungan dengan pegawai lain
b.
Manfaat Pengenalan
Manfat yang di rasakan
kebanyakan bekisar tentang berkurangnya kecemasan tenaga kependidikkan baru.
Dengan kecamasan yang berkurang, para tenaga kependikkan dapat belajar lebih
baik. Pengaburan masalah oleh teman sekerja atau keritikan dari pemimpin dapat
diatasi karena tenaga kependidikkan yang dapat mengikuti pengenalan dengan baik
menpunyai harapan yang lebih baik. Hasilnya adalah bahwa perhatiaan lebih kecil
dari pemimpin dan teman sekerja, kinerjanya lebih baik, dan lebih kecil
kemungkinannya untuk berhenti.
1.
Tindak Lanjut Pengenalan
Program pengenalan yang
sukses di teruskan dengan tindak lanjut yang di butuhkan oleh pegawai baru
kerena mereka sering tidak dapat mengingat apa-apa yang di informasikan dalam
masa pengenalan. Pemimpin atau kepala sekolah menanggung langinya dengan rapat
tidak resmi untuk meminta pegawai menberikan keritik dan saran tentang
kelemahan program pengenalan. Kelemahan-kelemahan tersebut mungkin berupa topik
tentang pegawai-pegawai mana yang
mermelukan lebih banyak informasi. Dan pertemuan langsung antara pemimpin atau
kepala sekolah dengan pegawai merupakan langkah terpenting dari tindak lanjut
progran pengenalan. Pemimpin meyakini bahwa mereka sering melakukan tindak
lanjut, tetapi banyak pegawai baru yang
dapat menerima langkah pemimpin itu sebagai suatu tindakan yang benar. Dan
dalam tindak lanjut pengenalan ini kita
bisa memecahkan masalah atau kendala- kendala yang di hadapi oleh pegawai baru
secara bersama.[4]
A.
PENEMPATAN
Penempatan
adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu
lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya.dan pemberiaan tugas dan pekerjaan kepada pegawai
baru yang lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara continue dan wewenang
serta tanggung jawab yang melekat seperti porsi dan komposisi yaang di tetapkan
serta mampu menpertanggung jawabkan segala resiko yang mukin terjadi atas
tugaas dan pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab tersebut.
1.
Promosi
Promosi terjadi apabilaa seorang pegawai
di pindahkan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam penbayaran, tanggung jawab. Umumnya di
berikan penghargaan, hadiah atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan
muncul dua permasalahan.
Pertama, yaitu ketika pembuat keputusan
dapat menbedakan antara pegawai yang kuat dan lemah secara objektif. Hal ini terjadi
kalau pegawai terbaik adalah anggota dari suatu grup tertentu yang di lindungi
dan penbuat keputusan adalah seorang
prejudice. Pembuat keputusan tidak seharusnyaa mengikuti prasanggka atau
perasaan pribadinya untuk menpengaruhi kegiatan promosi. Kalau kegiatan promosi
di dasarkan pada kepentingan pribadi SDM sekolah akan didominisi oleh
orang-orang yang tidak berkopetan, pada akhirnya kinerja sekolah akan menurun.
Permasalahan kedua adalah Peter Principle atau prinsip Peter, yang menyatakan bahwa secara
hierarki manusia cendrung untuk terus meningkatkan tingkaat kopentensinya.
Meskipun tidak selalu benar pripsip tersebut menyatakan bahwa baik kinerja
seseorang pada bidang tertentu belum tentu baik juga pada bidang kerja lain.
Dalam beberapa hal pada
umumnya pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior di sini
adalah pekerja yang menpunyai masa kerja paling lama di lembaga sekolah
tersebut. Kelebihan pendekatan ini adalah adanya prinsip objektif. Pegawai akan
di promosikan di tentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada
sekolah.Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi promosiyang menyimpang memerlukan pengelolaan untuk mengembangkan
senioritas pekerja karena mereka akan di promosikan sebagaimana mestinya.
Promosi sistem sonioritas biasanya di batasi pada pekerja yang di gaji
berdasarkan jam kerja.
2.
Tranfer dan Demosi
Transfer dan demosi
adalah dua kegiatan penempatan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah.
Transfer terjadi kalau seorang tenaga kerja di pindahkan dari suatu bidang ke
bidang lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab,
maupun tingkat strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang pegawai di pindahkan
dari sutu posisi ke posisi lainya yang lebih rendah tingkatnnya, baik tingkat
gaji, tanggung jawab, maupun tinggkat strukturnya.
Dengan
memindahkan seseorang pegawai ke bidang
kerja tertentu, bukan promosi, juka bakan demosi, para pemimpin atau kepala
sekolah dapat melakukan perbaikan pemanfaatan SDM yang ada. Transfer bahkan
mungkin lebih bermanfaat bagi tenaga pegawai, karena pengalaman kerja mereka
akan bertambah dan menpunyai keahlian baru dan dalam perpektif yang berbeda
mereka juga akan menjadi pegawai yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat
untuk di promosikan di masa mendatang. Transfer juga akan menperbiki motivasi
dan kepuasan induvidu, terutama ketika pegawai tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas
yang lama. Bahkan jika itu hanya hambatan tinggal sedikit saja, maka traansfer
juga paling tidak menberikan berbegai variasi kerja yang dapat meningkatkan
kepuasan kerja.
Demosi jarang
menimbulkan hasil yang positif bagi seorang pegawai. Biasanya hal tersebut
terjadi karena masalah kedisiplinan, pegawai didemosi karena kinerja yang tidak
baaik, atau kerena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu sering
absen atau tidak hadir. Satu permasalahan akan timbul akibat akan timbul akibat demosi, demosi, yaitu tenaga kependidikkan
mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau yang lebih jelek dari itu yang
akhirnya dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar yang di sebabkan oleh
keputusan demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral pegawai
yang lainya.
Pada
dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau memacu,
pegawai yang tidak dapat mengerjakan tugasnya.
3.
Job Posting Programs
Job posting programs
menberikan informasi kepada pegawai tentang pembukaan lowongan kerja dan
peryararatannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut mengundang para pegyang
mawai emenuhi syarat untuk melamarnya. Biasnya di umumkan melalui bulletin atau
surat kabar maupun elektronik.
Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya di ambil dari informasi analisis
pekerjaan, melalui pencalonnan diri ataupun dengan rekomondasi suverpisor,
pegawai yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada depertemen SDM tujuan program
atau job posting ini adalah untuk menberikan dorongan bagi pegawai yang mencari
promosi dan transfer serta menbantu depertemen SDM dalam mengisi jabatan
internal dengan demikian, job posting dapat menpertemukan antara kepentingan
sekolah dengan kepentingaan tenagaa kependidikkan. Namun pekerjaan pada leval
yang lebih tinggi dapat pula di umumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan
persamaan kesempatan pekerjaan para pegawai yakin bahwa mereka dapat mengisi
pekerjaan apa saja dalam sekolah.
Walaupun kebanyakan
pencari pekerjaan itu mencari promosi, tetapi banyak pencalon diri itu mencari
transfer untuk menperluas keterampilan atau alasan pribadi.
4.
Beberapa Masalah dalam Penepatan
Terdapat tiga hal yang
mendasari keputusan penempatan bagi, SDM yaitu efektivitas, tuntutan hukum, dan
prevensi PHK.
a.
Efektivitas
Efektivitas penempatan
harus manpu meminimalisasi kemungkinan terjadinya kekacauan bagi tenaga
kependidikkan dan sekolah. Untuk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan
transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi
.
b.
Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan
kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis disebut hubungan kerja
sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak harus memberitahukan
apabila hubungan itu berakhir.
Larangan lain dapat
diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal. Pemberhentian dapat ditentang
bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak hadil. Juga tidak boleh
bertentangandengan kebijakan publik.
Penempatan yang
merugikan ( seperti transfer, demosi, dan saparasi) dilarang bagi tenaga kependidikkan
yang menerapkan hak-hak sesuai UU.
Jika penempatan
menguntungkan pekerja, promosi misalnya, keputusan tersebut tidak ada
konsekuensi negatif bagi pekerja. Tetapi transfer, demosi dan pemutusan kerja
yang sifatnya tidak sekurela harus dilakukan sesuai dengan hukum, prosedur, dan
alasan yang adil. UU ketenaga kerjaan
mengharuskan sekolah menberikan perawatan dan kesehatan atas biaya sekolah bagi
matan tenaga kependidikkan. Biaya ini di berikan bagi tenaga kependidikkan yang
berhenti atas alasan apapun. Kegagalan memenuhi tuntutan ini dapaat menimbulkan
akibat hukum yanh mahal.
c.
Pencegahan Seperasi (PHK)
Salah satu bidang
kreatif MSDM adalah upaya pencegahan seperasi. Ketika depertemen SDM dapat
mencegah sekolah kehilangan SDM yang bernilai, maka uang yang di tanam dalam
rekrutmen seleksi, pengenalan dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat di
hemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.
Meskipun jumlah menimum
dari attrisi menjamin suatu arus
tenaga kependidikkan baru ke dalam suatu sekolah dan kesempatam promosi untuk
hal ini sudah ada, tiap-tiap tenaga kependidikkan yan di berhentikan.
B.
PEMBERHETIAN
Pemberhentian
atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan dan sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh
sekolah dengan atau tenaga kependidikkan. Penberhentian kerja dapat di dorong
oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi. Peranan depertemen
SDM adalah mencari cara yang terbaik untuk melakukan pemutusan ini sehingga
akibat buruk bagi induvidu dan sekolah bisa diminimalisir. Bentuk-bentuk
hubungan kerja dapar berupa absen temporer, atrisi
layoff dan penghentian.
1.
Meninggalkan Pekerjaan Sementara (Cuti)
Meninggalkan pekerjaan sementara atau disebut
juga dengan cuti, karena tenaga kependidikkan menbutuhkan waktu sementara untuk
tidak bekerja. Alasannya mungkin kerena kesehatan,masalah keluarga, pendidikan,
rekreasi dan lain-lain.
2.
Pengurangan
Pengerungan atau Atrisi adalah pengerungan normal kerena pengunduran diri, pensiun
atau kematian. Pengunduran ini dilakukan dari pihak pekerja sendiri, bukan dari
sekolah. Alasan utama atrrisi ini
adalah pengunduran diri yang bersifat sukarela.
Walaupun
atrrusi merupakan cara lambat untuk mengurangi tenaga kerja, cara ini paling
sedikit menimbulkan masalah. Dalam kondisi ini bagi depertemen SDM memukinkan
sekolah untuk lebih bergangtung pada atrrisi
daripada layoff, karena depertemen
SDM dapat menproyesikan surplus tenaga. Namun, depertemen SDM dapat menyarankan
adanya pembekuan penerimaan sampai jumlah tenaga berkurang dengan adanya
seperasi secara sukerela. Dalam waktu yang cukup, atrrisi dalam waktu yaang cukup, atrrisi ini dapat mengurangi suplus yang di duga tadi.
3.
Pengendurun Diri Sementara
Pengunduran diri atau leyoff merupakan permintaan pengunduran
dari yang di tawarkan pemimpin kepada bawahanya
kerena alasan bisnis dan ekonomis.
4.
Pemecatan ( Penghentian Hubungan Kerja)
Sudah tentu, tenaga kependidikkan di
berhentikan melalui pemutusan hubungan kerja. Istilah terminasi sangat luas
cakupanya dengan menyangkut pemberhentian yangbersifat tetap oleh sekolah
karena alasan. Istilah ini biasanya menpunyai kesan bahwa seorang tenaga
kependidikkan di hukum karena alasan disiplin.
Apabila seseorang di berhentikan kerana alasan bisnis atau alasan
ekonomi lainya biasanya disebut layoff
tetapi kadang-kadang pemimpin perlu menberentikan bawahannya karena alasan
bisnis dan tidak ada rencana untuk mengangkat kembali, kondisi ini lebih tepat
disebut terminasi dari pada layoff. [5]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengenalan adalah
Menberikan informasi latar belakang kepada tenaga kependidikan baru yang di butuhkan untuk melakukan
pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan sekolah.
Dan dalam pengenalan terdapat tujuan pengenalan, program pengenalan
manfaatnya,dan tindak lanjut pengenalan.
Penempatan adalah
proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam suatu
lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Dan dalam penempatan terdapat promosi,
transfer, demosi, job posting program dan masalah dalam penepatan.
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja
adalah keputusan dari induvidu dan dan
sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga
kependidikkan.
B.
SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini sangat banyak kekurangan, maka dari itu, penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun makalah ini
agar bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Gary
Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Barat : Permata Puri Media 2010
Komang,
Mujiati, Ni Wayani, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta:Graha Ilmu 2012
Ike
Kusdyah Rachmawati, manaajemen sumber
daya manusia,Yogyakarta:Andi 2005
Veithzal
Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2009
[1]
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya
Manusia, ( Jakarta Barat : Permata Puri Media 2010) hal 278
[2]
Komang, Mujiati, Ni Wayani, Manajemen
Sumber Daya Manusia, ( Yogyakarta:Graha Ilmu 2012) hal 86
[3]
Ike Kusdyah Rachmawati, manaajemen sumber
daya manusia,Yogyakarta:Andi 2005) hal 109
[4]
Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2009) hal196-197
[5]
Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2009)hal 198-2010
No comments:
Post a Comment